REPRESENTASI AKRASIA DALAM MEDIUM PATUNG KONTEMPORER BJD SEBAGAI REFLEKSI KETERBATASAN PSIKOLOGIS
Abstract
Tugas akhir ini berangkat dari refleksi personal mengenai kondisi akrasia, yaitu
keadaan ketika seseorang sebenarnya memahami apa yang seharusnya dilakukan, namun
tetap gagal melaksanakannya karena hambatan internal dan pergolakan batin. Tujuan
dari penciptaan karya ini adalah merepresentasikan konflik batin tersebut melalui
medium seni patung kontemporer dengan pendekatan modern. Proses penciptaan
dilakukan melalui eksplorasi bentuk dan ekspresi menggunakan teknik pembentukan clay,
konstruksi struktur, serta perakitan sendi seperti pada figur tiga dimensi. Karya ini
divisualisasikan sebagai figur patung dengan pose tangan terulur, menjangkau keluar dari
kandang metaforis yang melambangkan batasan psikologis dalam diri, sebagai simbol
keinginan untuk melepaskan diri dari jerat batin. Simpulan dari karya ini menegaskan
bahwa perjuangan melawan akrasia merupakan konflik internal yang kompleks dan layak
divisualisasikan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu kesehatan mental dan
mendorong pemahaman yang lebih dalam terkait ketahanan emosi.
Kata kunci : akrasia, seni patung, ekspresionisme, konflik batin, representasi visual, seni
kontemporer, OOAK.
References
Barthes, R. (1977). Image, Music, Text. Fontana Press.
Clear, J. (2018). Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break
Bad Ones. New York: Avery.
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (2015). Procrastination and Task
Avoidance: Theory, Research, and Treatment. Springer.
Heather, N. (2016). Addiction and Choice: Rethinking the Relationship. Oxford
University Press.
Kahneman, D. (2011). Thinking, Fast and Slow. Farrar, Straus and Giroux.
Baumeister, R. F., Vohs, K. D., & Tice, D. M. (2014). The strength model of selfcontrol. Current Directions in Psychological Science, 23(5), 231–237.
Evans, J. St. B. T. (2008). Dual-processing accounts of reasoning, judgment, and
social cognition. Annual Review of Psychology, 59, 255–278.
https://doi.org/10.1146/annurev.psych.59.103006.093629Hofmann, W., Baumeister, R. F., Fˆrster, G., & Vohs, K. D. (2014). Self-regulation
and the executive function: Strengthening the link between theory and
practice. Journal of Personality and Social Psychology, 107(1), 111–125.
McIntyre, A. (2017). Is akratic action always irrational? Dalam R. Robichaud & J. W.
Wieland (Eds.), Responsibility: The Epistemic Condition (hlm. 223–241).
Oxford: Oxford University Press.
Mufidah, N., Wiguna, I. P., & Zen, A. P. (2024). Gangguan kecemasan dan
ketakutan akan kematian sebagai inspirasi penciptaan karya drawing
charcoal. e-Proceeding of Art & Design, 11(6), 9695–9704.
Rozental, A., Forsell, E., Svensson, A., Andersson, G., & Carlbring, P. (2015).
Internet-based cognitive-behavior therapy for procrastination: A
randomized controlled trial. Journal of Consulting and Clinical Psychology,
(4), 808–824.
Rozental, A., Forsell, E., Svensson, A., Andersson, G., & Carlbring, P. (2015).
Cognitive behavioral therapy for perfectionism and procrastination.
Journal of Consulting and Clinical Psychology, 83(4), 808–824.



