PERANCANGAN AKSESIBILITAS PENYANDANG TUNANETRA DI JEMBATAN PENYEBRANGAN ORANG (JPO) PINISI KARET SUDIRMAN
Abstract
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) sendiri merupakan suatu bangunan yang
mampu menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh suatu hambatan, misalnya
lembah dalam, saluran sungai, saluran air dan limbah, jalur kereta api, gudang, dan lain
sebagainya. Jalur Jalan Kaki (JPO) di DKI Jakarta dimaksudkan untuk memudahkan akses
masyarakat, pada ruas Jalan Sudirman hingga Thamrin kini terdapat 4 jalur pejalan kaki yang
dihidupkan kembali yaitu JPO Senayan, JPO Polda Metro Jaya, JPO Semanggi dan Pinisi Karet.
JPO Sudirman. Namun meski desainnya telah diperbarui, salah satu titik fokusnya, JPO Karet
Sudirman, menuai banyak kritik karena konsepnya yang terbuka. Selain itu, JPO juga belum
memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya, khususnya yang berkebutuhan
khusus. Klien yang memiliki kebutuhan atau keterbatasan yang luar biasa, khususnya
tunanetra, mungkin menghadapi lebih banyak kesulitan dalam menggunakan jembatan
penyeberangan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya keserbagunaan penggunaan
jembatan penyeberangan bagi penyandang tunanetra, peningkatan risiko kecelakaan bagi
penyandang tunanetra, dan dapat mengakibatkan kerugian sosial bagi penyandang
tunanetra. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan rencana perencanaan yang
komprehensif dan sekaligus dapat dimanfaatkan dengan memikirkan klien khususnya
tunanetra.
Kata kunci: Jembatan penyebrangan orang, DKI Jakarta,Tunanetra
References
Anik Ghufron (2007)
Penelitian dan pengembangan adalah model yang dipakai untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pembelajaran yang mampu mengembangkan berbagai produk
pembelajaran.
Aulia, R., & Nurdibyanandaru, D. (2020).
Proses Pencapaian Self Efficacy pada Mahasiswa Tunanetra. Jurnal AL-AZHAR
Indonesia Seri Humaniora, 5(4), 210-219.
Avital, M. & Boland, RJ., (2008),
Managing as Designing with a Positive Lens, Advanced in Appreciative.
Brown, T. (2013).
Design Thinking. Harvard Business Review, 1-11.
Desriani, R. W., & Komardjaja, I. (2008).
Assessing pedestrian facilities on crossing bridges. In 2nd international conference on
built environment in developing countries (pp. 1617-1626).
Departemen Pekerjaan Umum, (2006).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Jakarta.
Disabilitas Dalam Angka
Diakses pada tanggal 5 Januari 2024
https://jakarta.bps.go.id/news/2023/01/05/828/disabilitas-dalam-angka.html
Djaja, R. (1994).
Dasar-Dasar O&M Bagi Anak Tunanetra Usia Pra Sekolah. Bandung: Jurusan PLB FIP
IKIP Bandung Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Tt.
Minhaj Ath-Thalibin. Surabaya: Dar Al-
Indonesia, K. M. P. U. R. (1998).
Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan
Lingkungan. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.
Jakarta tribunnews com.
diakses pada 26 desember 2023 pada
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2010/06/03/transjakarta-belum-miliki-
fasilitas-akses- Efektifitas Penggunaan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Dan
Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Penyeberang Jalan Dalam Menggunakannya
(Studi Kasus: Kota Semarang) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Nomor, U. U. (8). (2016)
Tentang Penyandang Disabilitas.
No, P. P. (36). Tahun (2006).
Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002. Penerbit Direktorat Jendral
Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Rachmawati, D. A., Sadika, F., & Adiluhung, H. (2019).
Perancangan Ulang Komponen Halte Tmb Berdasarkan Kebutuhan Penyandang
Disabilitas (studi Kasus Tunanetra). eProceedings of Art & Design, 6.
Reza, A., & Andrianto, A. (2023).
PERANCANGAN FASILITAS DUDUK DI RUANG PUBLIK UNUTK MENUNJANG AKTIFITAS
DIMASA NEW NORMAL (STUDI KASUS WORK COFFEE INDONESIA). eProceedings of
Art & Design, 10.
Ratnasari, M. N. I. (2015).
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Orientasi dan
Mobilitas Anak Tunanetra Merrynda. Jurnal Pendidikan Khusus Penerapanmodel, 1-