Perancangan Interior Fasilitas Edutainment Kebudayaan Sunda Di Bandung

Authors

  • Mega Bangkit Prakarsa Telkom University
  • Hendi Anwar Telkom University
  • Irwana Zulfia Budiono Telkom University

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang berkembang pesat ini mengakibatkan kota Bandung tidak dapat terhindar oleh globalisasi. Era globalisasi tersebut dengan mudah telah memasuki kota Bandung, tidak jarang malah menggeser beberapa budaya termasuk kebudayaan Sunda dan ciri khas daripada suatu bangsa maupun negara. Salah satu dampak lainnya yaitu mulai tergesernya kecintaan masyarakat akan unsur-unsur kebudayaan yang sudah ada dan diwariskan secara turun temurun. Di kota Bandung sendiri sebagai ibukota Jawa Barat yang terkenal akan pendidikan dan kebudayaan Sundanya, walaupun sudah terdapat fasilitas yang mendukung pelestarian budaya Sunda berupa pusat kebudayaan, sangar-sanggar seni ataupun perpustakaan daerah, namun sayangnya pemanfaatan dari beberapa fasilitas tersebut masih kurang optimal bagi anak-anak yang sebagaimana dijelaskan dalam redaksi humas.bandung.go.id (2019), bahwa bahasa Sunda sebagai unsur dan produk dasar budaya pun tak separuh anak-anak di Bandung melestarikan atau menggunakannya terlebih produk budaya Sunda yang lain seperti seni tari, musik, wayang golek dan lain-lain. Selain dikarenakan sarana dan prasarana yang menunjang masih terbatas serta kurang edukatif, kondisi fisik bangunan yang kurang menarik perhatian dan metode yang kurang menyenangkan bagi anak juga dapat menjadi pemicu hal tersebut. Edutainment merupakan salah satu bentuk fasilitas yang memiliki fungsi sebagai sarana atau media pembelajaran sekaligus mampu berfungsi sebagai sarana bermain. Fasilitas Edutainment ini tentunya sangat bermanfaat sebagaimana masyarakat sekarang pada umumnya lebih memilih untuk berekreasi dibanding hanya sekedar membaca buku. Bahkan sekarang ini fasilitas Edutainment mulai berkembang di kota-kota besar di Indonesia seperti di Jakarta dan Bandung. Maka perancangan Fasilitas Edutainment Kebudayaan Sunda di Bandung ini yang menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk memperkenalkan dan mengedukasikan kebudayaan Sunda melalui pembelajaran yang bersifat interaktif, aktif, dan non-formal namun tetap dikemas dalam konsep menyenangkan. Sehingga penggabungan unsur Education dan Entertainment tentunya akan menarik perhatian dan minat masyarakat khususnya anak-anak untuk melakukan edukasi mengenai kebudayaan Sunda sekaligus bermain. Kata Kunci: Edukasi, Entertainment, Anak, Kota Bandung ABSTRACT This rapid population growth has resulted in the city of Bandung being unable to avoid globalization. The era of globalization has easily entered the city of Bandung, not infrequently it has shifted several cultures including Sundanese culture and the characteristics of a nation or country. Another impact is that the community's love for cultural elements that already exist and has been passed down from generation to generation has begun to shift. In the city of Bandung itself as the capital of West Java which is famous for its Sundanese education and culture, although there are already facilities that support the preservation of Sundanese culture in the form of a cultural center, art galleries or regional libraries, unfortunately the utilization of some of these facilities is still not optimal for children. children, as explained in the editorial section of humas.bandung.go.id (2019), that Sundanese language as an element and a basic product of culture is not half of the children in Bandung preserve or use it, especially other Sundanese cultural products such as dance, music, wayang golek and others. Apart from the fact that the supporting facilities and infrastructure are still limited and less educative, the physical conditions of the buildings that do not attract attention and methods that are not pleasant for children can also trigger this. Edutainment is a form of facility that has a function as a learning medium or medium as well as being able to function as a means of playing. This Edutainment facility is certainly very useful as today's people generally prefer to have recreation rather than just reading books. Even now, Edutainment facilities are starting to develop in big cities in Indonesia such as Jakarta and Bandung. So the design of the Sundanese Cultural Edutainment Facility in Bandung which uses qualitative methods aims to introduce and educate Sundanese culture through interactive, active and non-formal learning but still packaged in a fun concept. So that the combination of Education and Entertainment elements will certainly attract the attention and interest of the community, especially children, to educate about Sundanese culture as well as play. Keywords: Education, Entertainment, Children, Bandung City

Downloads

Published

2021-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Interior