TEROR TRADISI: GASIANG TANGKURAK DALAM FILM EKSPERIMENTAL
Abstract
Seni Rupa, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi No 1, Terusan Buah Batu Bojongsoang, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 40257 Minangkabau adalah salah satu wilayah yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia, dan memiliki banyak keanekaragaman budaya yang unik, salah satunya adalah Gasiang Tangkurak yang merupakan ilmu magis. Budaya ini digunakan dengan banyak alasan, salah satunya sebagai persepsi negatif untuk tujuan balas dendam. Tradisi ini menjadi sebuah legenda karena masih banyak masyarakat yang belum percaya. Gasiang Tangkurak tidak hanya sekadar cerita rakyat, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat Minangkabau. Representasi dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat visualisasi karya teror tradisi Gasiang Tangkurak dalam film eksperimental. Melalui medium film, penulis berusaha untuk menghidupkan kembali legenda ini dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan konteks budaya yang terkandung di dalamnya.
Kata Kunci: film eksperimental, gasiang tangkurak, teror tradisi.
References
Abbas, A. F. (1971). Konsepsi dasar adat Minangkabau. Dalam Nasroen, Dasar dan Falsafah Minangkabau. Jakarta: Bulan Bintang.
Hidayatullah, R. (2019). Estetika Seni. Universitas Lampung.
Keesing, R. M. (1974). Theories of Culture. Annual Review of Anthropology.
R. Rizky , T. Wibisono. (2012). Mengenal Seni dan Budaya Indonesia.
John Libbey Publishing. (2006). Experimental Film and Video.
Amir M. S. · (1997). Adat Minangkabau pola dan tujuan hidup orang Minang.
Usman Pelly · (1994). Urbanisasi dan adaptasi peranan misi budaya Minangkabau.
Marzam · (2002). Basirompak sebuah transformasi aktivitas ritual magis menuju seni pertunjukan.
Rusman Latief. (2021). Jurnalistik Sinematografi
Cleoputri Yusainy. (2019). Panduan Riset Eksperimental dalam Psikologi
Gusti, U. A., Islami, A., Ardi, A., Almardiyah, A., Rahayu, R. G., & Tananda, O. (2021). Tinjauan penyebaran tradisi lisan di Sumatera Barat. Jurnal Adat dan Budaya.
Hartini, I., Trihanondo, D., & Sintowoko, D. A. W. (2022). Ritual Pelet Marongge Sebagai Salah Satu Sugesti Masyarakat Dalam Film Dokumenter Kontradiksi. eProceedings of Art & Design, 9(1).
Lawranta, G., & Pramayoza, D. (2021). Pendekatan subjektif dan objektif sebagai metode penciptaan film eksperimental Saya Dan Sampah (Polusi Visual). Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 23(2), 527-544.
Mudjiono, Y. (2011). KAJIAN SEMIOTIKA DALAM FILM. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), April, ISSN 2088-981X.
Munir, M. (2015). Sistem kekerabatan dalam kebudayaan Minangkabau: Perspektif aliran filsafat strukturalisme Jean Claude Levi-Strauss. Yogyakarta: Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada.
Nassir, M. (2019). Alam Minangkabau. Padang: Fakultas Adab Humaniora, UIN Imam Bonjol.
Sadono, S., & Purnomo, A. D. Akulturasi Budaya Islam dan Tionghoa dalam Arsitektur Masjid Al Imtizaj Cikapundung Bandung. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 438-443.
Sintowoko, D. A. W. (2021). Hibridisasi budaya: studi kasus dua drama Korea tahun 2018-2020. ProTVF, 5(2), 270-290.
Sintowoko, D. A. W. (2022). Mood Cues dalam Film Kartini: Hubungan antara Pergerakan Kamera dan Emosi. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 18(1), 1-16.
Sintowoko, D. A. W. (2023). Industri Film: Pemetaan Strategi Percepatan Ekonomi Kreatif Nasional Menuju Indonesia Maju 2040. Brikolase: Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa, 15(1), 59-70.
Suhendi, N., & Heryanto, N. Y. (2021). Penerapan Semiotika dan Psikologi Warna dalam Film (Studi Kasus Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck). Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain.
Voichici, O. (2020). Folklore and the Internet: The Life of Urban Legends in the Digital World.
Zarrabizadeh, S. (2011). Mendefinisikan Mistisme: Sebuah Tinjauan Atas Beberapa Definisi Utama. Journal for Philosophy & Mysticism, University of Erfurt, Jerman.
