Penyutradaraan Film Fiksi Pendek "suara Yang Hilang" Yang Diadaptasi Dari Makna Struktur Angklung
Abstract
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional Jawa Barat, yang dimainkan dengan cara di getarkan dan digoyangkan untuk menghasilkan sebuah nada tunggal dengan cara mematikan nada -nada yang lainnya dalam satu gerak pendek. Angklung bagi masyarakat sunda agraris merupakan sebuah simbol dari penyatuan kosmos / semesta ( Langit, Bumi dan Manusia ), dan secara struktur angklung merupakan sebuah simbol kasih sayang, yang mana simbol tersebut mengajarkan bahwa yang lebih tua haruslah mengayomi yang muda. Pengaruh modernitas mengakibatkan seni budaya tradisional lambat laun terancam punah, kehilangan nilai dan makna filosofis dan pendukungnya akan berkurang. Dalam perancangan Tugas Akhir ini, makna struktur angklung sebagai objek adaptasi kreasi dianalasis dan di interpretasikan kedalam sebuah bentuk narsi film. Makna struktur angklung tersebut akan di gambarkan dan diinformasikan melalui sebuah media film dengan metode kualitatif sebagai metode pengumpulan data, membandingkan karya sejenis dengan pendekatan naratif sebagai metode analisis dan pendekatan individual oleh sutradara dalam penyutradaraan yaitu mengarahkan tim dan pemeran secara personal sesuai dengan peran dan tugasnya baik pada saat praproduksi, produksi dan pasca produksi. Perancangan ini menitikberatkan pada perancangan film fiksi pendek dari adaptasi angklung dengan model analisis bentuk, fungsi dan makna pada struktur angklung dan analisis naratif pada film yang sudah ada sebelumnya yang kemudian menjadi bentuk skenario dan divisualisasikan oleh penata kamera, disunting oleh editor sesuai arahan sutradara.
Kata kunci : Sutradara, Adaptasi, Angklung