Inovasi Borondong Enten Berbasis Beras Sorgum
Abstract
Penggunaan sorgum (Sorghum bicolor) sebagai bahan makanan sehari-hari di daerah kita masih belum banyak. Padahal, tanaman ini punya banyak kelebihan, seperti seratnya tinggi, tidak mengandung gluten, dan tahan di lahan yang kurang air. Penelitian ini punya tujuan untuk membuat kreasi borondong enten—makanan ringan khas Sunda—dengan mengganti beras ketan dengan sorgum, serta mengganti gula merah dengan kurma sebagai pemanis alami yang lebih baik untuk kesehatan. Cara yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mencoba berbagai resep dan melakukan tes rasa pada 25 orang yang terdiri dari akademisi, orang yang bekerja di industri makanan, dan masyarakat umum. Hasilnya menunjukkan bahwa resep yang paling bagus adalah dengan memakai 70% sorgum dan 30% beras ketan. Kombinasi ini menghasilkan tekstur yang pas, tidak terlalu keras tapi tetap lembut, serta rasa manis alami dari kurma yang disukai banyak orang. Dari tes rasa, diketahui bahwa sebagian besar responden suka dengan rasa, warna, aroma, tekstur, dan tampilan produk ini. Produk ini dinilai punya potensi besar sebagai camilan sehat dari bahan lokal yang ramah lingkungan dan bisa dijual dengan harga lebih tinggi dari produk sejenis yang ada di pasaran. Selain itu, produk ini juga bisa membantu meningkatkan penggunaan sorgum sebagai pengganti bahan makanan lain, memperkuat ketahanan pangan di daerah, serta membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya makan makanan sehat dari bahan alami lokal.
Kata kunci: Sorgum, Borondong Enten, Kurma, Inovasi pangan, Pangan lokal
References
I.M. Astawan, Biji-bijian: Kaya Gizi dan Serat. Jakarta: Penebar Swadaya, 2009, pp. 45–60.
M. Astawan and A. Leomitro, “Biji-bijian sebagai Sumber Pangan Fungsional,” Jurnal Pangan dan Gizi, vol. 10, no. 2, pp. 115–124, Apr. 2009.
S.W. Septarina and O.A. Pratama, “Potensi Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata di Jawa,” Jurnal Pariwisata Nusantara, vol. 3, no. 1, pp. 22– 31, Jan. 2017.
H. Rifa’i, S. Ashari, and D. Damanhuri, “Sorgum sebagai Alternatif Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan,” Agrin, vol. 19, no. 2, pp. 90–97, Jul. 2015.
A. Rahmawati and Y. Silviana, “Pemanfaatan Kurma Sebagai Pemanis Alami pada Produk Pangan,” Jurnal Gizi dan Kesehatan, vol. 11, no. 1, pp. 15– 22, Mar. 2019.
S.C. Dewi and H. Muallimah, “Borondong Sebagai Makanan Tradisional Jawa Barat,” Jurnal Kuliner Tradisional, vol. 5, no. 2, pp. 40–47, Oct. 2019.
S. Rustiyanti, W. Listiani, and G. Gymnastiar, “Inovasi Produk Borondong untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi,” Jurnal Ekonomi Kreatif, vol. 2, no. 1, pp. 8–15, Jan. 2023.
Winarno, Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, pp. 105–120.
Harsana, et al., Dasar-dasar Seni Kuliner. Bandung: Alfabeta, 2018, pp. 67–82.
Rachman, “Pengembangan Produk Inovatif Berbasis Biji-Bijian Lokal,” Agritech Journal, vol. 22, no. 3, pp. 211–219, Dec. 2021.
Widiastuti, et al., “Manfaat Serat Biji-bijian Terhadap Kesehatan Pencernaan,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 14, no. 1, pp. 55–62, Jan. 2024.
Prasetyo and Santoso, “Pemanfaatan Bahan Lokal dalam Praktik Kuliner Modern,” Jurnal Pangan Lokal, vol. 7, no. 1, pp. 30–45, Feb. 2020.



