PERANCANGAN INTERIOR GELANGGANG REMAJA KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PSIKOLOGI RUANG
Abstract
Masa remaja merupakan masa yang memiliki risiko tinggi sepanjang proses
berkembangnya manusia karena perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya
perubahan fisik, sikap, perilaku, dan perkembangan intelektual yang dapat mengarah ke
arah baik atau buruk didasari oleh bagaimana lingkungan hidup remaja tersebut. Salah
satu perilaku buruk yang terjadi pada masa remaja adalah kasus perkelahian massal atau
tawuran, perundungan, pencurian, merokok, hingga penyalahgunaan obat-obatan
terlarang. Untuk mengatasi permasalahan terkait kenakalan remaja ini maka diperlukan
bantuan dan perhatian dari beberapa pihak, salah satunya adalah Negara yaitu dengan
adanya fasilitas Gelanggang Remaja. Gelanggang Remaja merupakan fasilitas sarana dan
prasarana yang mengakomodasi kegiatan operasional dalam kelas, pengelolaan, dan jasa
dengan tujuan mengakomodasi kebutuhan remaja. Berdasarkan hasil observasi
ditemukan beberapa permasalahan pada Gelanggang Remaja yaitu terkait penunjang
kegiatan sosialisasi antar pengguna individu dan komunitas, penyelesaian interior yang
didasari oleh standar pemerintah, dan pengkondisian ruang yang didasari oleh keunikan
dan kebutuhan akan akustiknya. Perancangan interior Gelanggang Remaja Kota Bandung
yang didasari oleh penyelesaian masalah-masalah agar dapat beraktivitas secara optimal
berdasarkan kebutuhan dan dapat mengarahkan perilaku remaja dengan mengajak untuk
berkegiatan secara positif di Gelanggang Remaja Kota Bandung. Didukung oleh
pendekatan yang diangkat pada perancangan yaitu psikologi ruang yang studinya
berfokus pada sensasi, persepsi dan atensi.
Kata kunci: Gelanggang Remaja, Kota Bandung, Remaja, Psikologi Ruang
References
Bean, R. (2014). Lighting: interior and exterior. Routledge.
Dora, P. E. (2010). Optimasi desain pencahayaan ruang kelas SMA Santa
Maria Surabaya. Dimensi Interior, 9(2), 67-79.
Rhinesmith, C. (2015)
teens.=, vol 6
Tivorsak, T. L., Britto, M. T., Klostermann, B. K., Nebrig, D. M., & Slap, G. B.
(2004). Are pediatric practice settings adolescent friendly? An exploration of
attitudes and preferences. Clinical pediatrics, 43(1), 55-61.
Murdowo, D., & Riski, R. (2017). Role of ent government to increase
regeneration and youth creativity in playing sasando music
instrument. International journal of humanities and social science, 7(5), 122-132.
Abdulhadi, R. H. W., Febriyanti, S., & Sugihono, E. A. (2023). Identifikasi
skema pencahayaan terhadap ketertarikan pengunjung pada koridor jalan asia
afrika bandung. Waca cipta ruang, 9(1), 45-52.
Panero, J., & Zelnik, M. (1979). Human dimension & interior space: a source
book of design reference standards. Watson-Guptill.
Neufert, E. (2019). Architects' data. John Wiley & Sons.
Chusid, M. (1991). Time-saver standards for building types. Journal of
testing and evaluation, 19(4), 347-347.
De Chiara, J., Panero, J., & Zelnik, M. (1991). Time-saver standards for
interior design and space planning. McGraw-Hill Companies.
Junianto, R. E. (2020). Landasan konseptual perencanaan dan perancangan
arsitektur youth centre di kabupaten magelang dengan pendekatan psikologi
remaja (Doctoral dissertation, Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Ardani, L. S. (2017). Perancangan interior pusat aktivitas anak dan remaja
berbasis multiple intelligence di surabaya. Intra, 5(2), 749-758.
Sari, S. M. (2005). Peran ruang dalam menunjang perkembangan
kreativitas anak. Dimensi Interior, 3(1).
Margana, S. T. (2018). Youth islamic community center bandung tema:
architecture behaviour (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Lestari, P. (2012). Fenomena kenakalan remaja di Indonesia. Humanika,
Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 12(1).
Setiawan, H. (2011). Pusat pendidikan musik di Yogyakarta (Doctoral
dissertation, UAJY).
Darmawati, I., & Yuniar, D. (2018). Emotional quotient remaja kota
bandung.
Sopiani, L. (2017). Studi deskriptif mengenai character strength pada siswa
yang tidak melakukan kenakalan remaja di smk x kota bandung.