ILM PENDEK “BEYOND THE CODE”
Abstract
Film pendek Beyond the Code menggambarkan keterbatasan kecerdasan buatan (AI) dalam
menggantikan aspek emosional manusia yang kompleks. Dalam era dimana AI telah menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari asisten virtual hingga sistem interaksi sosial berbasis algoritma.
Muncul pertanyaan mendasar mengenai apakah teknologi ini dapat benar-benar menggantikan peran
manusia dalam konteks hubungan emosional. Film ini mengisahkan seorang pria yang kehilangan
kekasihnya dan mencoba mengatasi rasa duka dengan menghadirkan kembali sosok tersebut dalam
bentuk robot AI yang dirancang menyerupai perilaku dan suara kekasihnya. Meski pada awalnya
kehadiran AI tersebut memberikan kenyamanan semu, perlahan sang tokoh menyadari bahwa
interaksi yang tercipta hanyalah tiruan, tanpa makna emosional yang sejati. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis bagaimana Beyond the Code merepresentasikan perbedaan antara kecanggihan
AI dan kedalaman perasaan manusia. Fokus utama terletak pada penggunaan narasi, simbolisme
visual, dan karakterisasi yang menggambarkan bahwa emosi, empati, dan koneksi batin adalah hal
yang tidak dapat diprogramkan. Film sebagai medium visual dipilih karena kemampuannya
menyampaikan pesan kompleks secara imajinatif dan menyentuh aspek afektif penonton. Pendekatan
kualitatif digunakan untuk menelaah bagaimana sinematografi dan alur cerita memperkuat pesan
tentang pentingnya peran unik manusia dalam dunia yang semakin terdigitalisasi. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami batas-batas teknologi serta pentingnya
menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam membangun masa depan yang tetap berpusat pada manusia.
Kata Kunci: : Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence, AI, Manusia, Rasa, Emosional, Menggantikan,
Film
References
McLuhan, Marshall. (1964). Understanding Media: The Extensions of Man. New York:
McGraw-Hill.
Monaco, James. (2009). How to Read a Film: Movies, Media, and Beyond. Oxford: Oxford
University Press.
Murray, Janet H. (1997). Hamlet on the Holodeck: The Future of Narrative in Cyberspace.
Cambridge: MIT Press.
Picard, M. J. (2003). Affective Computing: Challenges. IEEE Intelligent Systems, 18(1), 44-
https://doi.org/10.1109/MIS.2003.1181270
Russell, J. S., & Norvig, P. (2020). Artificial Intelligence: A Modern Approach.Prentice Hall.
Robinson, T. G. S., & Gopalan, E. H. R. (2022). Artificial Intelligence in Emotion Recognition
and Its Ethical Implications. Journal of AI and Ethics, 12(3), 239-251.
https://doi.org/10.1007/s43681-022-00105-4
Russell, S., & Norvig, P. (2020). Artificial Intelligence: A Modern Approach (4th ed.).
Pearson.
Russel, Stuart J., & Norvig, Peter. (2021). Artificial Intelligence: A Modern Approach.
th Edition. Hoboken: Pearson Education.
Shank, C. D. (2019). Emotion in Human-Computer Interaction. Cambridge University Press.
Smith, Murray. (1995). Engaging Characters: Fiction, Emotion, and the Cinema.
Oxford: Clarendon Press.
Sontag, Susan. (1966). Against Interpretation and Other Essays. New York: Farrar, Straus
& Giroux.
Turkle, Sherry. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less
from Each Other. New York: Basic Books.
Zettl, Herbert. (2013). Sight, Sound, Motion: Applied Media Aesthetics. 7th Edition.Boston:
Wadsworth.
Zuboff, Shoshana. (2019). The Age of Surveillance Capitalism: The Fight for a Human Future
at the New Frontier of Power. New York: PublicAffairs.
Ersyad, F. A. (2020). Eksistensi Media Televisi Era Digital Dikalangan Remaja. Jurnal
Dinamika Sosial Budaya 22 (1), 38-44.
Rohadiat, V. G. (2025). Design of Installation Photography Work: Menembus Rikuh
Memikat Kerinduan. JOMANTARA 5 (1), 24-36



