DESAINER PRODUKSI FILM FIKSI TENTANG PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PADA MASYARAKAT DI DESA GUNUNG PUNTANG
Abstract
Abstrak: Laporan ini mengulas tentang perancangan desainer produksi dalam pembuatan film yang berfokus pada perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat di Desa Gunung Puntang. Masyarakat di Desa Gunung Puntang, berhasil beradaptasi dalam proses perubahan sosial budaya melalui pengembangan usaha penanaman kopi yang memberikan dampak positif pada aspek ekonomi dan pendidikan. Namun diluar sana, banyak daerah lain juga mengalami kesulitan dalam menjalani pola kehidupan mereka, pencarian ini menjadi kompleks dan menantang, terutama di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang dipengaruhi oleh tingkat literasi masyarakat yang rendah. Untuk mengimplementasikan penelitian ini, digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan lokalitas, teknik yang digunakan ialah observasi, wawancara, studi pustaka, dan kuesioner. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan dalam perancangan desainer produksi pada pembuatan film fiksi dengan mengacu pada karyakarya sejenis seperti "Negeri Di Bawah Kabut" (2011), "Filosofi Kopi" (2015), dan "Kisah Di Hari Minggu" (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan lokalitas dalam perancangan desainer produksi pada film adalah pendekatan yang tepat untuk menyampaikan pesan secara efektif dan mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu, peran desainer produksi menjadi sangat penting dalam produksi film, karena melibatkan aspek-aspek penting seperti pengaturan lokasi, properti, pemeran, dan kostum, yang bertujuan untuk memastikan penyampaian pesan yang efektif dan memenuhi proses perancangan yang diinginkan.
Kata Kunci : Perubahan Sosial Budaya, Masyarakat Desa Gunung Puntang, Film Fiksi, Desainer Produksi
References
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , (2017). Statistik Indonesia Tahun 2017.
Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik.
Belasunda, Riksa, Setiawan Sabana (2016). Film Indie "Tanda Tanya (?)",
Representasi Perlawanan, Pembebasan, dan Nilai Budaya. Panggung
Jurnal Seni Budaya, 26(1), 48-57.
Bintang. (2017). Peran Desainer Produksi dalam Proses Pembuatan Film. Skripsi.
Universitas Indonesia.
Bordwell, D. (1979). The Art Cinema as a Mode of Film Practice. Film Criticism, 4(1),
-64.
Bordwell, D. (2008). Film Art: An Introduction. McGraw-Hill Education.
Hendiawan, T. (2016). Dasar-Dasar Film. Yogyakarta: CV. Multi Pressindo.
Hidayat, A. (2017). Masyarakat Desa dan Tantangan Pencarian Identitas di Era
Perubahan Sosial. Jurnal Sosiologi Nusantara, 2(2), 119-133.
Putra, I. N., Anwar, A. A., & Putra, W. T. G. (2022). PERANCANGAN DESAINER
PRODUKSI FILM FIKSI PESAN SINGKAT TENTANG PERAN GENERASI MUDA
TERHADAP KRISIS REGENERASI PETANI DI KECAMATAN ARJASARI
KABUPATEN BANDUNG Desain Komunikasi Visual dan Fakultas Industri
Kreatif Universitas Telkom.
Pratista, E. (2008). Sinematografi: Pemahaman Unsur Sinematik Dalam Film.
Rosda.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu.
Sosial Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ross, M. L. (1997). Qualitative Research: A Practical Guide for Researchers in
Health and Social Sciences. John Wiley & Sons.
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada.
Sudaryat, Y, Fiandra, Y, Ramdhan, Z, (2021). Pelatihan Fotografi Produk dan
Dokumentasi UMKM Kopi Puntang Dengan Menggunakan Metode
Flatlay Fotografi, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Desain
Komunikasi Visual dan Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom.
Sukmawati. (2020). Kearifan Lokal dalam Praktik Pertanian Kopi Organik di Desa
Gunung Puntang. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 2(1), 36-47.
Syaeful. (2012). Seni Penata Artistik dalam Industri Film. Skripsi. Universitas
Indonesia.
Thomson, K. (2008). Film. In The Routledge Companion to Philosophy and Film
(Eds. Paisley Livingston & Carl Plantinga). Routledge.
Whalley, J. (2000). Market Segmentation: A Step-by-Step Guide to Profitable New
Business. Kogan Page Publishers.