penyutradaraan film fiksi pendek "samar"

Authors

  • muhammad fariz juliansyah Telkom University
  • teddy hendiawan Telkom University
  • yayat sudaryat Telkom University

Abstract

Abstrak

Samar merupakan film fiksi pendek yang mengangkat tentang penyakit prosopagnosia. Prosopagnosia atau buta wajah merupakan penyakit yang membuat penderitanya tidak dapat mengenali wajah siapapun. Hal ini menyebabkan penderita mengalami gangguan sosial berupa dijauhi dan dikucilkan oleh lingkungannya. Penggambaran penderita melalui media film dan penyutradaraan film yang tepat kemudian menjadi tujuan perancangan agar dapat menyampaikan pesan mengenai penyakit ini kepada audiens. Metode kualitatif kemudian digunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dan model analisis psikologi kognitif digunakan untuk mendapatkan hasil analisa mengenai keadaan penderita penyakit prosopagnosia yang kemudian digunakan dalam penyutradaraan film. Hasil analisa berupa keadaan penderita penyakit prosopagnosia yang merasa sendiri dan kesepian karena gangguan sosial yang dialaminya kemudian menjadi dasar dalam konsep penyutradaraan. Maka dirancang film fiksi pendek dengan penyutradaraan yang tepat untuk menggambarkan penderita penyakit prosopagnosia yang merasa sendiri dan membutuhkan perhatian dari lingkungan terdekatnya kepada target audiens berupa remaja di wilayah perkotaan di Indonesia. Sebagai hasil dari penyutradaraan film ini adalah film fiksi pendek berjudul “Samar†yang dengan melalui media utama film fiksi pendek, pesan dapat tersampaikan dengan baik dan wacana mengenai kesendirian penderita prosopagnosia dapat tersampaikan dan lingkungan bisa memberikan perhatian yang cukup kepada penderita, karena mereka tidak dapat mengenali siapapun. Kata kunci : Sutradara, Film, Prosopagnosia, Psikologi Kognitif.

Abstract

Samar is a short fiction film based on a disorder called prosopagnosia. Prosopagnosia, or face blindness, is a cognitive disorder that causes an inabilty to recognize faces. This causes patients to experience social disruption such as shunned and avoided by the neighborhood. Depictions of patients through the medium of film and the right directing then became the main objectives of the film. Qualitative methods then used to obtain the data and information and cognitive psychology approaches used to analyse the state of the prosopagnosia patients which then used in the directing of the film. The condition of the patients who feels lonely because of the social disruption became the basis of the directing concept. So the short fiction film is designed with the appropriate directing style to describe the patients who feel alone and in need of attention from the people closest to them. The message is carried to the public, especially young people in urban areas in Indonesia. As the result of the directing of the film is a short fiction film called “Samar†that through the main media of short fiction film, the message can be delivered properly and the message about the loneliness of face blindness can be delivered and people can start giving enough attention to the patients, because they cannot recognize anyone. Keywords : Director, Film, Prosopagnosia, Cognitive Psychology.

Downloads

Published

2015-08-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual