VISUALISASI NILAI EMOSIONAL DARI HUBUNGAN PARASOSIAL KE DALAM FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SUREALIS

Authors

  • Aprilia Putri Rustandi Telkom University
  • Soni Sadono Telkom University
  • Iqbal Prabawa Wiguna Telkom University

Abstract

Perkembangan dunia komunikasi berpengaruh terhadap perubahan teori-teori
komunikasi massa. Membuat karakteristik media yang selama ini dikenal melebur
menjadi sebuah media baru yang menggabungkan komunikasi interpersonal dengan
komunikasi massa. Hal tersebut telah membuka gerbang saluran komunikasi dan
memperlancar proses pertukaran informasi di media sosial. Menghasilkan keberagaman
konten dalam dunia hiburan dan mempengaruhi budaya pengidolaan terhadap suatu
tokoh media. Sehingga memicu tumbuhnya sebuah perasaan keterikatan personal
seorang individu terhadap seorang tokoh media, dikenal sebagai fenomena psikologi
yang didasari dari perasaan alam bawah sadar, yaitu hubungan parasosial. Dengan
menggunakan perasaan alam bawah sadar manusia sebagai pendekatan dalam proses
pengkaryaannya, fotografi surealis digunakan sebagai medium dalam karya ini.
Bertujuan untuk memvisualisasikan perasaan alam bawah sadar dari keterikatan
personal, dalam sebuah hubungan parasosial bersifat semu yang cenderung dimulai
dengan perasaan positif yang lambat laun memunculkan perasaan adiktif, hingga tanpa
sadar mulai mengarah kepada perilaku obsesif dan fanatisme. Hal tersebut dibuktikan
dalam proses pengkaryaan yang mengurutkan karya dari dampak positif yang muncul di
awal, hingga dampak negatif yang muncul di akhir.


Kata kunci: fotografi surealis, hubungan parasosial, media sosial

References

Breton, A. (1969). Manifestoes of Surrealism. Michigan: The University of

Michigan Press.

Freud, S. 1920. Memperkenalkan Psikoanalisis. Bertens, K. 1991. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Marcus, Sudjojo. 2010. Tak-Tik Fotografi. Jakarta: Bukune.

Piliang, Y. A. (2010). Dunia yang Dilipat: Konsumerisasi dan Hiper-Realitas Gaya

Hidup. Bandung: Matahari.

Varinder Taprial & Priya Kanwar. (2012). Understanding Social Media. London:

Ventus Publishing ApS. 8.

Endriawan. D., Maulana, T.A., & Sadono, S. (2017, October). Mural sebagai Media

Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. In Seminar Nasional Seni dan

Desain 2017 (pp. 482-485). State University of Surabaya.

Giles, D. C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model

for Future Research. Media Psychology 4(3):279-305. doi:

1207/S1532785XMEP0403_04.

Horton, D., & Wohl, R. R. (1956). Mass Communication and Para-Social

Interaction. Psychiatry: Journal for the Study of Interpersonal Processes,

(3), 215-229. doi: 10.1080/00332747.1956.11023049.

Kaplan, A. M., & HaenLein, M. (2010), User of The World, Unite! The Challenge

and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53 (1), 59-68.

Maltby, J., Giles, D. C., Barber, L., & McCutcheon, L. E. (2005). Intense-Personal

Celebrity Worship and Body Image: Evidence of a Link Among Female

Adolescents. British journal of health psychology, 10(Pt 1), 17–32.

Thaib, E. J. (2021). Problematika Dakwah di Media Sosial. Sumatera Barat: Insan

Cendikia Mandiri. 8.

Utari, P. (2011). Media Sosial, New Media, dan Gender dalam Pasaran Teori

Komunikasi. Bab Buku Komunikasi 2: Teoritisasi dan Implikasi.

Yogyakarta: Aspikom.

Webster, Paul. (2019). Parasocial Relationship in New Media. 53.

Wiguna, I. P. (2016). Harmoni dan Narasi Kosmos. JURNAL RUPA, 1(2).

Published

2024-04-30

Issue

Section

Program Studi S1 Seni Rupa Murni