PERANCANGAN STORYBOARD UNTUK ANIMASI 2D MENGENAI WAYANG SEROK SEBAGAI UPAYA ADAPTASI MEDIA
Abstract
Wayang merupakan salah satu pertunjukkan seni yang berkembang sejak 1500
SM. Pada awalnya, pertunjukkan wayang diperuntukkan sebagai media pemanggil arwah
leluhur. Hingga pada abad ke 10, wayang digunakan sebagai penyampai hiburan dan
dakwah hingga saat ini. Dari sekian banyak jenis wayang, terdapat wayang yang
menggunakan barang-barang bekas yaitu Wayang Serok. Saat ini, Wayang Serok memiliki
masalah dimana tidak terdapat penerus serta kesenian Wayang Serok mengalami
kepunahan. Hal ini dibenarkan oleh Abah Adang selaku pencipta Wayang Serok, dimana
Wayang Serok tidak dikenal oleh masyarakat sehingga terancam punah. Oleh karena itu,
untuk memperkenalkan kembali kesenian Wayang Serok, penulis merancang storyboard
animasi 2D dengan cerita yang mengadaptasi sejarah kesenian Wayang Serok. Penulis
menggunakan metode penelitian mix method, dengan cara pengumpulan data observasi,
wawancara, studi pustaka, serta penyebaran kuesioner terkait topik yang diteliti.
Kemudian data dianalisis secara konten untuk mendapatkan konsep sebagai acuan dalam
membuat perancangan storyboard untuk memperkenalkan kembali kesenian Wayang
Serok, agar masyarkat mengetahui dan berminat untuk membuat serta memainkan
kesenian Wayang Serok.
Kata kunci: adaptasi, storyboard, Wayang Serok.
References
Andlini, Dinda, Yulinda, Chotimah, & Merliyana. (2022). METODE PENELITIAN
KUALITATIF STUDI PUSTAKA. EDUMASPUL.
Anggara, Santosa, & Udayana. (2020). Proses Pembuatan Film Animasi 2D
Currell, D. (1999). Puppets and Puppet Theatre. Marlborough: The Crowood Press
LTD.
Dhimas, A. (2013). Cara Mudah Merancang Storyboard Untuk Animasi Keren.
Yogyakarta: Taka Publisher.
Ghertner, E. (2010). Layout and Composition. Taylor and Francis Group.
Ghozali, & Ramdhan. (2019). PERANCANGAN KARAKTER ANIMASI 2D HANOMAN
BERDASARKAN ADAPTASI BUKU HANOMAN SI BURUK RUPA BERJIWA
MULIA. e-Proceeding of Art & Design.
Hart, J. (2008). The Art of the Storyboard. Taylor and Francis Group.
Hendratman, H. (2013). Teori dan Penerapan Warna yang Harmonis. EXOTIC.
Hutcheon, L. (2006). A Theory of Adaptation. New York: Taylor and Francis Group.
Indonesia, K. P. (n.d.). Hasil Survei Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak.
Indonesia: 2020.
I'smaun, & Martono. (1989). Peranan Koleksi Wayang Dalam Kehidupan
Masyarakat. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jaeni. (2014). Kajian Seni Pertunjukan dalam Perspektif Komunikasi Seni. Bogor:
IPB Press.
Jaya, Darmawiguna, & Kesiman. (2020). PENGEMBANGAN FILM ANIMASI .
KARMAPATI.
Karsadi. (2022). Metodologi Penelitian Kulitatif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marliani, R. (2016). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Pustaka
Setia.
Paez, S., & Jew, A. (2013). Professional storyboarding Rules of thumb. Taylor and
Francis.
Prasetyo, E. M. (2021). KAJIAN KOMPOSISI VISUAL PADA FILM SERIAL NETFLIX .
Jurnal Titik Imaji.
Priyanto, & Darmoko. (2012). Buku Ajar MPK Seni Wayang. Jakarta: PPKPT UI.
Purnasiwi, & Kurniawan. (2013). PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI 2D
Soenyoto, P. (2017). Animasi 2D. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Thomas, F., & Johnston, O. (1981). The Illusion of Life Disney Animation. New York:
Walt Disney Productions.
Tillman, B. (2011). Creative Character Design. Waltham: Focal Press.
Widjono. (2007). Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Husni, A. M., Lionardi, A., & Afif, R. T. (2023). PERANCANGAN STORYBOARD
UNTUK ANIMASI 2D MENGENALKAN NILAI-NILAI DALAM PROSES TRADISI
NGALIWET TRADISIONAL SUNDA. eProceedings of Art & Design, 10(6).
Nahda, A. S., & Afif, R. T. (2022). KAJIAN SEMIOTIKA DALAM ANIMASI 3D LET’S
EAT. Jurnal Nawala Visual, 4(2), 81-86.