Perancangan Interior Graha Bhakti Budaya PKJ Tim dengan Pendekatan Identitas Tempat

Authors

  • Elma Eklesia Telkom University
  • Doddy Friestya Asharsinyo Telkom University
  • Reza Hambali Telkom University

Abstract

Abstrak Seni merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia. Berbagai macam karya seni dapat ditampilkan untuk khalayak umum dalam bentuk seni pertunjukan. Seiring dengan berkembangan seni pertunjukan di Indonesia, terutama di Jakarta, maka diperlukan adanya fasilitas. Fasilitas seni pertunjukan tersebut ialah ialah gedung pertunjukan. Gedung pertunjukan merupakan wadah untuk menampilkan berbagai karya seni pertunjukan seperti teater, tari, musik, maupun sastra. Salah satu fasilitas gedung pertunjukan yang ada di Jakarta ialah Graha Bhakti Budaya yang terletak di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM). Dimulai tahun 2019, TIM mengadakan revitalisasi. Revitalisasi dilakukan untuk memperbaharui citra TIM sebagai pusat kesenian, sehingga banyak gedung yang akan direnovasi, termasuk Graha Bhakti Budaya. Graha Bhakti Budaya sendiri merupakan gedung yang melekat terhadap seniman Jakarta, oleh karena sudah 37 tahun berdiri dan menjadi wadah seniman berkarya dan saksi bisu perjalanan karir seni seniman Jakarta. Kini Graha Bhakti Budaya perlu diperbaharui agar memenuhi standar dan kebutuhan yang layak bagi penggiat seni pertunjukan maupun penikmat seni pertunjukan. Perancangan ulang interior dilakukan melalui metode perancangan yang mencakup pengumpulan data primer melalui observasi langsung, wawancara, kuisioner dan dokumentasi, juga melalui data sekunder seperti literature dan standar. Setelah itu, dilakukan analisis data, sintesis data, hingga dapat menemukan alternatif desain interior yang dapat menjawab permasalahan desain yang ada. Beberapa masalah yang ditemukan ialah mengenai kebutuhan fasilitas persiapan dan latihan, pembagian zonasi pengguna ruang, fasilitas kaum difabel, wayfinding, penerapan sistem akustik, dan sebagainya. Masalah yang telah ditemukan dalam perancangan, dipecahkan menggunakan pendekatan place-identity atau identitas tempat. Pendekatan perancangan ini dibuat berdasarkan identitas perilaku seniman pertunjukan, juga sejarah Graha Bhakti Budaya yang menjadi salah satu gedung pertunjukan bersejarah yang berada di kawasan PKJ TIM. Tema yang dipilih untuk mendukung desain ialah passion in motion. Tema ini dituangkan dalam konsep interior yang dinamis dan ramah. Dengan perencanaan desain tersebut, Graha Bhakti Budaya diharapkan menjadi gedung pertunjukan yang berkarakter khas, setiap pengguna merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhannya, bahkan merasa bangga terhadap Graha Bhakti Budaya. Kata kunci: desain interior, gedung pertunjukan, identitas tempatAbstract Art is an inherent thing in human life. Various kinds of works of art can be shown to the public in the form of performance art. As the performing arts develop in Indonesia, especially in Jakarta, facilities are required. The performing arts facility is a performing arts building. The performing arts building is a place to show various works of performing art such as theater, dance, music, and literature. One of the performing arts building facilities in Jakarta is Graha Bhakti Budaya which located at the Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM). Starting in 2019, the TIM held a revitalization. Revitalization is carried out to renew TIM's image as an arts center, so that many buildings will be renovated, including Graha Bhakti Budaya. Graha Bhakti Budaya itself is a building that is attached to Jakarta artists, because it has been 37 years of existence and is a place for artists to work and as a silent witnesses on the art career of Jakarta artists. Now Graha Bhakti Budaya needs to be renewed in order to meet the proper standards and needs for both performing arts enthusiasts and performers. Interior redesign is done through design methods that include primary data collection through direct observation, interviews, questionnaires and documentation, as well as through secondary data such as literature and standards. After that, data analysis, data synthesis are carried out, so as to find interior design alternatives that can address existing design problems. Some of the problems found were regarding the need for preparation and rehearsal facilities, zoning of space users, facilities for people with disabilities, wayfinding, the application of acoustic systems, and so forth. Problems that have been found in the design, solved using the place-identity approach. This design approach is based on the identity of the performance artists, as well as the history of Graha Bhakti Budaya which is one of the historic performing arts building in the PKJ TIM area. The theme chosen to support the design is “passion in motionâ€. This theme is outlined in a dynamic and friendly interior concept. With this design, Graha Bhakti Budaya is expected to become a performance hall that has a distinctive character, each user feels comfortable and their needs are fulfilled, and even feels proud of Graha Bhakti Budaya. Keywords: interior design, performing arts building, place-identity

Downloads

Published

2020-08-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Interior