Penyutradaraan Film Jalingkak

Authors

  • Halida Nurul Ramadhan Setiawan Telkom University
  • Teddy Hendiawan Telkom University

Abstract

Abstrak

Penelitian ini mengangkat fenomena keterbatasan ruang gerak perempuan yang terkait dengan relasi kuasa
dan akrab ditemui dalam kehidupan keseharian perempuan. Hal ini tidak terkecuali bagi perempuan sebagai
pelaku kesenian, dalam acara kesenian Jaipongan di Desa Sindanglaya, Kec. Tanjungsiang, Kab.Subang,
Jawa Barat. Peneliti sebagai sutradara, ingin mengangkat fenomena tersebut kedalam sebuah film pendek.
Melalui metode kualitatif dan pendekatan etnografi, penelitian ini mendeskripsikan lingkungan sosial, para
pelaku dan peristiwa yang menunjukan bentuk pola budaya pada keterbatasan ruang gerak perempuan
sebagai pelaku kesenian, baik dalam pementasan maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka, untuk acuan
perancangan film pendek yang berjudul Jalingkak. Hasil dari penelitian melalui pendekatan budaya ini
dapat diterapkan untuk perancangan film pendek berjudul Jalingkak, sebagai penguatan dalam menentukan
unsur naratif dan sinematik yang membawa cerita dari sutradara hingga sampai kepada penonton. Sutradara
film bermaksud menyapa para penonton sebagai perempuan, terlepas apapun gender mereka yang
sebenarnya, dengan mengidentifikasikan semua titik karakter, citra, kamera sebagai perempuan, agar
keseluruhan penonton dapat ikut serta memberikan prespektif baru dalam ruang representasi.
Kata kunci : Perempuan, Ruang gerak, Jaipong, Penyutradaraan, Film.

 

Abstract

This research discusses about the limitations of women's space which associated with power relations and
commonly found in women's daily lives. This means no exception for female as art performers, in Jaipongan
traditional dance events at Sindanglaya Village, Tanjungsiang sub-district, Subang, West Java. Researcher
as the director, aims to raise the phenomenon into a short films . Through ethnographic approach with 

qualitative methods, this study describes the social environment, the peoples and shows cultural patterns,
on the limitations of women's space for female as art performer, both in their performances and their daily
life. The results of this study through a cultural approach was conducted to designing a short film titled
Jalingkak, as a reinforcement in determining the narrative and cinematic elements that bring the story from
the directors to the audience. The film director intends to greet the audience as women, regardless of their
true gender, by identifying all the points of character, image, and camera as women, so that the whole
audience can participate in giving a new perspective in the representation space.
Keywords: Women’s, Space, Jaipong, Directing, Film.

Downloads

Published

2019-12-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual