Visualisasi Teknik Otomatisme Dalam Karya Animasi

Penulis

  • Hilda Alhaque Islami Telkom University
  • Iqbal Prabawa Wiguna Telkom University
  • Ranti Rachmawanti Telkom University

Abstrak

Abstrak: Keterbatasan ruang gerak dan ajegnya aktivitas menyebabkan munculnya rasa bosan dan sepi. Kebebasan dan kesenangan yang diinginkan menjadi terbatas akibat kondisi pandemi saat ini yang mengharuskan untuk mengambil jarak dengan yang lainnya. Kondisi tersebut mengakibatkan keinginan-keinginan menjadi terpendam dalam alam bawah sadar dan hanya tersalurkan dalam mimpi secara tidak sadar. Tidak tersalurnya keinginan dalam alam sadar dapat berpengaruh pada pola perilaku individu. Penulis kerap mengandai-andaikan akan hal fantasi, yang didasari atas situasi yang telah dan sedang dialami pada alam bawah sadar maupun mimpi, sebagai pengalih atas keterbatasan tersebut. Maka dari itu, guna menghadirkan kebebasan dalam alam mimpi dan bawah sadar—berdasarkan pada metode Andre Breton dan Sigmund Freud—penulis memanfaatkan teknik otomatisme dan menuangkannya menjadi sebuah karya utuh. Bagi penulis, teknik otomatisme dianggap mampu menjadi sebuah kebebasan dalam menghadirkan kemungkinan-kemungkinan di luar alam sadar. Berdasarkan pemaparan tersebut, proyek tugas akhir ini merupakan sebuah bentuk dari penerapan teknik otomatisme, bertemakan mimpi dan alam bawah sadar, yang kemudian dikemas dalam karya animasi. Animasi mampu menjadi medium yang tepat karena dapat menghadirkan visual sureal dengan cepat dan praktis. Hasil animasi yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk instalasi, dengan tujuan memberikan kesan yang imersif. Diharapkan karya tugas akhir ini dapat memberikan pengalaman estetika visual dengan bentuk-bentuk irasional dari mimpi dan alam bawah sadar. Kata kunci: otomatisme, mimpi, alam bawah sadar, animasi ABSTRACT: The limitations of space and activities, which happens to myself lately, causes boredom and loneliness. The desire for freedom and pleasure become limited due to this pandemic situation that requires us to keep our distance away from others. Those conditions cause the desires to be buried in the unconscious mind and only delivered in a dream—which they’re not in the conscious area. Not delivering the desires to the conscious mind can affect individual behaviors. Sometimes, I often do some fantasy imaginations, which are based on my experience in dreams and the unconscious mind, as a diversion for those limitations. Therefore, in order to presenting freedomness from dreams and unconsions mind—based on Andre Breton and Sigmund Freud’s method—I’m using automatism as a technique to create a complete artwork. For me, automatism is like a free way to present the possibilities of things outside the conscious mind. Because of that, this final project talks about the exploration and application of automatism, wrapped as an animation, based on the dreams and the unconscious minds. Animation can be the right medium because it can brings the surreal visual practically. Then, the animation wrapped into installation for the display needs. With this work, I hope that it can provide the audiences a visual aesthetic experience with the irrational forms of dreams and unconscious minds. Keywords: automatism, dreams, unconscious, animation

Referensi

Bishop, C. (2005). Installation Art by Claire Bishop: The Dream Scene. London: Tate

Publishing.

Disney. (t.thn.). Rapunzel Disney Princess. Dipetik November 2, 2021, dari Disney:

https://www.princess.disney.com/rapunzel

Hall, C. S. (2017). Libido Kekuasaan Sigmund Freud. Yogyakarta: Narasi.

Hardvard Film Archive. (2012). The Animated Films of William Kentridge. Dipetik Maret

, 2022, dari Hardvard Film Archive.

I.D, H. P. (2008). Dipetik Maret 25, 2022, dari ANZDOC: https://adoc.pub/bab-iikerangka-teori-21-sigmund-freud-mimpi-alam-bawah-sada.html

Irianto, A. J., & dkk. (2018). Relasi dan Ekspansi Medium Seni Rupa. Bandung: Program

Studi Seni Rupa FSRD ITB.

Museum of Modern Art. (t.thn.). Surrealism. Dipetik Maret 26, 2022, dari MoMA

Learning: https://www.moma.org/learn/moma_learning/themes/surrealism/

Park West Gallery. (2018). Why Animation Art is One of the Most Important Art Forms

of the 20th Century. Dipetik Maret 20, 2022, dari Park West Gallery:

https://www.parkwestgallery.com/animation-art-20thcentury/#:~:text=Along%20with%20jazz%20and%20the,entertainment%2C%20cu

lture%2C%20and%20business.

Rachmawanti, R. (2012, April-Juni). Sa' Unine String Orchestra, Orkes Geseknya

Indonesia. Jurnal Seni & Budaya Panggung, 22, 192-200. Dipetik Agustus 14, 2022

TED-Ed (Sutradara). (2015). Why do we dream? - Amy Adkins [Gambar Hidup]. YouTube.

Dipetik November 2, 2021, dari

https://www.youtube.com/watch?v=2W85Dwxx218&list=WL&index=7

TEDxTalks (Sutradara). (2017). Why Fantasy Matters | Elizabeth Chapin | TEDxCamarillo

[Gambar Hidup]. YouTube. Dipetik November 2, 2021, dari

https://www.youtube.com/watch?v=xTt_MPydgYg&list=WL&index=7

Wiguna, I. P. (2016, Juli-Desember). Harmoni dan Narasi Kosmos. Jurnal Rupa, 01, 78-

Dipetik Agustus 12, 2022

Zen, L. (2022, Maret 26). Surealis. Diambil kembali dari GBSRI.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-03-07

Terbitan

Bagian

Program Studi S1 Seni Rupa Murni