Efektivitas Visual Storytelling di Instagram sebagai Strategi Pemulihan Citra Merek Pasca Boikot pada Starbucks Indonesia
Abstract
Penelitian ini mengkaji efektivitas visual storytelling di Instagram sebagai strategi pemulihan citra
merek setelah terjadinya aksi boikot publik akibat isu geopolitik antara Israel dan Palestina, dengan
fokus khusus pada kasus Starbucks Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
menggabungkan pendekatan analisis naratif dan teknik analisis Multimodal Discourse Analysis (MDA)
untuk mengamati unggahan pada akus resmi Instagram Starbucks Indonesia setelah masa puncak
boikot pada awal tahun 2024. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Starbucks Indonesia secara
konsisten menggunakan tema tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), aksi sosial, dan narasi
kehidupan masyarakat urban untuk mengalihkan fokus audiens dari isu boikot. Konten naratif pendek
ini, yang disampaikan melalui Reels menampilkan situasi yang mudah diasosiasikan oleh audiens dan
membangun resonansi emosional. Starbucks Indonesia membentuk narasi alternatif yang berfokus
pada hal-hal positif, keterlibatan komunitas, dan koneksi emosional yang dikemas untuk penyampaian
pesan secara implisit. Strategi ini terbukti efektif dalam membangun kembali kepercayaan, meredam
kerusakan reputasi, dan meningkatkan keterlibatan di platform digital. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa visual storytelling di Instagram dapat menjadi alat yang halus namun kuat dalam mengelola
krisis merek di era digital.
Kata kunci: visual storytelling, Instagram, Starbucks Indonesia, pemulihan citra merek, CSR
References
Ashley, C., & Tuten, T. (2014). Creative Strategies in Social Media Marketing: An Exploratory
Study of Branded Social Content and Consumer Engagement. Psychology & Marketing,
(1), 15-27. doi:https://doi.org/10.1002/mar.20761
Budabin, A. C. (2017). Crafting Humanitarian Imaginaries: The Visual Story-Telling of Buy-One
Give-One Marketing Campaigns. Proceedings, 1(9), 905.
doi:https://doi.org/10.3390/proceedings1090905
Carroll, N. (2001). Beyond Aesthetics: Philosophical Essays. Cambridge University Press.
Coombs, W. T., & Holladay, J. S. (2012). The paracrisis: The challenges created by publicly
managing crisis prevention. Public Relations Review, 38(3), 408-415.
doi:https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2012.04.004
Escalas, J. E. (2008). Narrative Processing: Building Consumer Connections to Brands. Journal of
Consumer Psychology, 14(1-2), 168-180.
doi:https://doi.org/10.1207/s15327663jcp1401&2_19
Fiandra, Y., Budiman, A., & Noor, S. D. (2025). Penerapan Aerial Photography Berbasis Model
Komunikasi Aisas untuk Promosi Desa Wisata Lebakmuncang, Ciwidey, Bandung.
Rekam, 21(1), 71-78. doi:https://doi.org/10.24821/rekam.v21i1.13924
Kabelen, N. W. (2025). Inovasi Gaya Naratif Sinematik Dalam Produksi Film: Kreativitas Dalam
Keterbatasan Anggaran dan Teknologi. Rekam, 21(1), 63-70.
doi:https://doi.org/10.24821/rekam.v21i1.15056
Kappas, A. (2013). Social regulation of emotion: messy layers. Frontiers in Psychology, 4, 1-11.
doi:https://doi.org/10.3389/fpsyg.2013.00051
Kim, S., & Ferguson, M. A. (2014). Public Expectations of CSR Communication: What and How
to Communicate CSR. The Public Relations Journal, 8(3), 1-22. Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson Education.
Ledin, P., & Machin, D. (2018). Doing critical discourse studies with multimodality: from
metafunctions to materiality. Critical Discourse Studies, 16(1), 1-17.
doi:https://doi.org/10.1080/17405904.2018.1468789
Marwick, A. E. (2015). Instafame: Luxury selfies in the attention economy. Public Culture, 27(1),
-160. doi:https://doi.org/10.1215/08992363-2798379
Pieters, R., Wedel, M., & Batra, R. (2010). The Stopping Power of Advertising: Measures and
Effects of Visual Complexity. Journal of Marketing, 74(5), 48-60.
doi:https://doi.org/10.1509/jmkg.74.5.048
Satriaji, A. Z., & Destrity, N. A. (2024). Islamic Value-Based Digital Storytelling in Persuasive
Messages on Social Media for Crowdfunding Organizations (Narrative Analysis of
Instagram Account @Actforhumanity). Advances in Social Sciences Research Journal,
(7), 1-10. doi:https://doi.org/10.14738/assrj.117.17217
Schroeder, J. (2005). Visual Consumption. Routledge.
Strandvad, S. M., Davis, T. C., & Dunn, M. (2021). Mermaids as market creators: Cultural
entrepreneurship in an emerging practice. International Journal of Cultural Studies,
(1), 65-85. doi:https://doi.org/10.1177/13678779211046010
Ulla Johansson Skoldberg, J. W. (2018). Artistic Interventions in Organizations: Research,
Theory and Practice. Routledge.
Verakandhi, D. (2024). Perubahan Preferensi Menonton Film pada Era Media Sosial: Dampak
Short Video dan Implikasinya Terhadap Perilaku Menonton Film. Rekam, 20(1), 37-45.
doi:https://doi.org/10.24821/rekam.v20i1.1128
Wandira, A., & Pribadi, S. B. (2011). Kajian Aplikasi Warna Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pada Psikologi Pasien Anak (Studi Kasus : RSIA HERMINA PANDANARAN). Modul, 11(2),
-80. doi:https://doi.org/10.14710/mdl.11.2.2011.%p
Weiss, S. (2003). "Kothong Nanging Kebak", Empty Yet Full: Some Thoughts on Embodiment
and Aesthetics in. University of Texas Press.
Zulcha, N. (2024, June 12). Aksi Boikot Produk Pro-Israel Tuai Pro Kontra. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/nzulcha/6669880aed64154736684f64/aksi-boikot-
produk-pro-israel-tuai-pro-kontra



