Penyutradaraan Film Pendek Tentang Perubahan Perilaku Pembuat Kapal Pinisi Di Bonto Bahari

Authors

  • Abdi Fanny Geraldy Telkom University
  • Anggar Erdhina Telkom University

Abstract

Abstrak Kapal Pinisi adalah kapal kayu dengan dua tiang dan tujuh layar yang pertama kali diciptakan di tiga desa, yaitu Tana Beru, Tana Lemo, dan Desa Ara. Ketiga lokasi tersebut berada di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Kapal Pinisi diciptakan oleh para laki-laki pembuat Kapal Pinisi secara turun-temurun pada garis keturunan keluarga. Namun pada saat ini, pembuat Kapal Pinisi mengalami kesulitan untuk mewariskan ilmu kepada generasi penerus. Opsi pekerjaan, pendidikan, pengorbanan yang besar, dan tidak adanya sebuah asosiasi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya regenerasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang proses terjadinya perubahan perilaku regenerasi pembuat Kapal Pinisi terhadap putusnya regenerasi di Bonto Bahari dengan penyutradaraan film pendek dengan cerita dramatis, yaitu seni dalam membentuk sebuah cerita ke dalam bentuk yang bisa memaksimalkan keterlibatan emosional penonton sehingga pesan yang ingin disampaikan akan diterima oleh penonton dengan baik. Tipe penelitian ini adalah kualitatif yang menggunakan pendekatan psikologi sosial dengan metode pengumpulan data studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Landasan pemikiran meliputi: generasi pembuat Kapal Pinisi, media komunikasi berbentuk film pendek, dan kognisi sosial. Dari hasil penelitian, ditemukan tema besar yaitu perubahan perilaku pembuat Kapal Pinisi menghadapi putusnya regenerasi karena perbedaan tujuan hidup. Kata Kunci: Penyutradaraan, Film Pendek, Cerita Dramatis, Perubahan Perilaku Pembuat Kapal Pinisi. Abstract Pinisi ship is a wooden ship with two masts and seven sails which was first created in three villages, namely Tana Beru, Tana Lemo, and Desa Ara. The three villages are in Bonto Bahari District, Bulukumba Regency, South Sulawesi Province. Pinisi ship was created by the men who made the Pinisi ship from generation to generation in the family lineage. However, at this time, the Pinisi shipbuilder had difficulty passing on knowledge to future generations. Job options, education, great tradeoffs, and the absence of an association are factors that make regeneration difficult. The purpose of this study was to provide information about the process of changing behavior of Pinisi shipbuilders to the breakdown of regeneration in Bonto Bahari by directing short films with dramatic stories, namely the art of shaping a story into a form that maximizes the emotional involvement of the audience so that the message to be conveyed will be received by the audience well. This type of research is qualitative using a social psychology approach with a case study data collection method. Data collection techniques using literature study, observation, and interviews. The basis of thought includes: the generation of Pinisi ship builders, communication media in the form of short films, and social cognition. From the research results, it was found that a big theme was the change in the behavior of the Pinisi shipbuilders in facing the breakdown of regeneration due to differences in life goals. Keywords: Directing, Short Films, Dramatic Narrative, Changes in Pinisi Shipbuilding Behavior.

Downloads

Published

2020-12-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual