Perancangan Website Kamus Batik Sebagai Media Informasi Untuk Kampung Batik Laweyan Solo

Authors

  • Sarah Putri Ramadhani Telkom University
  • Fariha Eridani Naufalina Telkom University
  • Olivine Alifaprilina Supriadi Telkom University

Abstract

Abstrak Hadirnya teknologi modern, Industri batik tulis semakin terancam keberadaannya, saat ini banyak sekali beredar batik printing. hal menyebabkan pasar batik tulis ini terus menurun. Ini berdampak pada para pembatik yang terancam kehilangan profesinya dan banyak pengerajin batik yang gulung tikar karena tidak kuat bersaing. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam industri batik tulis di Kampung Batik Laweyan Solo. Dalam masalah tersebut disimpulkan dalam fokus masalah yaitu kenapa bisa masyarakat luar tidak mengetahui keberadaan kampung batik laweyan, bagaimana bisa eksistensi batik tulis terus menurun, dan mengapa bisa masyarakat tidak bisa membedakan bahkan tidak peduli dengan perbedaan batik tulis dan batik printing. Dalam hal ini penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi di Kampung Batik Laweyan, wawancara dengan Dinas Pariwisata kota Solo, perajin batik, dan pembatik. Setelah itu dilanjutkan dengan studi pustaka yang merujuk pada berita di Suara.com yang ditulis oleh Iwan Supriyatna dan Ari Purnomo, buku Batik Nusantara yang ditulis oleh Ari Wulandari tahun 2011 dan yang terakhir menggunakan metode SWOT. Hasil Penelitian ini yaitu solusi berupa perancangan sebuah website kamus batik sebagai media informasi yang efektif untuk para wisatawan yang tentunya mudah diakses. Kata Kunci : Batik Tulis, Kampung Batik Laweyan, Solo, Pembatik Abstract The presence of modern technology, the written batik industry is increasingly threatened by its existence, currently, there is a lot of batik printing in circulation. things cause this written batik market continues to decline. This has an impact on batik makers who are at risk of losing their profession and many batik artisans have gone out of business because they cannot compete. From this, it can be concluded that there are some problems that occur in the batik industry in Kampung Batik Laweyan Solo. In this issue, it was concluded in the focus of the problem, namely, why could the outside community not know the existence of the Laweyan batik village, how could the existence of written batik continue to decline, and why could the community not be able to distinguish or even not care about the difference between written batik and batik printing. In this case, the authors use the method of data collection in the form of observations in Kampung Batik Laweyan, interviews with the Solo City Tourism Office, batik artisans, and batik. After that, it was followed by a literature study that referred to the news on Suara.com written by Iwan Supriyatna and Ari Purnomo, Batik Nusantara books written by Ari Wulandari in 2011 and the University of Indonesia thesis journal written by Diana Elma Widyaningrum in 2014, and the last using the SWOT method. The results ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 2740 of this study are solutions in the form of designing a batik dictionary website as an effective information medium for tourists which is certainly easily accessible. Keywords: Batik Written, Laweyan Batik Village, Solo, Batik

Downloads

Published

2020-08-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual