KAJIAN ELEMEN TEKSTUR PADA DESAIN KATALOG SENI SEBAGAI SARANA PENGALAMAN SENSORI ALTERNATIF BAGI PENGUNJUNG
Abstract
Dalam konteks pameran seni, katalog umumnya dianggap sebagai materi
pendukung yang berfungsi sebagai arsip atau media promosi. Pendekatan ini sering
kali mengabaikan potensi katalog sebagai medium pengalaman estetis. Penelitian ini
mengeksplorasi integrasi elemen taktil dalam desain katalog seni guna memperkaya
pengalaman audiens secara sensoris. Dengan pendekatan eksperimental, studi ini
menganalisis pengaruh tekstur terhadap persepsi, resonansi emosional, dan
interpretasi audiens saat berinteraksi dengan replika karya seni dalam katalog. Karya
kertas Setiawan Sabana dipilih sebagai studi kasus karena menekankan materialitas
dalam praktik seninya. Simulasi booth interaktif di Bandung menunjukkan bahwa
katalog taktil mampu mendorong refleksi dan keterlibatan tubuh, walau tidak dapat
menggantikan pameran fisik sepenuhnya. Hasil menunjukkan bahwa elemen taktil
dapat memperluas fungsi katalog menjadi media apresiasi yang lebih imersif. Studi
ini mendorong perubahan paradigma terhadap katalog seni—dari sekadar
dokumentasi visual menjadi objek desain yang memiliki nilai artistik dan interpretatif.
Dengan mengedepankan materialitas, katalog seni dapat berperan sebagai bagian
aktif dalam ekosistem pameran dan memperluas jangkauan interaksi audiens,
bahkan di luar ruang galeri.
Kata kunci: Katalog, Tekstur, Taktil, Materialitas, Interaksi.
References
Classen, C. (2020). Fingerprints. Writing about Touch. In C. Classen (Ed.), The
Book of Touch (pp. 1–9). Routledge.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. Sage Publications.
Drucker, J. (2010). Graphesis: Visual Knowledge Production and
Representation. Poetess Archive Journal, 2(1).
Galeri Soemardja. (2014, October 20). DIAGNOSIS: Telisik Kiprah Seni
Setiawan Sabana. Galeri Soemardja.
https://galerisoemardja.itb.ac.id/2014/10/20/diagnosis-telisikkiprah-
seni-setiawan-sabana/
Gallace, A., & Spence, C. (2011). Tactile aesthetics: Towards a definition of its
characteristics and neural correlates. In Social Semiotics (Vol. 21, Issue
, pp. 569–589). https://doi.org/10.1080/10350330.2011.591998
Hata, S. (2019, November 4). How Museum Stores Support Their Institutions
and the Public. American Alliance of Museums.
Hughes, S. A. (2010). Museum Publishing: Production and Reception of
Museum Books.
Kirchberg, V., & Tröndle, M. (2015). The Museum Experience: Mapping the
Experience of Fine Art. Curator: The Museum Journal, 58(2).
Lauwrens, J. (2019). Touch as an aesthetic experience. Journal of Visual Art
Practice, 18(4), 323–341.
https://doi.org/10.1080/14702029.2019.1680510
Lupton, E., & Lipps, A. (2018). The Senses: Design Beyond Vision. Princeton
Architectural Press.
Lyman, R. L. (2007). What is the “process” in cultural process and in processual
archaeology? In Anthropological Theory (Vol. 7, Issue 2, pp. 217–250).
https://doi.org/10.1177/1463499607077299Mariana, A., Setiawan, E., Nugroho, G. P., Sani, Putra, G., Rancajale, H.,
Minarti, H., Suryatmoko, J., Azali, K., Dahlan, M. M., & Larasati, R. D.
(2014). Arsipelago: Kerja Arsip & Pengantar Seni Budaya di Indonesia
(F. Wardani & Y. F. K. Murti, Eds.; 1st ed.). Indonesian Visual Art
Archive (IVAA).
Mayasari, A. L., Sani, G. P., Fitri, I., Prawirosusanto, K. M., Abe, M., Hutomo,
P., Badrika, R., Massardi, R. D., Rachman, T. N., & Lestari, U. (2013).
Membaca Arsip, Membongkar Serpihan Friksi, Ideologi, Kontestasi:
Seni Rupa Jogja 1990-2010 (I. S. Kuncoro, Ed.). KARYA!
Mills, C. M. (2009). Materiality as the Basis for the Aesthetic Experience in
Contemporary Art [Master’s thesis, The University of Montana].
https://scholarworks.umt.edu/etd
Pekarik, A. J., Doering, Z. D., & Karns, D. A. (1999). Exploring Satisfying
Experiences in Museums. Curator: The Museum Journal, 42(2), 152–
https://doi.org/10.1111/j.2151-6952.1999.tb01137.x
Resmadi, I., & Yuliar, S. (2014). Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di
Harian Pikiran Rakyat. Jurnal Sosioteknologi, 13(2), 110–118.
Robertson, J. (1989). The exhibition catalog as source of artists’ primary
documents. Art Libraries Journal, 14(2), 32–36.
https://doi.org/10.1017/S0307472200006210
Srinivasan, R., Boast, R., Furner, J., & Becvar, K. M. (2009). Digital museums
and diverse cultural knowledges: Moving past the traditional catalog.
Information Society, 25(4), 265–278.
https://doi.org/10.1080/01972240903028714
Susanto, M. (2019). KATALOG ANOTASI: Pondasi sekaligus Masa Depan (Arsip)
Budaya/Seni di Indonesia. BP ISI Yogyakarta.
