Visualisasi Tabur Tuai dalam Seni Instalasi Televisi Analog dan Video Digital

Authors

  • Humaira Basrah Makkarumpa Telkom University
  • Ranti Rachmawanti Telkom University
  • Axel Ramadhan Ridzky Telkom University

Abstract

Setiap tindakan yang kita lakukan hari ini ibarat benih yang ditanam dan akan
menentukan hasil yang dituai di masa depan. Konsep “tabur tuai” menggambarkan
prinsip sebab-akibat yang berlaku dalam kehidupan, di mana setiap pilihan membawa
konsekuensi di kemudian hari. Dalam karya instalasi ini, penulis mengajak audiens
merenungkan pentingnya kesadaran akan dampak dari setiap keputusan. Media televisi
analog, video digital, dan teknologi hologram digunakan sebagai metafora visual untuk
menyoroti hubungan pola pikir kolektif dalam masyarakat. Motion graphic memperkuat
pesan visual sehingga penonton dapat merasakan bagaimana keputusan kecil dapat
memicu rangkaian peristiwa yang lebih besar. Karya ini diharapkan menjadi ruang
refleksi bersama yang mendorong audiens untuk bertindak lebih bijaksana dan
bertanggung jawab. Dengan demikian, instalasi ini bukan hanya ekspresi artistik, tetapi
juga sarana edukasi dan ajakan membangun masa depan yang lebih baik.
Kata kunci: Tabur Tuai, Refleksi, Motion Graphic, Hologram.

References

Buku dan Buku Elektronik

Aristoteles. (350 SM). Etika Nicomachean. Kant, I. (1785). Dasar-dasar

metafisika moral.

Kimmel, M. S., & Messner, M. A. (2018). Men's lives (10th edPearson.

Kurniawan, S. (n.d.). Hukum tabur tuai.

Marzuki, P. M. (2017). Penelitian hukum. Kencana. Mill, J. S. (1863).

Utilitarianism. Parker, Son, and Bourn.

Jurnal dan Artikel Akademik

Adisaputra, F., Budyartati, S., & HS, A. K. (2020). Hubungan penggunaan

aplikasi TikTok dengan degradasi karakter siswa SD. Jurnal Psikologi Pendidikan,

(1), 1–20.

Glick, P., & Fiske, S. T. (1996). The ambivalent sexism inventory:

Differentiating hostile and benevolent sexism. Journal of Personality and Social

Psychology, 70(3), 491–512.

https://doi.org/10.1037/0022-3514.70.3.491

Noegroho, B. (2023). Integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan karakter.

Jurnal Pendidikan, 10(2), 123–135. Surbakti, E. B. (2021). Makna hukum tabur tuai menurut Galatia 6:7-

dan pengaruhnya terhadap kehidupan orang Kristen.

Rachmawanti, R., & Yuningsih, C. R. (2022). Art exhibition in digital art

space as social interaction arena for artists towards the metaverse era. Jurnal

Sosioteknologi, 21(2), 123-135.

Ridzky, A. R. (2018). Gerakan seni rupa baru dan pansensualisme dalam

seni rupa modern Indonesia [Tesis, Telkom University]. Repository Telkom

University.

Yuningsih, C. R., & Rachmawanti, R. (2022). Implementasi teknologi dalam

teknik melukis. Jurnal Visual Ideas, 2(2), 76-82.

Laporan dan Dokumen Resmi

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2021). Climate

change 2021: The physical science basis. Contribution of working group I to the

sixth assessment report of the intergovernmental panel on climate change.

Cambridge University Press.

Website dan Sumber Online

Betancourt, M. (2012). The origins of motion graphics. Cinegraphic.

https://www.cinegraphic.com

Dahrendorf, R. (1960). Teori konflik modern.

https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34

Dugis, V. (2017). Teori hubungan internasional: Perspektif-perspektif

klasik.

https://www.researchgate.net/publication/321709080_Teori_Hubungan_Int

ernasional_Perspektif-Perspektif_Klasik

Gallagher, R. (2020). Exploring motion graphics.

http://repository.unpas.ac.id/59882/4/9%20BAB%20II.pdf

Published

2025-11-20

Issue

Section

Prodi S1 Seni Rupa