Penyutradaraan Film Fiksi Klenik Mengenai Adaptasi Kidung Rumeksa Ing Wengi
Abstract
Abstrak Keberagaman dalam musik telah menciptakan berbagai macam genre seperti musik tradisional Jawa. Sebuah tembang Jawa mulai populer dikalangan masyarakat ketika tembang yang berjudul Lingsir Wengi menjadi soundtrack di sebuah film horor berjudul Kuntilanak. Berkat kehadiran tembang durma Lingsir Wengi di film kuntilanak, tembang tersebut hingga kini dipercaya masyarakat dapat mendatangkan Kuntilanak. Lingsir Wengi muncul menjadi banyak versi, yaitu Lingsir Wengi versi film Kuntilanak, Lingsir Wengi versi campursari yang diciptakan Sukap Jiman, dan Kidung Rumeksa ing Wengi yang diciptakan Sunan Kalijaga. Seringkali Lingsir Wengi versi film Kuntilanak disamakan dengan kidung penolak bala karya Sunan Kalijaga, padahal dari syair dan pakem macapatnya sangat berbeda. Perancangan film fiksi tentang makna yang terkandung dalam Kidung Rumeksa ing Wengi ini didasari dengan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan pendekatan komunikasi lintas budaya, dimana penulis ingin mengungkapkan kepada masyarakat bahwa Lingsir Wengi hanyalah bentuk kesenian baru yang diciptakan oleh sutradara Film Kuntilanak, sedangkan kidung penolak bala karya Sunan Kalijaga adalah Rumeksa ing Wengi. Kata Kunci: Sutradara, Adaptasi, Kidung, Klenik Abstract The diversity in music has created by any kind of genres such as traditional music of java. A song of java became popular among people when a song called Lingsir Wengi became a soundtrack of Kuntilanak movie. People believe that Lingsir Wengi can bring Kuntilanak to whoever sing the song. Lingsir Wengi appeared in many versions, from Kuntilanak movie itself, then from campursari by Sukap Jiman, and Kidung Rumeksa ing Wengi by Sunan Kalijaga. Frequently, Lingsir Wengi in Kuntilanak movie version often equated with Kidung Rumeksa ing Wengi by Sunan Kalijaga, even though the poetry and provision are very different. The design of fiction film about the meaning of Kidung Rumeksa ing Wengi based on research that used is qualitative with cross cultural communication, where the author has purposes to give an information that Lingsir Wengi is just a contemporary art created by the director of Kuntilanak movie, whereas a kidung of reject disaster by Sunan Kalijaga is Rumeksa ing Wengi. Keywords: Directing, Adaptation, Kidung, KlenikDownloads
Published
2018-12-01
Issue
Section
Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual