VISUALISASI NILAI EMOSIONAL DARI HUBUNGAN PARASOSIAL KE DALAM FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SUREALIS
Abstract
Perkembangan dunia komunikasi berpengaruh terhadap perubahan teori-teori
komunikasi massa. Membuat karakteristik media yang selama ini dikenal melebur
menjadi sebuah media baru yang menggabungkan komunikasi interpersonal dengan
komunikasi massa. Hal tersebut telah membuka gerbang saluran komunikasi dan
memperlancar proses pertukaran informasi di media sosial. Menghasilkan keberagaman
konten dalam dunia hiburan dan mempengaruhi budaya pengidolaan terhadap suatu
tokoh media. Sehingga memicu tumbuhnya sebuah perasaan keterikatan personal
seorang individu terhadap seorang tokoh media, dikenal sebagai fenomena psikologi
yang didasari dari perasaan alam bawah sadar, yaitu hubungan parasosial. Dengan
menggunakan perasaan alam bawah sadar manusia sebagai pendekatan dalam proses
pengkaryaannya, fotografi surealis digunakan sebagai medium dalam karya ini.
Bertujuan untuk memvisualisasikan perasaan alam bawah sadar dari keterikatan
personal, dalam sebuah hubungan parasosial bersifat semu yang cenderung dimulai
dengan perasaan positif yang lambat laun memunculkan perasaan adiktif, hingga tanpa
sadar mulai mengarah kepada perilaku obsesif dan fanatisme. Hal tersebut dibuktikan
dalam proses pengkaryaan yang mengurutkan karya dari dampak positif yang muncul di
awal, hingga dampak negatif yang muncul di akhir.
Kata kunci: fotografi surealis, hubungan parasosial, media sosial
References
Breton, A. (1969). Manifestoes of Surrealism. Michigan: The University of
Michigan Press.
Freud, S. 1920. Memperkenalkan Psikoanalisis. Bertens, K. 1991. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Marcus, Sudjojo. 2010. Tak-Tik Fotografi. Jakarta: Bukune.
Piliang, Y. A. (2010). Dunia yang Dilipat: Konsumerisasi dan Hiper-Realitas Gaya
Hidup. Bandung: Matahari.
Varinder Taprial & Priya Kanwar. (2012). Understanding Social Media. London:
Ventus Publishing ApS. 8.
Endriawan. D., Maulana, T.A., & Sadono, S. (2017, October). Mural sebagai Media
Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. In Seminar Nasional Seni dan
Desain 2017 (pp. 482-485). State University of Surabaya.
Giles, D. C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model
for Future Research. Media Psychology 4(3):279-305. doi:
1207/S1532785XMEP0403_04.
Horton, D., & Wohl, R. R. (1956). Mass Communication and Para-Social
Interaction. Psychiatry: Journal for the Study of Interpersonal Processes,
(3), 215-229. doi: 10.1080/00332747.1956.11023049.
Kaplan, A. M., & HaenLein, M. (2010), User of The World, Unite! The Challenge
and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53 (1), 59-68.
Maltby, J., Giles, D. C., Barber, L., & McCutcheon, L. E. (2005). Intense-Personal
Celebrity Worship and Body Image: Evidence of a Link Among Female
Adolescents. British journal of health psychology, 10(Pt 1), 17–32.
Thaib, E. J. (2021). Problematika Dakwah di Media Sosial. Sumatera Barat: Insan
Cendikia Mandiri. 8.
Utari, P. (2011). Media Sosial, New Media, dan Gender dalam Pasaran Teori
Komunikasi. Bab Buku Komunikasi 2: Teoritisasi dan Implikasi.
Yogyakarta: Aspikom.
Webster, Paul. (2019). Parasocial Relationship in New Media. 53.
Wiguna, I. P. (2016). Harmoni dan Narasi Kosmos. JURNAL RUPA, 1(2).