VISUALISASI RASA BERSALAH DAN PENYESALAN DALAM MEDIA VIDEO ANIMASI STOPMOTION SEBAGAI EKSPRESI PSIKOLOGIS
Abstract
Dalam kehidupan modern yang serba cepat saat ini, banyak orang tanpa sadar memikul beban emosional dari
masa lalu — salah satu yang paling umum adalah rasa bersalah. Perasaan ini seringkali muncul ketika seseorang menyadari
keputusan atau kesalahan masa lalunya, yang pada akhirnya memengaruhi cara pandangnya terhadap diri sendiri, orang lain, dan masa depannya.
Fenomena ini khususnya umum di kalangan generasi muda yang terbiasa dengan budaya
pencapaian instan: semuanya cepat, semuanya mudah, tetapi seringkali dengan mengorbankan konsekuensi jangka panjang.
Melalui proyek akhir saya yang berjudul "The Mistake Whisper," saya mengeksplorasi gejolak batin seseorang yang
dihantui rasa bersalah. Karya ini diwujudkan dalam bentuk video stop-motion, dipilih tidak hanya karena
daya tarik visualnya tetapi juga karena kapasitas artistiknya untuk menyampaikan sifat jiwa yang terfragmentasi, hancur, dan retak
yang terluka oleh penyesalan. Menggabungkan elemen visual simbolis dengan audio yang dirancang dengan cermat, karya ini
mengajak penonton untuk merasakan kecemasan, kegelisahan, dan perjalanan sang protagonis menuju pengampunan diri. Harapannya, karya ini dapat berfungsi sebagai pengingat sekaligus pembuka percakapan — tentang
bagaimana kita memproses rasa bersalah, bagaimana rasa bersalah memengaruhi hidup kita, dan bagaimana seni dapat menjadi jembatan yang ampuh untuk mengekspresikan
perjuangan batin yang seringkali terlalu sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kata kunci: bersalah, penyesalan, stopmotion
References
Barthes, R. (1977). Image, music, text. Fontana Press.
Hidayat, T. (2020). Psikologi rasa bersalah: Perspektif teori dan praktek. Jurnal
Psikologi Indonesia, 15(2), 45–57.
Holman, T. (2010). Sound for Įlm and television (3rd ed.). Focal Press.
Kahneman, D., & Tversky, A. (1982). The psychology of preferences. ScienƟĮc
American, 246(1), 160–173.
Prasetyo, B. (2019). StopmoƟon dan eksplorasi visual dalam karya seni. Jurnal
Seni Rupa Nusantara, 7(1), 12–25.
Rizqillah, A. A., Endriawan, D., & Maulana, T. A. (2023). Analisis dalam Įlm
Kukira Kau Rumah sebagai media pengenalan mental illness. Jurnal Desain GraĮs dan
Media KreaƟf, 4, [halaman Ɵdak lengkap].
Salamah, N. A., Endriawan, D., & Kusumanugraha, S. (2023). Penciptaan video
art dengan pendekatan teknik sinematograĮ dalam karya MEMBAIK. Telkom
University.
SeƟawan, A. (2015). Penyesalan dalam perspekƟf psikologi kogniƟf. Jurnal
Psikologi, 10(3), 23–35.
SeƟawan, R. P., Endriawan, D., & Sadono, S. (2024, Desember). Visualisasi karya
foto berjudul “Two of Us” dengan implementasi manekin. Telkom University.
Tangney, J. P. (2002). Self-conscious emoƟons: The psychology of shame, guilt,
embarrassment, and pride. Guilford Press.
Wells, P. (1998). Understanding animation. Routledge.



