Peranangan Desain Interior Hotel Bintang 4 di Sawahlunto dengan Pendekatan Colonial Heritange

Penulis

  • Afif Eidwar Telkom University
  • Hendi Anwar Telkom University
  • Dea Aulia Widyaevan Telkom University

Abstrak

Abstrak Kota Sawahlunto pada awalnya merupakan kota kolonial (colonial town). Pemerintah kolonial kemudian membangun kota yang bercorak kolonial. Kota Sawahlunto dapat dibedakan dari kota-kota lainnya karena faktor penentu utama, yaitu bangunan – bangunan yang memiliki ciri khas colonial town dan deposit batu bara yang sangat melimpah. Pemerintah kota pun berusaha keras untuk memelihara kualitas lingkungan kota yang semakin menurun untuk meningkatkan identitas sebagai “Little Dutchâ€. Pembangunan ekonomi kreatif juga menjadi salah satu pilihan pemerintah dalam pembangunan kota, setelah produksi batu bara berakhir, wisatawan bisa menemukan produk – produk dari usaha kreatif yang dilakukan masyarakat kota sawahlunto. Produk tersebut diantaranya adalah kerajianan batu bara Kota Sawahlunto di Sumatera Barat memang identik dengan batubara. Selain didominasi oleh sektor pertambangan dan pembangunan ekonomi kreatif, Sawahlunto juga popular dengan objek wisatanya. Perkembangan pariwisata di Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun sangat bagus, mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari masyarakat maupun pemerintah. Dari segi sarana pendukung pariwisata, Kota Sawahlunto memiliki 3 unit hotel yaitu hotel Parai City Garden (bintang 3), hotel Ombilin (bintang 1), dan hotel Laura (bintang 1). Dikarenakan kurangnya sarana pendukung pariwisata, yang menawarkan desain interior dengan desain heritage yang modern dan di terima oleh masyarakat di kota tersebut. Perancangan hotel bintang 4 ini diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata, ekonomi masyarakat dan memperkenalkan kepada pengunjung bagaimana penerapan desain hotel yang modern, akan tetapi tetap memiliki unsur heritage Belanda, yang akan di terapkan pada hotel di kota Sawahlunto. Kata Kunci : Kota Sawahlunto, Colonial Town, Ekonomi Kreatif, Hotel, Heritage

Abstract The city of Sawahlunto was originally called colonial city. Aftrerwards, the colonial government built a colonial-style city. The city of Sawahlunto looks different from other cities because of main determinants, namely buildings that have characteristics of colonial town and coal deposits are high abundant. City government is trying hard to maintain the declining quality of the city environment to enhance its identity as "Little Dutch". Creative economic development is also one of the government's choices in this city’s development, after coal production ends, tourists can find products from creative endeavors of Sawahlunto city communities. These products include the coal crafts in Sawahlunto city, West Sumatra, which known with coal production. Beside being dominated by the mining sector and creative economic development, Sawahlunto is also popular with tourist attractions. The expansion of tourism in Sawahlunto city in every year is well increasing, getting tremendous enthusiasm from the communities and the government. In terms of tourism supporting facilities, Sawahlunto City has 3 hotel units, namely Parai City Garden hotel (3 stars), Ombilin hotel (1 star), and Laura hotel (1 star). Due to the lack of tourism support facilities, which offer modern mixed with heritage designs are accepted by this city’s people. The design of this 4-star hotel is expected to improve the tourism sector, people’s economies and introduce visitors to the application of modern hotel design, and still have Netherland’s heritage that will be applied to hotels in Sawahlunto city. Key Words : Sawahlunto City, Colonial Town, Creative Economy, Hotel, Heritage

##submission.downloads##

Diterbitkan

2019-12-01

Terbitan

Bagian

Program Studi S1 Desain Interior