eProceedings of Art & Design https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign <p class="cvGsUA direction-ltr align-start para-style-body"><span class="OYPEnA text-decoration-none text-strikethrough-none">e-Proceedings of Art &amp; Design is a media for publishing scientific work by graduates of Telkom University which contains </span><span class="OYPEnA text-decoration-none text-strikethrough-none">Art &amp; Design studies. </span><span class="OYPEnA text-decoration-none text-strikethrough-none">Uploaded scientific papers will go through inspection procedures (reviewers) and approval from the relevant supervisor.</span></p> Telkom University en-US eProceedings of Art & Design 2355-9349 AKTIVITAS SENI KOLABORASI BATIK ECOPRINT DALAM KARYA INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27954 <p>Seiring meningkatnya pencemaran lingkungan akibat limbah industri batik, terutama dari<br>zat pewarna kimia, teknik ecoprint hadir sebagai alternatif ramah lingkungan. Penulis berkolaborasi<br>dengan Batik Darmo untuk menciptakan kain ecoprint berpola batik melalui proses seni kolaborasi,<br>mulai dari perancangan motif hingga produksi kain. Kolaborasi ini menjaga keaslian teknik serta<br>memperkuat nilai budaya. Karya akhir disajikan dalam bentuk instalasi dengan pendekatan Archive<br>Installation yang menggabungkan fotografi, tekstil, material, dan video, guna mendokumentasikan<br>proses secara menyeluruh dan tidak hanya menampilkan hasil akhir.<br>Kata Kunci: ecoprint , instalasi , seni kolaborasi</p> Aura Permata Maulida Ranti Rachmawanti Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 ANALISIS MISE EN SCENE PADA FILM SLEEP CALL (2023) KARYA FAJAR NUGROS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27957 <p>Penelitian ini membahas analisis sinematografi dalam film Sleep Call (2023) yang<br>disutradarai oleh Fajar Nugros. Film ini dipilih karena menampilkan gaya visual yang kuat<br>dan penggunaan elemen sinematografi yang mendalam dalam membangun suasana dan<br>menyampaikan pesan naratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji<br>bagaimana elemen-elemen sinematografi seperti komposisi gambar, pencahayaan,<br>warna, gerakan kamera, serta fokus dan kedalaman bidang digunakan untuk<br>memperkuat tema, karakterisasi, dan atmosfer dalam film. Penelitian ini menggunakan<br>pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data dikumpulkan melalui<br>observasi terhadap adegan-adegan dalam film dan dianalisis berdasarkan teori<br>sinematografi serta referensi studi film. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa<br>sinematografi dalam Sleep Call tidak hanya berfungsi sebagai estetika visual, tetapi juga<br>sebagai alat naratif yang esensial dalam membentuk emosi penonton dan mendukung<br>perkembangan cerita secara keseluruhan.<br>Kata kunci: Film, Sinematografi, Mise-en scene.</p> Shalomitha Debora Putri Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 DAMPAK TRAUMA DI MASA LALU MELALUI KARYA LUKIS MIXED MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27958 <p>Kekerasan verbal merupakan kekerasan secara lisan yang tidak baik berupa bentakan,<br>hinaan, menolak anak, mempermalukan anak, memaki serta menakuti anak menggunakan katakata yang tidak pantas.hal itu merupakan tindakan yang sering terjadi dilingkungan sekitarnya<br>yang akan berpengaruh terhadap kelakuan kepribadian seseorang sama halnya dimasa anakanak hingga remaja dimana masa itu merupakan mencoba untuk beradaptasi dengan<br>perubahan yang terjadi yang menjadikannya masa mencari jati diri. Jika mereka mengalami<br>pengalaman buruk yang berkaitan dengan kekerasan salah satunya kekerasan verbal bisa<br>mengakibatkan hambatan mereka untuk berkembang apabila bila tidak bisa ditangani dengan<br>baik hingga menimbulkan rasa trauma yang bisa berdampak hingga dewasa.Maka melalui<br>laporan tugas akhir ini penulis ingin membuat Karya lukis mix media dan Seni Kinetik bertujuan<br>untuk memvisualisasikan gambaran seseorang yang memiliki pengalaman buruk dari masalalu<br>hingga dampak trauma yang terbawa dimasa dewasa dengan menggunakan beberapa medium<br>dan bahan dalam proses pembuatan karya dari gagasan yang dibuat.<br>Kata kunci: Karya Lukis mix media, Kinetik,Kekerasan Verbal,Trauma</p> Hanin Huriyah Soni Sadono Didit Endriawan Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 DETEKTIF BERJUBAH MISTIS: VISUALISASI TIPU DAYA DUKUN LEWAT SENI DIORAMA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27959 <p>Fenomena kepercayaan terhadap kekuatan mistis dan peran dukun sebagai<br>perantara dunia gaib masih kuat dalam masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah<br>pedalaman. Artikel ini bertujuan untuk mengkritik praktik tipu daya yang dilakukan oleh<br>dukun dengan memanfaatkan seni diorama sebagai medium ekspresi visual. Karya yang<br>dihasilkan menghadirkan narasi dua sisi: bagian depan menampilkan citra mistis seorang<br>dukun dengan berbagai objek simbolik, sementara bagian belakang mengungkapkan<br>realitas manipulatif di mana informasi diperoleh melalui riset dan teknologi, bukan<br>kekuatan gaib. Pendekatan ini menggabungkan kritik sosial, simbolisme, dan psikologi<br>kolektif melalui figur art toys dan skala miniatur. Dengan mengangkat ironi visual dan<br>memanfaatkan media diorama, karya ini diharapkan dapat membuka ruang refleksi<br>terhadap logika mistika serta menjadi bentuk alternatif penyampaian pesan kritis melalui<br>seni rupa kontemporer.<br>Kata kunci: art toys, diorama, dukun, kritik sosial, mistisisme</p> Arya Sena Yudha Kencana Iqbal Prabawa Wiguna Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 EKSPERIMENTASI VISUAL DAMPAK PEJRODOHAN PAKSA PADA MEDIUM FILM PENDEK DENGAN JUDUL “SEHIDUP” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27960 <p>Perjodohan paksa masih banyak terjadi di Indonesia dan kerap dibalut dengan<br>alasan budaya atau kehendak orang tua, meskipun seringkali mengabaikan keinginan<br>individu. Praktik ini dapat menimbulkan dampak psikologis dan sosial serius, seperti<br>tekanan batin hingga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Berdasarkan keprihatinan<br>terhadap isu tersebut, penulis menyuarakan keresahan melalui karya film Pendek.<br>Pendekatan visual eksperimental digunakan dengan eksplorasi kontras pencahayaan<br>serta desain audio untuk merepresentasikan konflik batin yang dialami individu. Karya ini<br>diharapkan menjadi media refleksi dan pemicu diskusi kritis terkait kebebasan dalam<br>menentukan pasangan hidup.<br>Kata kunci: perjodohan paksa, film eksperimental, pencahayaan, tekanan psikologis,<br>KDRT</p> Shaddam Alfi Tampaty Didit Endriawan Adrian Permana Zen Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 EKSPLORASI FOTOGRAFI SELF-PORTRAIT TENTANG BULLYING VERBAL Dari Karya Fotografi Self Portrait https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27961 <p>Bullying merupakan salah satu isu sosial yang masih menjadi perhaƟan diberbagai kalangan,<br>mulai dari lingkungan sekolah, kampus, hingga masyarakat luas. Dampak negaƟf pada bullying bisa dalam<br>berbentuk Įsik, verbal, bahkan online dapat menimbulkan luka mendalam bagi korban yang mentalnya<br>Ɵdak kuat. PeneliƟan ini bertujuan untuk menggambarkan realitas dari korban bullying melalui media<br>fotograĮ sebagai bentuk penyampaian pesan visual yang kuat dan emosional. Karya ini menggunakan<br>pendekatan fotograĮ konteptual yang bertujuan untuk menciptakan narasi visual yang mampu menyentuh<br>emosi penikmat seni dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dari bullying. Metode yang<br>digunakan mencangkup pengalaman pribadi, dan explorasi ide visual hingga dapat menghasil karya<br>fotograĮ yang bermakna. Karya ini diharapkan dapat membuat sebuah karya fotograĮ yang mampu<br>memancing rasa empaƟ, reŇeksi, dan kesadaran sosial. Karya fotograĮ ini juga diharapkan dapat<br>berkontribusi untuk mencegah bullying verbal baik melalui edukasi visual dan penyampaian pesan yang<br>lebih efekƟf kepada penikmat seni fotograĮ dan masyarakat luas.<br>Kata Kunci: FotograĮ, Self-Portrait, Bullying, Bullying Verbal</p> Laurensius Yudhistira Soni Sadono Vega Giri R Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 EKSPLORASI PROSES KREATIF KARYA FILM EKSPERIMENTAL BERJUDUL LOGIN OUT https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27962 <p>Film eksperimental “LOGIN OUT” merupakan sebuah karya seni yang<br>mengangkat isu adiksi terhadap game online serta dampak psikologis dan sosial yang<br>diƟmbulkannya di era digitalisasi. Film ini terinspirasi dari pengalaman pribadi saudara<br>penulis yang mengalami kecanduan game sebagai bentuk pelarian setelah mengalami<br>perundungan di masa sekolah. Melalui pendekatan eksperimental, eksplorasi visual, dan<br>naraƟf yang simbolis, Įlm ini memanfaatkan medium warna, komposisi gambar, serta<br>elemen sinematograĮ untuk merepresentasikan emosi dan konŇik baƟn yang dialami oleh<br>tokoh utama. Pendekatan inovaƟf juga diterapkan melalui penggunaan dua monitor yang<br>menghadirkan dua akhir cerita berbeda, yakni pemulihan dan keterjebakan dalam dunia<br>digital. Strategi ini memberi pengalaman interakƟf bagi penonton sekaligus menjadi<br>bentuk kriƟk sosial terhadap perilaku perundungan serta upaya meningkatkan kesadaran<br>akan penƟngnya menjaga kesehatan mental. Karya ini bertujuan untuk menyampaikan<br>pesan edukaƟf mengenai bahaya kecanduan game online, mendorong reŇeksi terhadap<br>hubungan manusia dan teknologi di era digital, serta menyoroƟ fenomena adiksi yang<br>semakin relevan dan kompleks dalam kehidupan masyarakat modern saat ini.<br>Kata Kunci : Adiksi, Digitalisasi, Film Eksperimental</p> Muhammad Rizki Fikriansyah Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 EKSPLORASI PSIKOLOGIS MELALUI NARASI CERITA MENGGUNAKAN POV 3 DI DALAM FILM EKSPERIMENTAL SCENT OF A SINNER https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27965 <p>Scent of a Sinner membahas eksplorasi naratif dan visual dalam medium film<br>eksperimental melalui pendekatan sudut pandang orang ketiga (POV 3) untuk<br>menggambarkan dampak psikologis dari berbagai perspektif terhadap satu subjek. Scent<br>of a Sinner menyajikan representasi non-linear yang menggabungkan elemen<br>eksperimental, abstrak, dan simbolik serta menyoroti efek kementalan yang muncul dari<br>persepsi sosial yang berbeda terhadap seorang individu. Karya ini memanfaatkan teori<br>perspektif psikologi, sosiologi, dan narasi dalam mendukung konstruksi visual dan<br>konseptual karya, dengan tujuan untuk menstimulasi refleksi kritis mengenai dampak<br>penilaian sosial terhadap kondisi mental seseorang. Film berdurasi ±45 menit ini<br>dikembangkan dengan aspek rasio 1:1 sebagai metafora keterbatasan perspektif dan<br>ruang mental subjek, serta dikemas dalam berbagai format visual untuk memperkuat<br>diferensiasi sudut pandang.<br>Kata Kunci: eksperimental, sudut pandang, psikologis, POV 3, sosiologis, narasi,<br>perspektif</p> Ezra Dereno Situmeang Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 EKSPLORASI VISUAL NILAI AKUMULASI DAN MENABUNG DALAM KARYA FILM ESKPERIMENTAL “TUMBUH DARI TETESAN” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27967 <p>Menabung adalah proses menyisihkan uang secara rutin untuk mencapai tujuan<br>tertentu di masa depan. Namun, gaya hidup konsumtif yang banyak dijalani oleh generasi<br>milenial dan Gen Z, yang dipengaruhi oleh media sosial serta rendahnya literasi keuangan,<br>membuat kebiasaan menabung menjadi sulit dibentuk. Karya ini merupakan film<br>eksperimental berdurasi sekitar lima menit yang menggunakan pendekatan eksplorasi<br>visual sebagai refleksi atas pentingnya konsistensi, kesabaran, dan nilai akumulasi dalam<br>proses menabung. Simbol-simbol visual seperti tetesan air, keran bocor, celengan, dan<br>tanaman digunakan untuk menyampaikan makna secara tidak langsung dan interpretatif.<br>Karya ini diharapkan dapat mendorong audiens, terutama generasi muda, untuk lebih<br>sadar akan pentingnya membangun kebiasaan finansial yang berkelanjutan.<br>Kata kunci: Menabung, Akumulasi, Eksplorasi Visual, Generasi Muda, Film Eksperimental</p> Nazryl Akmallul Ikhlas Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 FENOMENA URBAN CULTURE DALAM ASPEK FASHION MELALUI SENI MIX MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27969 <p>Perkembangan fenomena budaya urban selalu berkembang pesat hingga<br>menghasilkan berbagai aspek kehidupan seperti: Fashion atau mode, Subkultur dan musik<br>Hip – Hop, seni rupa jalanan, dan olahraga ekstrem, hingga akhirnya berkembang dengan<br>pesatnya aspek Fashion yang menjadi poros dan penggerak utama di dalam kehidupan<br>budaya urban hingga saat ini dan berkembang dalam Genre Streetwear dan menariknya<br>aspek Fashion dalam budaya urban juga tidak hanya menjadi identitas anak muda tetapi<br>menjadi Movement, ekspresi diri, pernyataan sosial dalam kehidupan urban. Dari sinilah<br>gagasan utama dalam karya untuk tugas akhir “Fenomena Urban Culture dalam Aspek<br>Fashion melalui Seni Mix Media.” Yang mengangkat bagaimana terjadinya fenomena.<br>Karya ini merupakan gambaran bagaimana fenomena budaya urban yang terjadi di skena<br>anak muda Amerika yang di garis besari oleh aspek Fashion. Dan juga tujuan karya ini<br>mengangkat estetika, budaya, pengaruh, yang berkembang hingga saat ini ke dalam<br>berbagai macam aspek kehidupan, dan karya ini menggunakan teknik Mix Media karena<br>bertujuan untuk melakukan eksplorasi medium untuk menyamakan dengan konsep karya.<br>Kata kunci: Budaya Urban, Aspek Fahsion , Sneakers, Mix Media.</p> Muhammad Fajar Rustiawan Cucu Retno Yuningsih Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 ILM PENDEK “BEYOND THE CODE” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27971 <p>Film pendek Beyond the Code menggambarkan keterbatasan kecerdasan buatan (AI) dalam<br>menggantikan aspek emosional manusia yang kompleks. Dalam era dimana AI telah menjadi bagian<br>dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari asisten virtual hingga sistem interaksi sosial berbasis algoritma.<br>Muncul pertanyaan mendasar mengenai apakah teknologi ini dapat benar-benar menggantikan peran<br>manusia dalam konteks hubungan emosional. Film ini mengisahkan seorang pria yang kehilangan<br>kekasihnya dan mencoba mengatasi rasa duka dengan menghadirkan kembali sosok tersebut dalam<br>bentuk robot AI yang dirancang menyerupai perilaku dan suara kekasihnya. Meski pada awalnya<br>kehadiran AI tersebut memberikan kenyamanan semu, perlahan sang tokoh menyadari bahwa<br>interaksi yang tercipta hanyalah tiruan, tanpa makna emosional yang sejati. Penelitian ini bertujuan<br>untuk menganalisis bagaimana Beyond the Code merepresentasikan perbedaan antara kecanggihan<br>AI dan kedalaman perasaan manusia. Fokus utama terletak pada penggunaan narasi, simbolisme<br>visual, dan karakterisasi yang menggambarkan bahwa emosi, empati, dan koneksi batin adalah hal<br>yang tidak dapat diprogramkan. Film sebagai medium visual dipilih karena kemampuannya<br>menyampaikan pesan kompleks secara imajinatif dan menyentuh aspek afektif penonton. Pendekatan<br>kualitatif digunakan untuk menelaah bagaimana sinematografi dan alur cerita memperkuat pesan<br>tentang pentingnya peran unik manusia dalam dunia yang semakin terdigitalisasi. Dengan demikian,<br>penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami batas-batas teknologi serta pentingnya<br>menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam membangun masa depan yang tetap berpusat pada manusia.<br>Kata Kunci: : Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence, AI, Manusia, Rasa, Emosional, Menggantikan,<br>Film</p> Adry Nathan Rinaldy Firdaus Azwar Ersyad Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 JERAWAT SEBAGAI REPRESENTASI PENERIMAAN DIRI DALAM KARYA SENI LUKIS MIXMEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27973 <p>erawat adalah salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh remaja dan berdampak tidak<br>hanya pada penampilan fisik, tetapi juga pada aspek psikologis seperti rasa malu, kecemasan,<br>dan rendah diri. Pengkaryaan ini bertujuan untuk menggali bagaimana seni lukis dapat<br>digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan proses penerimaan diri terhadap jerawat,<br>sebuah isu yang sering mempengaruhi kepercayaan diri remaja. Karya seni lukis berjudul Atma<br>Deepo Bhava dan Seen and Unseen diciptakan untuk menggambarkan perjalanan emosional<br>dari ketidakpercayaan diri menuju penerimaan diri. Proses penciptaan karya menggunakan<br>pendekatan visual yang mencakup elemen simbolis dan ekspresif. Lukisan ini menggabungkan<br>unsur daun, akar, serta ekspresi wajah untuk merepresentasikan transformasi diri dan<br>penerimaan terhadap kondisi kulit berjerawat. Hasil pengkaryaan ini menunjukkan bahwa seni<br>lukis dapat menjadi media ekspresi yang efektif dalam membantu remaja menghadapi<br>kecemasan dan membangun penerimaan diri, sekaligus menawarkan ruang refleksi terhadap<br>tekanan sosial yang berkaitan dengan standar kecantikan yang sering kali tidak realistis.<br>Kata Kunci: jerawat, penerimaan diri, seni lukis, kecemasan, remaja, standar kecantikan</p> Rayya Salsabiella Iqbal Prabawa Wiguna Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 ARYA MIX MEDIA FOTOGRAFI SUREALIS TENTANG POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27975 <p>Pengkaryaan ini berupaya mengangkat gagasan tentang penƟngnya menjalankan<br>ibadah dengan kesadaran dan keikhlasan. Karya ini diwujudkan melalui Mixed Media FotograĮ<br>Surealis yang menggambarkan bagaimana penerapan pendidikan agama yang kurang tepat<br>oleh keluarga dapat berdampak terhadap pemahaman anak mengenai ibadah. Dalam<br>beberapa kasus, pola asuh yang kurang sesuai dalam mengajarkan agama dapat memengaruhi<br>hubungan emosional antara anak dan orang tua serta membentuk persepsi ibadah yang Ɵdak<br>didasarkan pada pemahaman mendalam. Visual pada fotograĮ surealis menyampaikan makna<br>terkait pengalaman emosional anak, serta animasi augmented reality guna menciptakan<br>pengalaman interakƟf yang memperkuat narasi karya. Metode yang diterapkan mengcakup<br>kajian literatur, eksperimen pada visual, serta eksplorasi bentuk Įsik karya untuk menemukan<br>teknik dan media yang paling sesuai dalam menggambarkan konsep yang diangkat. Perpaduan<br>antara fotograĮ surealis dan animasi augmented reality dapat menghadirkan representasi<br>visual yang kuat mengenai dampak dari pendidikan agama yang diterapkan oleh orang tua<br>kepada anak. Melalui pendekatan ini, karya dapat menjadi sarana reŇeksi bagi masyarakat<br>tentang penƟngnya mengajarkan agama dengan cara yang lebih bijak, agar anak dapat<br>menjalankan ibadah dengan kesadaran dan keikhlasan.<br>Kata Kunci: Mix Media FotograĮ, FotograĮ Surealis, Augmented Reality, Pola Asuh.</p> Bagja Muhammad Syahid Firdauz Azwar Ersyad Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 KARYA SENI MIX MEDIA WARNA HITAM SEBAGAI SIMBOL PERASAAN DAN EMOSI KESEDIHAN YANG DISEBABKAN OLEH TOXIC MASCULINITY https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27980 <p>Pengkaryaan ini memngangkat isu warna hitam dalam seni rupa sebagai simbol<br>perasaan dan emosi kesedihan yang disebabkan oleh fenomena toxic masculinity. Melalui<br>pendekatan teknik mix media, karya seni ini mengekplorasi makna simbolik warna hitam sebagai<br>representasi psikologis dan emosional. Warna hitam dalam karya ini tidak hanya sebagai elemen<br>visual tetapi juga sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan tentang tekanan batin dan<br>kesedihan yang disebabkan oleh toxic masculinity. dengan menggunakan berbagai macam media<br>seperti kanvas sebagai medium utama dan dilengkapi arang serta kain hitam, karya ini<br>mempresentasikan pemahaman visual yang mendalam. Pengkaryaan ini diharapkan mampu<br>memwakilkan perasaan dan emosi yang tertindas oleh fenomena toxic masculinity. Selain itu,<br>karya ini juga berperan sebagai sarana untuk melakukan refleksi dan kritik terhadap pembangunan<br>budaya toxic masculinity. Diharapkan, penikmat dapat memikirkan dampak dan efek psikologis<br>yang tidak terlihat di balik gambaran kekuatan dan dominasi pria serta menciptakan kesempatan<br>untuk berdiskusi mengenai pentingnya empati dan keseimbangan emosi dalam interaksi sosial.<br>KATA KUNCI : Emosi, Mix Media, Perasaan, Toxic Masculinity, dan Warna Hitam.</p> Malik Yazid Buchari Ranti Rachmawanti Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 KOLABORASI EKSPERIMENTAL FOTOGRAFI DAN PROMPTOGRAPHY MENGENAI MAKNA RUMAH PADA REMAJA LAKI-LAKI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27981 <p>Pengkaryaan ini mengeksplorasi makna rumah bagi remaja laki-laki melalui pendekatan kolaborasi<br>fotografi eksperimental dan promptography. Promptography merupakan sebuah inovasi terbaru dalam<br>membantu seniman dalam eksplorasi ide untuk membantu menciptakan elemen visual warna dalam estetika.<br>Elemen visual warna tersebut bisa diciptakan dengan membuat prompt atau perintah yang dikembangkan<br>dengan skenario dan elemen warna hasil promptography tersebut di edit ulang menggunakan software editing<br>untuk diselaraskan dan digabungkan menjadi karya hybrid dengan fotografi eksperimental. Melalui fotografi<br>eksperimental kebebasan dalam berkarya dapat membantu representasi makna rumah pada remaja laki-laki,<br>sementara promptography dapat merepresentasikan warna sesuai yang merepresentasikan berbagai keadaan<br>emosional laki-laki. Fenomena yang diambil untuk eksplorasi kedua media tersebut merupakan representasi<br>makna rumah pada remaja laki-laki, rumah tersebut memiliki berbagai macam representasi dan makna yang<br>beragam diiringi dengan berbagai kondisi lingkungan, emosional, dan era digital. Namun, di tengah dinamika<br>sosial dan digital, banyak remaja laki-laki mengalami kebingungan dalam memaknai serta merepresentasikan<br>rumah sebagai tempat aman dan nyaman karena faktor maskulinitas yang membatasi cara berekspresi remaja<br>laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan representasi remaja laki-laki dalam<br>memberikan makna rumah untuk menciptakan karya visual berbasis fotografi eksperimental dan<br>promptography. Kolaborasi kedua pendekatan ini mampu merefleksikan emosi, identitas, dan pengalaman<br>remaja laki-laki terhadap makna rumah.</p> Rahmat Ayi Safaat Firdaus Azwar Ersyad Axel Ridzky Ramadhan Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 Makanan yang Terlarang: Representasi Dampak Psikologis Anorexia Nervosa dalam Seni Lukis Bertekstur dan Beraroma https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27982 <p>Anorexia nervosa merupakan gangguan makan yang kompleks dan serius, ditandai<br>dengan ketakutan berlebih terhadap kenaikan berat badan serta hubungan emosional yang<br>kontradiktif terhadap makanan, terutama makanan manis. Penelitian ini bertujuan untuk<br>merepresentasikan dampak psikologis penderita anorexia melalui pendekatan seni lukis<br>multisensori yang menggabungkan elemen visual, tekstur, dan aroma. Metode yang digunakan<br>adalah penciptaan karya berbasis eksplorasi pribadi dan pengalaman emosional, dengan<br>medium piring keramik berdiameter 25,5 cm, cat akrilik, acrylic paste bertekstur, serta<br>penambahan aroma makanan seperti vanilla, cokelat, dan cheesecake. Teknik impasto<br>diaplikasikan untuk menonjolkan ketegangan emosional melalui tekstur tebal dan dinamis.<br>Aroma manis ditambahkan sebagai elemen penciuman untuk memperkuat pesan emosional dan<br>juga menggambarkan konflik cinta-benci terhadap makanan. Karya tersebut menunjukkan<br>bahwa pendekatan multisensori mampu menjadi media representasi efektif terhadap<br>kompleksitas gangguan makan. Karya ini diharapkan dapat membuka ruang empati,<br>meningkatkan pemahaman publik, serta menjadi refleksi terhadap kondisi psikologis penderita<br>anorexia yang sering tersembunyi di balik aspek fisik.<br>Kata kunci: anorexia nervosa, seni lukis, multisensori, tekstur, aroma, makanan manis</p> Zerlinda Andini Tedjasukmana Didit Endriawan Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 MENGHIDUPKAN KEMBALI KENANGAN: MENGEKSPLORASI INNER CHILD MELALUI VIDEO ART https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27983 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep inner child dan potensi<br>penghidupan kembali kenangan masa kecil melalui medium video art. Inner child<br>merupakan representasi psikologis dari pengalaman, emosi, dan memori masa kecil yang<br>sering kali memengaruhi individu dalam kehidupan dewasa. Melalui pendekatan seni,<br>khususnya video art, penelitian ini berupaya menggali cara-cara kreatif untuk<br>menghubungkan kembali individu dengan inner child mereka, baik sebagai bentuk terapi<br>maupun ekspresi artistik. Karya yang dihasilkan berfungsi sebagai media interaktif yang<br>menghadirkan perjalanan visual dan emosional ke masa kecil, memicu refleksi personal<br>bagi audiens. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa video art<br>memiliki potensi besar dalam mengaktifkan ingatan masa kecil dan mempertemukan<br>individu dengan inner child mereka secara mendalam. Selain itu, karya seni ini mampu<br>menciptakan pengalaman emosional yang beragam, mulai dari nostalgia hingga<br>penyembuhan, sehingga relevan dalam konteks seni kontemporer dan terapi psikologis.<br>Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan studi seni berbasis pengalaman emosional<br>serta membuka peluang kolaborasi antara seni dan psikologi untuk tujuan yang lebih luas.<br>Kata kunci: video art, inner child, kenangan</p> Mochamad Rizal Setiadi Soni Sadono Firdauz Azwar Ersyad Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 RED STRING THEORY SEBAGAI BENTUK VISUALISASI PERAN TAKDIR DAN PILIHAN HIDUP PEREMPUAN DALAM KARYA FOTOGRAFI KONSEPTUAL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27984 <p>Dalam kehidupan manusia, takdir dan pilihan sering kali menjadi dua konsep yang saling terhubung,<br>membentuk perjalanan hidup individu. Takdir sering dipahami sebagai kuasa Tuhan atau hukum alam,<br>sementara pilihan menekankan kebebasan individu. Di Indonesia, budaya patriarki yang mengakar<br>menciptakan keƟmpangan gender, membatasi peran perempuan dan menyebabkan berbagai bentuk<br>diskriminasi. Karya ini mengeksplorasi konŇik antara takdir dan kebebasan perempuan menggunakan<br>metafora Red String Theory atau Teori Benang Merah yang berasal dari mitologi Asia tentang ikatan<br>takdir yang menghubungkan individu. Melalui fotograĮ konseptual dengan teknik cetak lenƟcular,<br>karya ini menggambarkan perjuangan perempuan melawan tekanan sosial dan budaya patriarki, dari<br>keterikatan pada "benang merah" hingga pembebasan diri. Teknik long exposure digunakan untuk<br>memperkuat transformasi emosional. Sementara itu, teknik lenƟcular memungkinkan visual berubah<br>sesuai sudut pandang penonton, menciptakan efek interakƟf yang mendalam. Efek ini Ɵdak hanya<br>memperkaya pengalaman visual, tetapi juga menunjukkan bahwa sudut pandang seseorang terhadap<br>takdir dan pilihan hidup bisa berbeda-beda, tergantung dari cara mereka melihatnya.<br>Kata Kunci : Red String Theory, Takdir, Pilihan Hidup, Perempuan, Patriarki, FotograĮ Konseptual,<br>Lecticular.</p> Rizqa Humaira Ghassani Adrian Permana Zen Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REIMAJINASI TEKNOLOGI ABAD KE 20 DAN 21 PADA FENOMENA “OBLIVION” DALAM MEDIUM SENI INTERAKTIF https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27987 <p>Dalam sejarah panjang umat manusia, peradaban selalu berada dalam siklus<br>kemunculan dan kehancuran. Terlupakannya suatu peradaban termasuk dalam<br>fenomena “Oblivion”. secara makna oblivion merupakan sebuah keadaan dimana<br>suatu hal menjadi terlupakan dan tidak diingat. Fenomena ini mencerminkan<br>hilangnya warisan peradaban akibat minimnya pelestarian sejarah dan ancaman<br>konflik. Karya ini bertujuan membangkitkan kesadaran akan pentingnya<br>meninggalkan jejak bermakna bagi generasi mendatang. Melalui reimajinasi<br>teknologi abad ke-20 dan 21, tugas akhir ini divisualisasikan dalam medium seni<br>interaktif dan audio-visual. Memadukan objek fisik dan teknologi digital seperti RFID<br>serta visualisasi audio-spektrum untuk menciptakan pengalaman imersif, yang<br>sekaligus menjadi refleksi atas makna peninggalan peradaban di era modern.<br>Kata kunci: Oblivion, Seni Interaktif, Reimajinasi Teknologi, Audio-Visual, Preservasi<br>Sejarah</p> Muhammad Rasyid Ridho Adrian Permana Zen Ranti Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI AKRASIA DALAM MEDIUM PATUNG KONTEMPORER BJD SEBAGAI REFLEKSI KETERBATASAN PSIKOLOGIS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27988 <p>Tugas akhir ini berangkat dari refleksi personal mengenai kondisi akrasia, yaitu<br>keadaan ketika seseorang sebenarnya memahami apa yang seharusnya dilakukan, namun<br>tetap gagal melaksanakannya karena hambatan internal dan pergolakan batin. Tujuan<br>dari penciptaan karya ini adalah merepresentasikan konflik batin tersebut melalui<br>medium seni patung kontemporer dengan pendekatan modern. Proses penciptaan<br>dilakukan melalui eksplorasi bentuk dan ekspresi menggunakan teknik pembentukan clay,<br>konstruksi struktur, serta perakitan sendi seperti pada figur tiga dimensi. Karya ini<br>divisualisasikan sebagai figur patung dengan pose tangan terulur, menjangkau keluar dari<br>kandang metaforis yang melambangkan batasan psikologis dalam diri, sebagai simbol<br>keinginan untuk melepaskan diri dari jerat batin. Simpulan dari karya ini menegaskan<br>bahwa perjuangan melawan akrasia merupakan konflik internal yang kompleks dan layak<br>divisualisasikan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu kesehatan mental dan<br>mendorong pemahaman yang lebih dalam terkait ketahanan emosi.<br>Kata kunci : akrasia, seni patung, ekspresionisme, konflik batin, representasi visual, seni<br>kontemporer, OOAK.</p> Zahra Dafani Heryana Iqbal Prabawa Wiguna Edwin Buyung Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI DAMPAK FEAR OF MISSING OUT (FOMO) PADA IMPULSIVE BUYING DALAM KARYA LUKIS MIX MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27990 <p>Penggunaan media sosial membuat jangkauan berita dan informasi lebih luas<br>dari berbagai kalangan. Pengguna media sosial yang sebagai influencer atau sebagai<br>penggemar influencer mendorong munculnya tren yang cepat berubah. Para pengguna<br>media sosial akan merasa cemas apabila tidak mengikuti perkembangan tren. Hal<br>tersebutlah memicu rasa FOMO atau kepanjangan dari Fear of Missing Out yang berarti<br>rasa takut tertinggal dari orang lain. FOMO dapat memunculkan prilaku konsumtif secara<br>tiba-tiba atau impulsive buying. Impulsive buying sering kali terhasut dari tren populer<br>yang dipromosikan para influencer. Seseorang yang mengalami FOMO rela melakukan apa<br>saja seperti melakukan pembelian impulsif demi tidak ketinggalan tren. Tugas Akhir yang<br>berjudul “Representasi Dampak Fear of Missing Out (FOMO) Pada Impulsive Buying dalam<br>Karya Lukis Mix Media” ini bertujuan untuk memahami konsep representasi dampak<br>FOMO pada impulsive buying dalam karya lukis mix media. Melalui karya ini masyarakat<br>terutama pengguna media sosial dapat meningkatkan kesadaran akan dampak FOMO dan<br>dapat mengendalikannya dengan self-control yang kuat.<br>Kata kunci: FOMO, Impulsive Buying, Seni Lukis</p> Restu Ayuningtiyas Lussy Didit Endriawan Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI DAMPAK KETANGKASAN DOMBA GARUT DALAM KARYA INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27991 <p>Ketangkasan adu domba Garut adalah sebuah tradisi budaya yang telah menjadi bagian<br>integral dalam kehidupan masyarakat Garut, Jawa Barat, Indonesia sejak abad ke-19. Tradisi ini<br>memiliki sejarah yang panjang dan mencerminkan identitas lokal yang kuat, meskipun di sisi lain<br>memunculkan perhatian terhadap isu kesejahteraan hewan. Seiring meningkatnya perhatian<br>terhadap isu tersebut, berbagai peraturan dan regulasi mulai diberlakukan dalam pelaksanaan<br>adu domba. Oleh karena itu, saat ini adu domba lebih mengedepankan aspek teknik dan<br>keterampilan domba dalam bertarung daripada sekedar kekerasan. Meskipun begitu, peraturan<br>yang ada tetap memberi dampak terhadap kesehatan fisik domba yang terlibat dalam ajang<br>ketangkasan ini. Pengkaryaan ini menghadirkan instalasi seni yang mengombinasikan objek<br>material nyata berupa tanduk dan kerangka kepala domba dengan media video dokumenter<br>sebagai elemen naratif utama. Melalui pendekatan representasi dampak dan budaya, karya ini<br>bertujuan memperkenalkan tradisi ketangkasan adu domba Garut sekaligus menampilkan<br>dampak kesehatan yang dialami domba. Diharapkan karya ini menjadi ruang refleksi dalam<br>memahami tradisi budaya tersebut secara lebih luas.<br>Kata Kunci: Instalasi, ketangkasan domba Garut, representasi</p> Regina Aziz Puspawijaya Ranti Rachmawanti Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REIMAJINASI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM BENTUK SENI MEDIA BARU BERBASIS VIRTUAL REALITY “BEAUTY HORIZON” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27992 <p>Beauty Horizon adalah karya seni media baru berbasis VR yang mereimajinasi<br>dampak pencemaran lingkungan dan banjir di Bojongsoang, Bandung. Karya ini bertujuan<br>untuk memberikan pengalaman yang melibatkan audiens dalam menjelajahi ruang virtual<br>yang merefleksikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Dengan pendekatan<br>estetika non-linear, VR memungkinkan audiens merasakan keterlibatan emosional yang<br>mendalam, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan.<br>Kata kunci: virtual reality, seni media baru, pencemaran lingkungan, banjir, Bojongsoang,<br>pengalaman imersif</p> Yudhistira Farhanda Nugraha Iqbal Prabawa Wiguna Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI HUBBUD DUNYA PADA PENYAKIT HATI WAHN MELALUI SENI LUKIS KALIGRAFI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27993 <p>Penyakit hati merupakan persoalan penting dalam kehidupan spiritual seorang<br>muslim, khususnya bentuk kelemahan hati yang disebut wahn, yaitu cinta dunia (hubbud<br>dunya) dan takut mati. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang mengalami kehampaan<br>akibat keterikatan terhadap dunia dan kelalaian dalam ibadah, karya ini diciptakan sebagai<br>bentuk ekspresi dan dakwah visual. Penelitian ini bertujuan merepresentasikan konsep<br>hubbud dunya melalui seni lukis kaligrafi kontemporer dengan pendekatan simbolik dan<br>reflektif. Metode yang digunakan adalah perancangan karya berbasis pengalaman batin dan<br>estetika Islam, dengan mengeksplorasi unsur garis, warna, dan tekstur sebagai media<br>visualisasi spiritual yang didukung oleh landasan teori dari kosmologi, dan spiritual art pada<br>konsepnya. Hasil pengkaryaan menunjukkan bahwa kaligrafi dapat menjadi medium<br>representatif untuk menyampaikan keresahan rohani dan pesan moral secara non-verbal<br>terutama melalui simbolisasi dari warna, bentuk, dan komposisi. Penelitian ini memperluas<br>wacana seni rupa Islam kontemporer serta memperlihatkan bahwa seni dapat menjadi sarana<br>penyadaran terhadap nilai-nilai keislaman sekaligus juga membawa pesan yang menembus<br>pada khalayak umum.<br>Kata kunci: wahn, cinta dunia, representasi, kaligrafi.</p> Syauqi Yahya Aufa Didit Endriawan Axel Ridzky Ramadhan Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI IKATAN EMOSI MANUSIA DAN KUCING DALAM KARYA INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27995 <p>Kucing, sebagai hewan peliharaan yang populer, telah menjadi bagian integral dari<br>keluarga, memengaruhi kesejahteraan emosional dan mental pemiliknya. Hubungan interspesies<br>ini diamaƟ sebagai ikatan yang unik, kompleks, dan mulƟdimensional, melibatkan komunikasi<br>non-verbal, empaƟ, dan dukungan psikologis Ɵmbal balik. Metode perancangan karya ini<br>menggabungkan elemen ruang, material lembut, serta proyeksi visual dan suara untuk<br>melambangkan aspek-aspek kunci dari ikatan emosi seperƟ kenyamanan, ketergantungan,<br>keceriaan, bahkan kesedihan. Hasil instalasi ini Ɵdak hanya berfungsi sebagai representasi visual,<br>tetapi juga sebagai medium untuk mengajak audiens mereŇeksikan pengalaman pribadi mereka<br>dengan hewan peliharaan atau meningkatkan kesadaran akan penƟngnya ikatan interspesies.<br>Diharapkan karya ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang nilai emosional kucing<br>dalam kehidupan manusia, sekaligus mengapresiasi keindahan dan kompleksitas hubungan<br>tersebut dari perspekƟf seni.<br>Kata Kunci: Ikatan Emosi, Manusia dan Kucing, Karya Instalasi, Seni InterakƟf, Kesejahteraan<br>Hewan.</p> Nur Fadilah Ranti Rachmawanti Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI KRISIS IDENTITAS MELALUI ANIMASI MIX MEDIA: “FREQUENCY” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27997 <p>Laporan tugas akhir berjudul "Representasi Krisis Identitas Melalui Animasi<br>Mix Media: “Frequency" membahas proses kreatif dalam penciptaan film animasi<br>pendek yang merepresentasikan pencarian jati diri melalui simbol radio analog.<br>Setiap perubahan frekuensi radio mengubah bentuk sang protagonis, merefleksikan<br>gejolak identitas yang tidak stabil. Karya ini mengeksplorasi teknik animasi digital 2D<br>dan stop motion dengan media konvensional untuk menciptakan suasana sureal<br>yang mencerminkan kondisi psikologis kompleks. Cerita dalam film merupakan<br>interpretasi pengalaman pribadi penulis dalam melalui fase “coming of age”,<br>disampaikan melalui narasi simbolik yang ambigu agar penonton dapat menafsirkan<br>maknanya secara bebas. Pada akhirnya, identitas digambarkan sebagai sesuatu yang<br>dibentuk dan dimaknai oleh individu. Karya ini bersifat reflektif dan kontemplatif,<br>menggambarkan krisis identitas sebagai proses yang cair dan terus berkembang.<br>Kata kunci: Coming of Age, Krisis Identitas, Animasi, Mix Media</p> Naja Aliffiyah Djamas Iqbal Prabawa Wiguna Firdaus Azwar Ersyad Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI KRITIK SOSIAL TERHADAP HILANGNYA IDENTITAS BUDAYA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAKANAK MELALUI KARYA SENI INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/27998 <p>Karya tugas akhir ini berjudul “Representasi Kritik Sosial terhadap Hilangnya Identitas<br>Budaya dalam Permainan Tradisional Anak-Anak melalui Karya Seni Instalasi.” Karya ini<br>dilatarbelakangi oleh kegelisahan terhadap pergeseran budaya bermain anak-anak di era digital, di<br>mana permainan tradisional seperti engklek mulai tergantikan oleh aktivitas digital yang bersifat<br>individual dan pasif. Akibatnya, nilai-nilai sosial, komunal, dan budaya lokal yang terkandung dalam<br>permainan tersebut turut memudar. Melalui pendekatan kritik sosial, karya ini menyampaikan<br>kegelisahan tersebut dengan menyoroti hilangnya identitas budaya akibat perubahan gaya hidup<br>anak-anak yang semakin terpaut pada teknologi. Instalasi ini disusun menggunakan sembilan<br>monitor komputer 19 inci yang membentuk pola permainan engklek klasik, menampilkan animasi<br>stop motion bergaya gambar crayon anak-anak. Setiap layar menyajikan elemen visual yang<br>merepresentasikan fragmen kenangan bermain—seperti lemparan batu, kaki melompat, hingga<br>tawa anak-anak. Layar dimodifikasi dengan penghilangan lapisan polarisasi, sehingga hanya dapat<br>dilihat melalui selembar filter film polarisasi, sebagai metafora bahwa kenangan masa kecil kini<br>tersembunyi di balik gaya hidup modern. Karya ini tidak hanya menyampaikan kritik terhadap<br>lunturnya budaya bermain, tetapi juga menawarkan bentuk adaptasi digital sebagai solusi. Dengan<br>menyatukan unsur tradisional dan teknologi, instalasi ini bertujuan mengajak generasi muda untuk<br>kembali mengenal dan menghargai permainan tradisional dalam kemasan yang lebih kontekstual<br>dan relevan. Teknologi dalam karya ini bukan sebagai lawan, melainkan jembatan untuk<br>menghidupkan kembali budaya yang hampir terlupakan.<br>Kata kunci: Teknologi, Kritik Sosial, Permainan Tradisional, Identitas Budaya, Adaptasi Digital,<br>Anak-Anak, Seni Instalasi</p> Hasna Nareswari Amani Ranti Rachmawanti Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 Representasi Maladaptive Daydreaming sebagai Pelarian dari Kehidupan Nyata dalam Karya Instalasi Interaktif https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28000 <p>Maladaptive daydreaming merupakan kondisi psikologis di mana individu tenggelam dalam lamunan yang intens dan<br>berulang sebagai bentuk pelarian dari kenyataan. Kondisi ini dapat memberikan ketenangan, namun juga berisiko<br>mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mempresentasikan pengalaman maladaptive<br>daydreaming dalam bentuk karya instalasi interaktif yang menggambarkan batas tipis antara realitas dan dunia imajinasi.<br>Metode yang digunakan dalam proses penciptaan karya adalah metode praktik-kreasi, dengan pendekatan eksploratif<br>terhadap media visual, suara, cahaya, dan interaktivitas. Karya dirancang dalam bentuk ruang instalasi yang menggabungkan<br>dakron sebagai elemen visual awan, pencahayaan LED untuk menciptakan suasana melamun, serta audio kalimba yang<br>tenang sebagai pengiring atmosfer. Hasil karya ini diharapkan dapat menghadirkan pengalaman mendalam bagi audiens,<br>mengajak mereka untuk merasakan bagaimana dunia lamunan dapat menjadi ruang pelarian yang menenangkan sekaligus<br>menjebak. Melalui karya ini, penulis berupaya membuka ruang diskusi mengenai relasi antara imajinasi, pelarian, dan<br>kesehatan mental.<br>Kata-kata Kunci : Maladaptive Daydreaming, instalasi interaktif, representasi, pelarian</p> Fauziyyah Nurhayya Hadiwidjojo Ranti Rachmawanti Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI PENERIMAAN DIRI SEBAGAI KRITIK TERHADAP STANDAR KECANTIKAN MELALUI KARYA LUKIS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28002 <p>Standar kecantikan yang dominan dalam masyarakat sering kali bersifat diskriminatif dan<br>tidak inklusif, terutama terhadap individu dengan warna kulit gelap. Pandangan ini tidak hanya<br>menimbulkan ketidakadilan, tetapi juga kerap memicu perilaku bullying, yang berdampak<br>signifikan terhadap menurunnya kepercayaan diri serta terganggunya kesehatan mental<br>seseorang. Tugas Akhir ini mengangkat tema self-acceptance sebagai bentuk respons kritis<br>terhadap tekanan tersebut. Melalui pendekatan seni lukis dan penggunaan teknik mix media pada<br>medium kaca, karya ini merepresentasikan pengalaman personal penulis dalam menghadapi<br>stigma kecantikan dan proses menemukan serta menerima jati diri secara utuh. Karya dituangkan<br>dalam tiga seri lukisan yang masing-masing menggambarkan tahap emosional berbeda dalam<br>perjalanan menuju penerimaan diri. Dengan visual yang bersifat simbolik dan reflektif, karya ini<br>diharapkan mampu membangun kesadaran kolektif serta membuka ruang dialog bagi audiens<br>terkait pentingnya mendekonstruksi standar kecantikan yang sempit.<br>Kata kunci: Standar kecantikan, bullying, self-acceptance, seni lukis, representasi visual.</p> Nazeeya Fatina Fadhillah Iqbal Prabawa Wiguna Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI PERILAKU KONSUMTIF AKIBAT FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DALAM KARYA INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28004 <p>Tugas akhir ini berupaya mengeksplorasi fenomena perilaku konsumƟf yang dipicu oleh<br>FOMO (Fear of Missing Out) melalui pendekatan seni instalasi. Dengan menggunakan pakaian<br>bekas, kain, dan aksesoris hasil konsumsi pribadi, penulis menciptakan dua karya instalasi berjudul<br>“Uncontained Desires” dan The “Body of Wants”. Kedua karya ini merepresentasikan bagaimana<br>keinginan yang tak terkendali akibat tekanan sosial media dan budaya konsumsi yang terus<br>tumbuh, lambat laun membentuk idenƟtas diri. Proses berkarya melibatkan teknik bordir,<br>patchwork, dan penyusunan teksƟl sebagai simbol dari perjalanan personal dan emosi yang<br>kompleks. Karya ini Ɵdak hanya menjadi ekspresi arƟsƟk, tetapi juga sarana reŇekƟf, baik bagi<br>penulis sendiri maupun bagi penikmat seni lainnya untuk menyadari kembali penƟngnya<br>mengontrol keinginan serta membangun idenƟtas yang lebih autenƟk. Penggunaan bahanbahan<br>bekas menjadi bentuk upaya upcycling dan juga menyuarakan keresahan terhadap gaya hidup<br>konsumƟf yang kini semakin melekat dalam kehidupan sehari-hari.</p> <p>Kata kunci: FOMO, KonsumƟf, idenƟtas, instalasi, teksƟl</p> Ferlita Ananda Iqbal Prabawa Wiguna Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI POST-ADOLESCENT REGRET YANG DIAKIBATKAN OLEH QUARTER LIFE CRISIS DALAM KARYA VIRTUAL PAINTING https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28005 <p>Karya ini merupakan representasi visual dari fenomena Post-Adolescent Regret,<br>yaitu penyesalan yang dialami individu setelah seorang individu katika ia telah melewati<br>fase remaja atau baru saja memasuki fase dewasa, penyebab fenomena Post-Adolescent<br>Regret disebabkan oleh seseorang yang mengalami stress akibat quarter life crisis, yaitu<br>krisis identitas yang dialami oleh individu pada dewasa muda yang diakibatkan oleh<br>tekanan sosial, kehilangan, dan harapan yang tak tercapai. Fenomena ini dimaknai melalui<br>pendekatan psikologis dan filosofis, serta divisualisasikan dalam medium Virtual Reality<br>(VR) dengan gaya surealis. Karya menghadirkan figur utama sebagai representasi diri<br>penulis yang digambarkan seperti patung, memeluk gelembung berisi bayi yang<br>merepresentasikan simbol masa lalu yang penuh kehangatan dan ketenangan. Elemen<br>simbolik lainnya seperti bulan pucat, hutan liar, dan hewan-hewan seperti serigala, penyu,<br>kepiting, kupu-kupu, serta kakaktua diletakkan mengelilingi figur utama untuk mewakili<br>emosi kompleks seperti keterpaksaan, penyesalan, harapan, serta keterjebakan waktu.<br>Karya ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi pribadi penulis, namun juga menawarkan<br>refleksi diri atas krisis identitas yang dihadapi individu yang baru memasuki fase dewasa.<br>Penggunaan teknologi VR memperkuat kesan imersif dan memungkinkan penonton<br>mengalami lanskap psikologis sang seniman secara langsung.<br>Kata kunci: Post-Adolescent Regret, Quarter Life Crisis, Virtual Painting, VR, Surealisme.</p> Basyar Rana Ibrahim Cucu Retno Yuningsih Edwin Buyung Syarief Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI RINDU RUMAH MASA KECIL DALAM KARYA SENI LUKIS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28006 <p>Didorong oleh perasaan rasa kehilangan masa kecil dan kerinduan akan rumah<br>tersebut. Hal ini memberikan penulis urgensi untuk mengungkap dan menganalisis perasaan<br>rindu rumah dan hubungannya dengan rumah masa kecil, pengalaman ini bermula ketika<br>kunjungan ke rumah masa kecil penulis tidak berjalan sesuai harapan. Menimbulkan perasaan<br>kehilangan rumah dan kenangan di dalamnya. Tulisan ini mengeksplorasi tema tentang rindu<br>rumah dan rumah masa kecil serta bagaimana seniman menciptakan karya seni dan<br>konsepnya. Dalam tugas akhir ini yang berjudul ”Representasi Rasa Rindu Karena Rumah Masa<br>Kecil Dalam Karya Seni Lukis” penulis perlu melakukan penelitian terhadap topik-topik yang<br>relevan yang membantu menonjolkan tema karya seni yang akan dibuat agar mendapatkan<br>representasi yang tepat dalam karya seni akhir. Dengan 3 seri lukisan untuk mewakili topik.<br>Lukisan akan dibuat dengan cat minyak sebagai medium pilihan. medium ini bisa menjadi cara<br>terkuat penulis untuk menyampaikan konsep..<br>Kata Kunci: Rindu rumah, Rumah Masa Kecil ,Seni Lukis</p> Fisel Accura Abdurachman Cucu Retno Yuningsih Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI SELF-DIAGNOSIS ENOCHLOPHOBIA MELALUI KARYA SCULPTURE MIX MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28008 <p>Self-diagnosis adalah upaya individu dalam mengenali kondisi psikologis tanpa<br>melibatkan tenaga profesional seperti psikolog. Isu ini berfokus pada proses pencarian dan<br>pemahaman diri penulis dalam menghadapi suatu fobia yakni fobia berlebihan terhadap<br>keramaian (enochlophobia) melalui perspektif yang mendalam terhadap representasi yang<br>dikembangkan. Penulis berusaha menginterpretasikan pengalaman pribadi dalam bingkai yang<br>lebih luas, dengan mengeksplorasi dan merepresentasikan konsep self-diagnosis mengenai<br>fobia terhadap keramaian melalui eksplorasi medium karya sculpture mix media. Melalui<br>pendekatan personal, karya tugas akhir ini hadir sebagai bentuk ekspresi atas isu kesehatan<br>mental yang sering luput dalam ruang sosial. Hasil tugas akhir ini diharapkan dapat<br>memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tentang peran seni dalam menanggapi<br>isu-isu psikologis dan sebagai refleksi atas pengalaman personal.<br>Kata kunci: diagnosis diri, fobia terhadap keramaian, mix media.</p> Alya Nur Azizah Didit Endriawan Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI TRAGEDI TANJUNG PRIOK 1984 DALAM KARYA SENI STENSIL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28009 <p>Tragedi Tanjung Priok 1984 merupakan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah<br>Indonesia yang melibatkan konflik antara militer dan umat Islam. Peristiwa ini mencerminkan<br>ketidakadilan sosial, pelanggaran hak asasi manusia, dan represi terhadap kebebasan beragama<br>dan berekspresi. Tugas akhir ini bertujuan untuk merepresentasikan tragedi tersebut melalui media<br>seni stensil, yang dikenal efektif dalam menyuarakan kritik sosial dan politik. Dengan merujuk pada<br>karya-karya seniman seperti Banksy, yang dikenal dengan pendekatan visual yang kuat dan<br>simbolik, penelitian ini mengembangkan konsep artistik yang merepresentasikan kekerasan,<br>penderitaan korban, serta harapan akan keadilan. Melalui eksplorasi simbol-simbol visual, pesan<br>teks, dan teknik stensil, karya ini tidak hanya menjadi media ekspresi artistik, tetapi juga sarana<br>refleksi historis dan sosial bagi masyarakat. Hasil dari proses ini diharapkan dapat meningkatkan<br>kesadaran kolektif atas pentingnya mengingat sejarah dan mendorong wacana kritis terhadap<br>kondisi sosial-politik masa kini.<br><br>Kata kunci: Tanjung Priok 1984, seni stensil, kritik sosial, representasi visual, Sejarah dan ingatan.</p> Rayhan Fahreza Soni Sadono Ranti Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 REPRESENTASI VISUAL IDENTITAS PEREMPUAN DENGAN PERSPEKTIF INTERSEKSIONALITAS MELALUI KARYA SENI LUKIS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28013 <p>Pengkaryaan Tugas Akhir ini merupakan representasi visual dari interseksionalitas<br>yang berbasis pengalaman personal penulis sebagai perempuan yang mengalami ketimpangan<br>karena identitas gender nya. Melalui pendekatan visual yang bersifat reflektif personal yang di<br>aplikasikan melalui eksplorasi medium seni lukis, karya ini merekam perspektif individu penulis<br>dalam memahami identitas yang berlapis. Karya ini tidak untuk mewakili semua perempuan,<br>namun menjadi ruang untuk mengungkapkan pengalaman ketimpangan identitas yang dapat<br>menghadirkan pemahaman mengenai lensa interseksional akan kesadaran identitas setiap<br>individu tidak lah sederhana dan tidak layak untuk dilihat sebelah mata, yang kemudian<br>menjadikan lingkungan lebih inklusif.</p> <p>Kata kunci: Interseksionalitas, Ketimpangan, Seni Lukis, Identitas Sosial, Pengalaman Personal,<br>Perempuan</p> Betari Samhana Didit Endriawan Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 SERI KARYA LOWBROW SUREALIS “ORIN: THE ART OF NOTICING” SEBAGAI REFLEKSI RESILIENSI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28014 <p>Setiap orang pasti pernah mengalami masa terpuruk dalam hidupnya, hal ini<br>terkesan sepele namun dapat berbahaya jika diabaikan terlalu lama, Penting bagi<br>seseorang untuk menyadari dan mulai menerima peristiwa atau situasi gelap sebagai<br>sebuah peluang untuk bertumbuh. Dari pemikiran inlah gagasan karya untuk tugas akhir<br>yang berjudul “Seri Karya Lowbrow Surealis ‘Orin: The Art of Noticing’ Sebagai Refleksi<br>Resiliensi”. Karya ini akan menjadi tempat perenungan kembali alasan dan tujuan setiap<br>individu melalui 2 karya, karya sebuah lukisan mixed media dan juga figur toy art.<br>Keduanya berfungsi sebagai medium kontemplatif untuk memahami kembali makna<br>tujuan dan daya tahan diri dalam kehidupan.<br>Kata kunci: Resiliensi, Tujuan Hidup, Meaning-making, Lowbrow</p> Ivan Daniel Cucu Retno Yuningsih Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 SHADOW WORK: MENGHADAPI KEHILANGAN PASANGAN MELALUI EKSPLORASI BENTUK 3D https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28015 <p>Kehilangan pasangan adalah pengalaman emosional yang rumit dan<br>dapat mengganggu kestabilan diri, menyebabkan rasa kehampaan dan<br>keterasingan. Penulis mengeksplorasi emosi yang paling dalam, seperti<br>kemarahan, kesedihan, dan rasa tidak utuh, dari pengalaman pribadi mereka<br>dengan kehilangan orang yang mereka cintai. Sebagai bagian dari proses<br>kreatif, mereka melihat bentuk tiga dimensi. Tujuannya adalah untuk<br>mengenali dan menyelami sisi gelap dalam diri kita yang mungkin belum kita<br>perhatikan. Setiap langkah, mulai dari mencari gagasan hingga menghasilkan<br>bentuk dalam tiga dimensi, menjadi perjalanan introspeksi menuju penerimaan<br>diri. Karya ini tidak hanya menunjukkan simbol kehilangan, tetapi juga<br>membuka jalan untuk pemulihan dan memberikan arti baru untuk luka batin.<br>Diharapkan bahwa karya ini berfungsi sebagai alat ekspresi pribadi dan refleksi<br>bagi orang-orang yang mengalami pengalaman emosional serupa.</p> <p>Kata Kunci: Personal, Refleksi, Shadow Work</p> Muhammad Irfan Fadhil Iqbal Prabawa Wiguna Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 THE UNSEEN SCARS : REPRESENTASI PENERIMAAN DAMPAK EMOSIONAL TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA MELALUI FILM EKSPERIMENTAL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28017 <p>Pengkaryaan tugas akhir ini merepresentasikan proses penerimaan dan<br>pemaafan seorang anak terhadap pola asuh orang tua yang ia terima sejak kecil.<br>Meskipun mengalami luka emosional sang anak perlahan menyadari latar belakang<br>serta alasan di balik perlakuan orang tuanya. Karya ini menampilkan pengulangan<br>(looping) beberapa adegan keseharian seperti makan bersama, memasak, yang<br>memiliki makna simbolik atau metafora secara sederhana. Setiap pengulangan<br>menggambarkan tiga fase emosi yang dialami anak: sedih, kecewa dan amarah,<br>hingga akhirnya tersenyum karena telah memaafkan. Proses tersebut merujuk pada<br>tahapan uncovering phase, decision phase, dan work phase dalam teori forgiveness.<br>The Unseen Scars dikemas dalam bentuk film eksperimental, sebuah bentuk karya<br>yang tidak terikat alur cerita linear maupun struktur narasi konvensional.<br>Melalui pendekatan ini, karya lebih menekankan pada ekspresi visual, atmosfer<br>emosional, dan simbolisasi makna serta suara untuk menyampaikan pesan batin<br>yang bersifat personal. Tugas akhir ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan<br>pentingnya afeksi positif dari orang tua, serta mengajak penonton untuk<br>merenungkan dampak pengasuhan terhadap tumbuh kembang anak.<br>Kata kunci : Pola Asuh, Afeksi, Memaafkan, Film Eksperimental</p> Zhira Ananda Herliana Iqbal Prabawa Wiguna Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 Visualisasi Arti Kebebasan Dalam Karya Motion Graphic https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28018 <p>Menemukan kebebasan adalah keinginan mendasar manusia yang memungkinkan kita menjalani hidup sesuai<br>keinginan, membuat pilihan sendiri, dan mengekspresikan diri secara autentik tanpa takut dihakimi, sehingga<br>menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan. Kebebasan pribadi juga berarti kemampuan menerima hal-hal di luar<br>kendali, fokus pada apa yang bisa diubah, serta menumbuhkan kedamaian batin dan ketangguhan menghadapi<br>hidup. Motion graphic dipilih sebagai medium karena kemampuannya menggabungkan elemen visual, animasi,<br>tipografi, dan audio sehingga pesan dapat disampaikan dengan lebih menarik dan mudah dipahami. Dalam karya ini,<br>konsep kebebasan dieksplorasi melalui berbagai simbol dan narasi visual yang merefleksikan makna kebebasan dari<br>sudut pandang personal dan sosial. Proses perancangan animasi ini meliputi tahap pra-produksi, produksi, dan<br>pasca-produksi dengan menggunakan perangkat lunak Adobe After Effects. Hasil akhir berupa video motion graphic<br>yang diharapkan dapat memberikan inspirasi serta pemahaman baru mengenai kebebasan dalam bentuk seni digital.<br>Karya ini juga mengkaji efektivitas media motion graphic sebagai sarana ekspresi seni rupa.<br>Kata kunci: motion graphic, animasi, kebebasan, visualisasi, seni digital.</p> Divana Hafizha Nuryana Iqbal Prabawa Wiguna Ranti Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN DALAM KARYA SENI SCULPTURE https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28020 <p>Merokok merupakan kebiasaan yang telah meluas di masyarakat dan diketahui<br>memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, baik fisik maupun psikologis. Meskipun dampaknya<br>telah banyak diketahui, praktik merokok masih dilakukan, termasuk oleh perempuan.<br>Kandungan zat berbahaya dalam rokok, seperti nikotin dan tar, berperan dalam meningkatkan<br>risiko berbagai penyakit kronis, termasuk gangguan pada sistem reproduksi perempuan.<br>Perempuan perokok menghadapi risiko lebih tinggi terhadap infertilitas, komplikasi kehamilan,<br>serta gangguan menstruasi. Faktor lingkungan, keluarga, dan kondisi psikologis turut<br>memengaruhi kecenderungan perempuan untuk merokok. Peningkatan prevalensi perokok<br>perempuan, meskipun masih rendah, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Kurangnya<br>pemahaman tentang dampak rokok terhadap kesehatan reproduksi menjadi perhatian utama.<br>Oleh karena itu, penulis berinisiatif menghadirkan sebuah karya seni sculpture sebagai media<br>alternatif yang mampu menyampaikan pesan secara emosional dan mendalam mengenai<br>bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Karya ini diharapkan dapat<br>menjadi pengingat visual yang kuat, khususnya bagi perempuan, tentang pentingnya menjaga<br>kesehatan reproduksi dan janin dengan menghindari rokok.<br>Kata kunci: merokok, Perempuan, Kesehatan Reproduksi, Nikotin, Seni Sculpture</p> Muhammad Al Ghifari Ranti Rachmawanti Ganjar Gumelar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 KRITIK VISUAL MEROKOK DI RUANG PUBLIK: ANALISIS KARYA INSTALASI FOTOGRAFI “DIALOG DENGAN ASAP” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28021 <p>Merokok di ruang publik merupakan fenomena yang menciptakan risiko kesehatan<br>signiįkan dan ketidaknyamanan sosial, namun kesadaran kritis masyarakat seringkali masih<br>rendah. Penelitian berbasis praktik ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana karya seni instalasifotograį dapat berfungsi sebagai medium kritik visual yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif merokok di ruang publik. Menggunakan metode penelitian berbasis<br>praktik (practicebased research), sebuah karya berjudul "dialog dengan asap" diciptakan. Karya ini memadukan fotograį konseptual, desain graįs, dan instalasi dalam wujud prototipe bungkus rokok skala monumental. Analisis karya dilakukan menggunakan pendekatan semiotika visual untuk membongkar lapisan-lapisan makna yang dikonstruksi melalui elemen visualnya. Hasilpenelitian adalah sebuah karya seni yang secara provokatif memvisualisasikan bahaya merokok melalui penggunaan simbol-simbol kuat seperti skala monumental, warna merah dominan, dan kolase foto dokumenter. Karya ini berhasil menjadi sebuah intervensi visual yang kuat dan menunjukkan potensi seni sebagai alat komunikasi kesehatan publik alternatif. Manfaat dari penelitian ini adalah mendorong reňeksi kritis dan perubahan perilaku yang lebih bertanggung jawab dalam masyarakat terkait isu merokok di ruang publik.</p> <p>Kata kunci: fotograį konseptual, instalasi seni, kesehatan masyarakat, kritik sosial, merokok</p> <p>&nbsp;</p> Firman Maulana Baehaki Firdaus Azwar Ersyad Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI DEGRADASI LINGKUNGAN AKIBAT PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DALAM LUKISAN MIX MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28024 <p>Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu,<br>Kalimantan Barat, telah menimbulkan kerusakan serius terhadap lingkungan dan kehidupan sosial<br>masyarakat setempat. Perubahan kondisi sungai, pencemaran air, serta konflik sosial menjadi<br>realitas sehari-hari yang turut membentuk keresahan personal penulis sebagai warga lokal<br>sekaligus seniman. Menanggapi situasi tersebut, penciptaan karya ini dilakukan sebagai bentuk<br>ekspresi dan refleksi atas dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas PETI. Melalui pendekatan mix<br>media dalam bingkai seni kontemporer, karya dikembangkan melalui proses konseptual yang<br>berangkat dari pengalaman pribadi, riset lapangan, serta eksplorasi media dan bentuk. Proses<br>visualisasi ini bertujuan menerjemahkan gagasan ke dalam bentuk akhir yang bersifat reflektif,<br>komunikatif, dan terbuka untuk dimaknai oleh penonton. Melalui karya ini, penulis berharap<br>dapat mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan serta menyadari<br>dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang emas ilegal yang kian masif di wilayah tersebut.<br>Kata kunci: Tambang emas ilegal, Kecamatan Suhaid, degradasi lingkungan, mix media, seni<br>kontemporer</p> Salsabila Shafani Iqbal Prabawa Wiguna Edwin Buyung Syarif Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI EMOSI PADA ANAK TUNALARAS DALAM SEBUAH KARYA FILM EKSPERIMENTAL YANG BERJUDUL “PALET EMOSI” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28025 <p>PALET EMOSI adalah Įlm eksperimental yang mengeksplorasi dinamika<br>emosional anak tunalaras melalui pendekatan visual berbasis warna. Film ini<br>mengangkat empat emosi utama marah, bahagia, sedih, dan jijik yang<br>divisualisasikan melalui warna merah, kuning, biru, dan hijau sebagai representasi<br>kondisi baƟn tokohnya. Dengan menghapus dialog dan struktur naraƟf<br>konvensional, Įlm ini mengandalkan gestur tubuh, ritme visual, dan atmosfer bunyi<br>untuk menyampaikan perasaan yang kompleks namun seringkali tak terucap oleh<br>anak-anak berkebutuhan khusus. Pendekatan sinemaƟk ini bertujuan untuk<br>membuka ruang interpretasi sekaligus empaƟ, serta mengajak penonton untuk<br>memahami bahwa emosi dapat hadir dan dimengerƟ melalui medium non-verbal.<br>Palet Emosi adalah upaya arƟsƟk sekaligus edukaƟf dalam membangun<br>pemahaman lintas empaƟ tentang dunia emosional yang selama ini tersembunyi di<br>balik perilaku anak tunalaras.<br>Kata Kunci: Įlm eksperimental, psikologi warna, anak tunalaras, visualisasi emosi,<br>komunikasi non-verbal</p> Muhammad Adli Handriyandi Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI FASE KESEHATAN MENTAL SEORANG ANAK YANG MENGALAMI CHILD GROOMING PADA FILM PENDEK “MASKED INTENT” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28027 <p>Masked Intent merupakan film pendek naratif yang mengangkat isu child grooming—<br>bentuk kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi secara tersembunyi dan bertahap. Film ini<br>mengisahkan Evelynn, seorang remaja yang kehilangan orang tuanya dan tinggal bersama<br>pamannya, Victor. Hubungan yang awalnya terlihat hangat dan penuh perhatian perlahan<br>berubah menjadi manipulatif dan mengancam. Narasi dibagi ke dalam tiga fase: sebelum, saat,<br>dan setelah proses grooming berlangsung, dengan penekanan pada dampak psikologis yang<br>dirasakan oleh korban. Pendekatan visual eksperimental digunakan untuk merepresentasikan<br>perubahan emosi dan dinamika relasi kuasa antara pelaku dan korban. Transisi warna, ekspresi<br>karakter, serta simbolisasi tali menjadi elemen penting yang menggambarkan keterikatan dan<br>kehilangan kendali Evelynn atas dirinya. Melalui pendekatan visual dan simbolis ini, Masked Intent<br>tidak hanya berfungsi sebagai medium ekspresi, tetapi juga sebagai sarana edukatif untuk<br>meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya child grooming yang kerap tidak dikenali<br>dalam kehidupan sehari-hari.<br>Kata kunci: Film pendek, child grooming, kekerasan seksual, trauma psikologis, simbol visual,<br>relasi kuasa, naratif</p> Daffa Muhammad Aqsha Firdaus Azwar Ersyad Didit Endriawan Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI GENERASI SANDWICH DALAM FILM EKSPERIMENTAL YANG BERJUDUL : “DI ANTARA DUA BEBAN” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28124 <p>Memasuki fase dewasa, banyak individu muda dihadapkan pada tekanan ganda<br>sebagai bagian dari "Generasi Sandwich", yakni tanggung jawab terhadap keluarga dan<br>keinginan untuk mewujudkan ambisi pribadi. Sebagai karya eksperimental VR pertama<br>di Indonesia yang mengangkat isu ini, film ini tidak hanya berfungsi sebagai media artistik,<br>tetapi juga sebagai ruang diskusi untuk membangun empati dan kesadaran terhadap<br>perjuangan generasi muda dalam menjalani peran ganda yang tidak mudahimbolik dan<br>visual nonkonvensional dengan mengintegrasikan teknologi Virtual Reality (VR),<br>menciptakan pengalaman imersif yang memungkinkan penonton merasakan secara<br>langsung dilema tokoh utama. Dua dunia kontras tuntutan keluarga dan kebebasan<br>pribadi digambarkan secara visual sebagai bentuk refleksi terhadap tekanan psikologis<br>dan sosial yang dihadapi generasi muda. Sebagai karya eksperimental VR pertama di<br>Indonesia yang mengangkat isu ini, film ini tidak hanya berfungsi sebagai media artistik,<br>tetapi juga sebagai ruang diskusi untuk membangun empati dan kesadaran terhadap<br>perjuangan generasi muda dalam menjalani peran ganda yang tidak mudah.<br>Kata Kunci : Generasi Sandwich, Film Eksperimental, Virtual Reality</p> Muhamad Wildan Ambari Firdaus Azwar Ersyad Soni Sadono Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI HIKIKOMORI MELALUI KARYA INSTALLATION PAINTING https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28128 <p>Karya seni tugas akhir ini mengangkat gagasan Fenomena hikikomori, yaitu<br>kondisi pengasingan diri ekstrem yang dipicu oleh tekanan psikologis dan sosial, menjadi<br>isu utama dalam karya ini. Berangkat dari pengalaman pribadi penulis pasca pandemi dan<br>kecanduan media sosial, karya ini mengeksplorasi gaya hidup hikikomori melalui<br>pendekatan installation painting. Medium ini menggabungkan lukisan kanvas dengan<br>objek fisik instalasi yang membentuk suasana kamar tertutup khas seorang hikikomori.<br>Visualisasi kamar dengan elemen seperti kasur, meja, perangkat digital, serta tumpukan<br>sampah dan benda hobi menggambarkan ketegangan antara dunia maya dan realitas.<br>Kontras antara gaya visual digital dan penggambaran realis pada sampah memperkuat<br>pesan tersebut. Karya ini bertujuan membangun empati dan kesadaran akan dampak<br>media sosial, sekaligus menekankan pentingnya interaksi sosial yang sehat melalui<br>pendekatan visual yang personal dan kontemporer.</p> <p>Kata kunci: hikikomori, installation painting, media sosial, seni kontemporer</p> Muhamad Dhafin Rizki Valenciana Iqbal Prabawa Wiguna Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI INNER CHILD PADA FILM EKSPERIMENTAL INNER LIGHT https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28132 <p>Film eksperimental Inner Light memiliki konsep Inner Child dengan<br>pengungkapan emosi yang mendalam, penyajian visual berupa transisi masa kanak-kanak<br>hingga dewasa. Inner Light memiliki visualisasi aspek rasio 1:1 dengan paduan filter hitam<br>putih untuk menghadirkan suasana nostalgia yang kuat. Penulis ingin mengajak penonton<br>untuk mengenang momen-momen kecil yang sering kali terlupakan, serta menyadarai<br>bagaimana pentingnya pola asuh orang tua akan berpengaruh pada perkembangan<br>emosional anak. Karakter pada film eksperimental Inner Light terbagi menjadi dua. Yaitu:<br>perempuan dewasa berusia 21 tahun dan seorang anak kecil perempuan berusia 9 tahun.<br>Masing-masing karakter memiliki pengalaman berbeda. Hal ini menunjukkan bagaimana<br>pentingnya masa lalu dalam membentuk identitas dan emosi seseorang. Tujuan<br>pembuatan karya Inner Light adalah penulis ingin memberikan perspektif berbeda terkait<br>Inner Child. Inner Child tidak hanya tentang luka, namun terdapat kebahagiaan kecil<br>didalamnya. Kesadaran terhadap Inner Child merupakan bagian penting dalam proses<br>penyembuhan diri, hal ini akan membantu seseorang mengatasi trauma masa lalu. Inner<br>Light dapat memberikan wawasan baru tentang dampak pengalaman masa lalu terhadap<br>Kesehatan mental dan pengembangan diri.<br>Kata kunci: Inner Child, Film Eksperimental, Emosi, Nostalgia, Pengembangan Diri.</p> Fathimah Nur Azizah Firdaus Azwar Ersyad Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI KETIDAKPUASAN PADA CITRA TUBUH WANITA MELALUI LUKISAN DIGITAL DENGAN MIXED MEDIA https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28136 <p>Tugas Akhir ini berangkat dari pengalaman pribadi penulis terkait citra tubuh negatif<br>yang muncul akibat perbandingan sosial ke-atas. Karya ini merepresentasikan bagaimana<br>tekanan sosial dan standar kecantikan yang tak realistis membentuk ketidakpuasan terhadap<br>diri sendiri. Visualisasi dilakukan melalui media lukisan digital yang dipadukan dengan<br>penyajian mixed media, seperti pencetakan sublim di atas kain linen dan bingkai kayu. Proses<br>penciptaan melibatkan pendekatan simbolis dan surealis, seperti refleksi kepala babi dalam<br>cermin serta figur maneken sebagai lambang tekanan kolektif. Melalui pendekatan ini, karya<br>diharapkan dapat menjadi ruang perenungan atas pengalaman emosional yang banyak dialami<br>perempuan terhadap tubuhnya.<br>Kata kunci: ketidakpuasan, citra tubuh, perbandingan sosial, standar kecantikan, lukisan<br>digital, mixed media, visualisasi.</p> Biannisa Shebina Cucu Retno Yuningsih Ranti Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI KRISIS IDENTITAS SEBAGAI DAMPAK EXCESSIVE EXPECTATION DARI KELUARGA DALAM SENI INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28138 <p>Karya seni instalasi “Peti Harapan” merupakan representasi visual dari krisis<br>identitas yang dialami individu, khususnya remaja, akibat tekanan ekspektasi<br>berlebihan dari keluarga. Melalui pendekatan interaktif dan imersif, karya ini<br>menggabungkan elemen cahaya, suara, dan proyeksi teks untuk membangun suasana<br>psikologis yang menggambarkan ketegangan batin serta kebingungan dalam<br>pencarian jati diri. Instalasi ini menggunakan media seperti tube light, proyektor,<br>speaker, dan ruang gelap untuk menciptakan pengalaman multisensorik yang<br>mengajak pengunjung merasakan langsung tekanan yang dirasakan oleh individu di<br>bawah harapan keluarga yang tidak realistis. Penelitian ini bertujuan untuk<br>menyuarakan pengalaman krisis identitas, menciptakan kesadaran sosial, serta<br>membuka ruang refleksi terhadap peran keluarga dalam pembentukan identitas diri<br>seseorang. Melalui eksplorasi artistik ini, diharapkan tercipta pemahaman yang lebih<br>dalam mengenai dampak psikologis dari excessive expectation dan bagaimana seni<br>dapat menjadi medium kritis sekaligus terapeutik dalam menyampaikan isu-isu<br>personal yang seringkali tersembunyi.<br>Kata Kunci: krisis identitas, ekspektasi berlebihan, seni instalasi, cahaya dan suara,<br>tekanan keluarga.</p> Tamba Firman Hendro Meilano Ranti Rachmawanti Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI MASALAH PARANOID MELALUI KARYA ABSTRACT VIDEO ART https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28140 <p>Karya ini merupakan eksplorasi visual terhadap isu psikologis paranoid yang<br>semakin mendapat perhatian dalam diskursus kesehatan mental. Permasalahan yang<br>diangkat adalah bagaimana pengalaman paranoid yang kompleks dapat<br>divisualisasikan melalui medium seni. Tujuan karya ini adalah merepresentasikan<br>kondisi mental paranoid menggunakan pendekatan video art abstrak. Metode yang<br>digunakan mencakup manipulasi elemen visual dan audio seperti bentuk geometris,<br>distorsi waktu, dan disonansi suara untuk menciptakan suasana cemas dan terasing.<br>Temuan menunjukkan bahwa pendekatan non-verbal ini mampu menggugah empati<br>dan menawarkan pengalaman reflektif bagi penonton. Kesimpulannya, karya ini<br>menempatkan seni sebagai media pemahaman batin yang tidak dapat diungkapkan<br>lewat bahasa medis konvensional. Manfaatnya adalah membuka ruang dialog<br>emosional tentang isu kesehatan mental secara lebih imajinatif.<br>Kata kunci: Ekspresi Diri, Paranoid, Eksplorasi Visual, Gangguan Psikologis, Seni<br>Kontemporer</p> Ahmad Rafly Fahrezy Ranti Rachmawati Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PARENTLESS DALAM TUGAS AKHIR KARYA FILM EKSPERIMENTAL “BLUE HYDRANGEA” https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28141 <p>ehilangan orang tercinta khususnya orang tua ternyata memberi dampak yang<br>cukup besar bagi kehidupan seorang yang sedang menginjak usia remaja. Mereka<br>ditinggalkan oleh orang terdekatnya sejak usia dini dan harus beradaptasi dengan<br>kehidupan baru setelah orang tua mereka meninggal. Mereka menjalani peristiwa<br>kematian orang tuanya secara bertahap dan berusaha pulih dari titik terendah dalam<br>hidupnya. Penulis membuat karya film eksperimental yang bejudul “Blue Hydrangea”<br>untuk memvisualisasikan kehidupan seorang anak yang kehilangan kedua orangtuanya.<br>Dalam karya ini tujuan penulis yaitu menyampaikan kepada audiens bahwa menjadi<br>seorang anak laki-laki penuh tanggung jawab dan masih membutuhkan sosok seorang ibu<br>sebagai orang yang dicintainya terutama penulis, disampaikan dengan menggunakan<br>medium film eksperimental. Yang nantinya akan bermanfaat bagi penonton untuk<br>merasakannya bagaimana perasaan yang dibawakan pada karya film eksperimental<br>penulis.<br>Kata kunci: Orang tua, Kehidupan, Remaja, Film, Eksperimental, Hydrangea</p> Arjuun Khanif Alfin Nugraha Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PENGARUH FEAR OF MISSING OUT TERHADAP PERILAKU DAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM BENTUK FILM EKSPERIMENTAL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28143 <p>Film ini merupakan sebuah refleksi atas realita kontemporer, di mana dunia digital<br>membentuk ilusi keramaian yang justru memperdalam rasa sepi dan kehilangan arah individu.<br>Melalui pendekatan visual yang simbolik, film ini menciptakan ruang antara diam dan distraksi—<br>mengajak penonton tidak hanya untuk melihat, tetapi juga merasakan kehampaan yang<br>tersembunyi di balik hiruk-pikuk media sosial. Mengisahkan seorang remaja/mahasiswa yang<br>terperangkap dalam siklus infinite scroll, film ini menggambarkan bagaimana realitas diri perlahan<br>terfragmentasi oleh tuntutan tren dan ekspektasi sosial media. Dunia digital divisualisasikan<br>sebagai keramaian estetik yang kontras dengan kesunyian batin sang tokoh utama, yang terus<br>mencari jati diri di tengah derasnya distraksi. Melalui karya ini, disampaikan pesan bahwa setiap<br>individu sejatinya memiliki ruang untuk menciptakan hidupnya sendiri, namun dalam era digital,<br>banyak yang lebih sibuk mengagumi "lukisan" orang lain daripada merangkai makna personal. Film<br>ini menjadi cermin terhadap rasa kehilangan arah yang lahir dari kebutuhan validasi dan distraksi<br>tanpa henti.<br>Kata kunci: dunia digital, keterasingan, fragmentasi diri, distraksi, validasi sosial.</p> Yoppyndra Fiallco Soni Sadono Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PERASAAN KEHILANGAN ARAH DALAM KARYA LOSING A FATHER’S GUIDANCE https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28145 <p>Karya fotografi "Losing a Father's Guidance" ini mengkaji pengalaman<br>mendalam individu yang menghadapi kehilangan sosok ayah, suatu peristiwa yang<br>signifikan memengaruhi pembentukan identitas dan arah hidup. Penelitian ini<br>bertujuan menghadirkan representasi visual tentang bagaimana kehilangan ayah<br>tidak hanya memicu kesedihan, tetapi juga memicu pencarian makna dan identitas<br>baru, serta membangkitkan empati audiens terhadap dampak psikologis kehilangan<br>ini. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana fotografi dapat secara<br>efektif menggambarkan kompleksitas kehilangan ayah melalui penggunaan arsip<br>visual, narasi, dan simbolisme kreatif. Metode yang digunakan dalam proyek ini<br>adalah fotografi dokumenter dan konseptual, memanfaatkan elemen visual seperti<br>pencahayaan, komposisi, dan simbolisme. Proses berkarya meliputi pengarsipan<br>kenangan masa kecil dalam nuansa sepia, dokumentasi tempat-tempat bermakna<br>yang menampilkan kesunyian dan kehampaan, serta rekreasi perasaan kehilangan di<br>studio dengan teknik double exposure dan efek shutter speed lambat untuk<br>menggambarkan disorientasi dan transformasi emosional.<br>Kata kunci: Losing A Father Guidance, Fotografi, Identitas, Kenangan, Arsip Visual.</p> Rosa Anggraeni Didit Endriawan Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PERASAAN KESEPIAN EMOSIONAL MELALUI KARYA SENI DRAWING https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28151 <p>Kesepian adalah sebuah kondisi di mana seseorang merasakan kurangnya<br>koneksi emosional dengan orang lain. Perasaan ini sering muncul ketika perhatian<br>atau kepedulian yang diterima dirasa tidak mencukupi, sehingga seseorang merasa<br>tidak memiliki ruang yang aman untuk mengungkapkan pikiran dan emosinya. Karya<br>ini mengeksplorasi kesepian dan berbagai bentuk kesedihan melalui bahasa visual<br>yang ekspresif. Charcoal dipilih sebagai media utama karena karakteristiknya yang<br>kasar dan bertekstur, yang secara simbolis mencerminkan kekosongan, beratnya<br>perasaan, dan intensitas dramatis dari keterasingan emosional. Melalui karya “Kraos<br>Sepi Wonten ing Manah” penulis ingin menyampaikan bahwa dampak dari kesepian<br>yang terjadi pada diri sendiri dapat berpengaruh pada orang-orang terdekat tanpa<br>disadari. Melalui karya ini, seniman ingin menciptakan ruang bagi perasaan-perasaan<br>yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Pada saat yang sama, karya ini juga<br>mengajak para penonton untuk lebih peduli terhadap perjuangan diam-diam yang<br>mungkin dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka dan menyadari bahwa<br>kesepian emosional jauh lebih umum daripada yang tampak di permukaan.<br>Kata Kunci: ekspresionisme, emosional, kesepian, seni drawing.</p> Nabila Octaviani Nurdin Iqbal Prabawa Wiguna Axel Ridzky Ramadhan Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PROKRASTINASI AKIBAT SIFAT PERFEKSIONIS MELALUI KARYA FOTOGRAFI KONSEPTUAL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28153 <p>Perilaku menunda-nunda atau prokrastinasi sering kali muncul sebagai respons<br>terhadap tekanan psikologis, salah satunya karena dorongan perfeksionisme. Penelitian<br>ini berupaya mempresentasikan fenomena prokrastinasi akibat perfeksionisme melalui<br>karya fotografi konseptual. Proses penciptaan karya melibatkan eksplorasi simbol-simbol,<br>pengaturan komposisi, penerapan teknik fotografi, serta manipulasi visual guna<br>merefleksikan konflik batin, kecemasan, dan tekanan emosional yang dialami oleh<br>individu perfeksionis. Diharapkan, karya fotografi yang dihasilkan dapat menjadi sarana<br>refleksi dan edukasi, sehingga audiens memahami bahwa prokrastinasi bukan sekadar<br>masalah pengelolaan waktu, melainkan berkaitan erat dengan aspek psikologis yang<br>mendalam. Melalui pendekatan visual yang artistik dan interpretatif, karya ini juga<br>bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengelola sifat perfeksionis<br>agar tidak menghambat produktivitas maupun kesehatan mental.<br>Kata kunci: Prokrastinasi, Perfeksionisme, Fotografi Konseptual, Kesehatan Mental,<br>Tekanan Psikologis</p> Dafa’tsabitul Azmi Ranti Rachmawanti Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PROSES PENERIMAAN DIRI DALAM KARYA EMBROIDERY PAINTING https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28166 <p>Dalam menjalani kehidupan, insecurity bukanlah perasaan yang asing. Rasa<br>insecure dapat memengaruhi kualitas hidup secara negatif. Jika tidak diatasi dengan<br>baik, rasa insecurity yang mendalam dapat memecahkan keutuhan identitas individu.<br>Untuk mencegah atau memperbaiki dampaknya, seseorang perlu sadar akan<br>insecurity yang dirasakannya dan menggali lebih dalam untuk mengetahui penyebab<br>perasaan itu muncul. Dari situ, individu terus melakukan eksplorasi diri hingga dapat<br>pencerahan terhadap identitasnya dan menemukan kekurangan serta kelebihan<br>yang dimilikinya. Dengan menerima semua aspek dirinya yang autentik,seseorang<br>dapat meraih self-acceptance. Proses penerimaan diri ini menjadi gagasan yang akan<br>dituangkan pada karya tugas akhir, dengan pengalaman pribadi sebagai acuan<br>utama. Metode embroidery painting digunakan dengan bantuan visual surealis dan<br>penggunaan benang sebagai simbol hubungan seseorang dengan dirinya yang paling<br>autentik. Karya tugas akhir ini dibuat untuk berbagi perspektif mengenai bagaimana<br>individu tertentu menjalani proses penerimaan diri dan juga dengan harapan bagi<br>audiens yang melihatnya dapat termotivasi untuk terbuka dengan dirinya.<br>Kata kunci: Insecurity, Eksplorasi Diri, Penerimaan Diri, Embroidery Painting</p> Della Nurdwiani Widyantoro Iqbal Prabawa Wiguna Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI PUPPET MASTER DENGAN MEDIUM FILM EKSPERIMENTAL https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28176 <p>Puppet Master adalah sebuah film eksperimental yang merepresentasikan<br>kondisi manusia dalam kendali kekuatan tak terlihat melalui pendekatan visual<br>simbolik. Film ini menggambarkan seorang individu yang menjalani hidup dalam<br>bayang-bayang manipulasi, digambarkan melalui metafora boneka tali yang<br>dikendalikan oleh entitas tak kasat mata. Inspirasi utama berasal dari pengalaman<br>pribadi orang terdekat penulis yang mengalami kontrol sosial dalam relasi tidak<br>setara. Melalui teknik sinematografi non-linear, manipulasi suara, warna, dan<br>pencahayaan yang ekstrim, film ini berupaya mengganggu persepsi konvensional<br>penonton dan membangun suasana surealis. Unsur seperti kostum, tata rias, serta<br>elemen visual seperti cermin dan glitch ditata sedemikian rupa untuk memperkuat<br>narasi tentang kehilangan identitas dan krisis eksistensial. Film ini bukan hanya<br>bentuk eksperimen media, melainkan juga ajakan untuk menyadari bagaimana<br>kontrol sosial dapat membentuk perilaku dan cara pandang individu. Pendekatan ini<br>diharapkan membuka ruang reflektif tentang realitas yang sering kali tidak kita<br>sadari telah dikendalikan oleh kekuatan luar.<br>Kata kunci: film eksperimental, Pengalaman Pribadi, boneka tali, visual simbolik,<br>identitas</p> Muhamad Rizki Nurseha Firdaus Azwar Ersyad Vega Giri Rohadiat Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI RASA BERSALAH DAN PENYESALAN DALAM MEDIA VIDEO ANIMASI STOPMOTION SEBAGAI EKSPRESI PSIKOLOGIS https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28178 <p>Dalam kehidupan modern yang serba cepat saat ini, banyak orang tanpa sadar memikul beban emosional dari<br>masa lalu — salah satu yang paling umum adalah rasa bersalah. Perasaan ini seringkali muncul ketika seseorang menyadari<br>keputusan atau kesalahan masa lalunya, yang pada akhirnya memengaruhi cara pandangnya terhadap diri sendiri, orang lain, dan masa depannya.<br>Fenomena ini khususnya umum di kalangan generasi muda yang terbiasa dengan budaya<br>pencapaian instan: semuanya cepat, semuanya mudah, tetapi seringkali dengan mengorbankan konsekuensi jangka panjang.<br>Melalui proyek akhir saya yang berjudul "The Mistake Whisper," saya mengeksplorasi gejolak batin seseorang yang<br>dihantui rasa bersalah. Karya ini diwujudkan dalam bentuk video stop-motion, dipilih tidak hanya karena<br>daya tarik visualnya tetapi juga karena kapasitas artistiknya untuk menyampaikan sifat jiwa yang terfragmentasi, hancur, dan retak<br>yang terluka oleh penyesalan. Menggabungkan elemen visual simbolis dengan audio yang dirancang dengan cermat, karya ini<br>mengajak penonton untuk merasakan kecemasan, kegelisahan, dan perjalanan sang protagonis menuju pengampunan diri. Harapannya, karya ini dapat berfungsi sebagai pengingat sekaligus pembuka percakapan — tentang<br>bagaimana kita memproses rasa bersalah, bagaimana rasa bersalah memengaruhi hidup kita, dan bagaimana seni dapat menjadi jembatan yang ampuh untuk mengekspresikan<br>perjuangan batin yang seringkali terlalu sulit diungkapkan dengan kata-kata.<br>Kata kunci: bersalah, penyesalan, stopmotion</p> Muhammad Rafid Delma Akbar Didit endriawan Ganjar gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI RELATIVISME MORAL DALAM SENI INSTALASI SEBAGAI DAMPAK SEKULARISME https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28179 <p>Fenomena sekularisme ekstrem di masyarakat urban Indonesia<br>memunculkanrelativisme moral yang mengaburkan batas antara nilai benar dan<br>salah. Peminggiran nilai-nilai spiritual dari kehidupan publik menciptakan<br>ketidakseimbangan moral yang berdampak pada krisis identitas dan kehilangan<br>makna hidup. Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasikan isu relativisme moral<br>melalui karya seni instalasi interaktif. Metode yang digunakan adalah pendekatan<br>artistik konseptual dengan eksplorasi bentuk, material, dan interaksi partisipatif.<br>Karya berjudul Ruang Netral, Nilai Kabur menggabungkan elemen seperti prisma<br>segienam berlapis cermin distorsi, bola bosu, dan enam tiang C-Stand sebagai simbol<br>keseimbangan spiritual dan keragaman agama di Indonesia. Hasilnya menunjukkan<br>bahwa interaksi audiens dengan instalasi mampu menciptakan pengalaman reflektif<br>atas disorientasi moral dan pentingnya nilai spiritual dalam kehidupan modern. Karya<br>ini tidak hanya menjadi medium ekspresi artistik, tetapi juga sarana kritik sosial dan<br>ruang kontemplatif terhadap krisis nilai dalam masyarakat yang semakin sekuler.<br>Kata kunci: instalasi interaktif, relativisme moral, sekularisme, seni konseptual</p> Eka Christian Situmorang Didit Endriawan Ranti Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI SAMPAH PLASTIK SEBAGAI KRITIK SOSIAL DALAM PRAKTIK SENI PARTISIPATIF https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28180 <p>Karya tugas akhir ini merupakan bentuk aktivisme seni yang mengangkat isu<br>pencemaran lingkungan akibat sampah plastik melalui pendekatan partisipatif dan seni<br>lingkungan. Melibatkan masyarakat dalam aksi bersih-bersih dan memanfaatkan limbah<br>plastik sebagai elemen visual utama, karya ini tidak hanya tampil sebagai objek estetis,<br>tetapi juga sebagai medium kritik sosial dan ajakan reflektif. Visualisasi sampah di atas<br>kanvas dan dokumentasi kegiatan menjadi representasi kerusakan ekologis serta upaya<br>membangun kesadaran kolektif. Berlandaskan teori seni partisipatif, seni lingkungan, dan<br>aktivisme seni, karya ini hadir sebagai media edukatif dan provokatif dalam merespons<br>krisis lingkungan.<br>Kata Kunci: aktivisme seni, seni partisipatif, sampah plastik, kritik sosial, seni lingkungan,<br>seni sosial, kesadaran ekologis.</p> Kendrik Arioputro Hidayat Ranti Rachmawanti Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 Visualisasi Sifat Ambivalensi Sebagai Dorongan Pengembangan Diri Melalui Karya Seni Lukis https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28181 <p>Ambivalensi dipahami sebagai kondisi psikologis di mana seseorang merasakan dua emosi<br>atau nilai yang saling bertentangan secara bersamaan. Kondisi ini sering memicu konŇik baƟn,<br>kebingungan, serta menyebabkan keƟdakkonsisten dalam pengambilan keputusan, terutama keƟka<br>nilai pribadi bertentangan dengan ekspektasi. Dengan melalui pendekatan seni kontemporer, penulis<br>menciptakan karya seni lukis yang dapat memvisualisasikan ketegangan antara aspek kogniƟf dan<br>emosional dalam diri manusia. Visualisasi ini diwujudkan dengan penggunaan simbol visual seperƟ<br>otak, haƟ, buku, bunga, air, lilin, dengan bentuk kanvas lingkaran sebagai medium kanvasnya,<br>metafora dari dinamika baƟn yang terus berkesinambungan dan akan terus berubah. Warna merah<br>dan biru digunakan sebagai penanda sisi emosional dan kogniƟf. Karya ini bertujuan sebagai medium<br>reŇekƟf sekaligus komunikaƟf dalam memahami sifat ambivalensi sebagai bagian dari proses<br>berpikir dan bertumbuh. Dengan menggunakan teknik cat aklirik di atas kanvas dengan pendekatan<br>visual metaforis dan simbolis. Diharapkan karya ini mampu membuka ruang pemaknaan baru<br>terhadap emosi dan logika dalam diri manusia .<br>Kata kunci : Ambivalensi, KogniƟf , Emosional, simbol, pengembangan diri</p> Khuzaimah Nur Faizah Ismail Iqbal Prabawa Wiguna Ganjar Gumilar Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 Visualisasi Tabur Tuai dalam Seni Instalasi Televisi Analog dan Video Digital https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28190 <p>Setiap tindakan yang kita lakukan hari ini ibarat benih yang ditanam dan akan<br>menentukan hasil yang dituai di masa depan. Konsep “tabur tuai” menggambarkan<br>prinsip sebab-akibat yang berlaku dalam kehidupan, di mana setiap pilihan membawa<br>konsekuensi di kemudian hari. Dalam karya instalasi ini, penulis mengajak audiens<br>merenungkan pentingnya kesadaran akan dampak dari setiap keputusan. Media televisi<br>analog, video digital, dan teknologi hologram digunakan sebagai metafora visual untuk<br>menyoroti hubungan pola pikir kolektif dalam masyarakat. Motion graphic memperkuat<br>pesan visual sehingga penonton dapat merasakan bagaimana keputusan kecil dapat<br>memicu rangkaian peristiwa yang lebih besar. Karya ini diharapkan menjadi ruang<br>refleksi bersama yang mendorong audiens untuk bertindak lebih bijaksana dan<br>bertanggung jawab. Dengan demikian, instalasi ini bukan hanya ekspresi artistik, tetapi<br>juga sarana edukasi dan ajakan membangun masa depan yang lebih baik.<br>Kata kunci: Tabur Tuai, Refleksi, Motion Graphic, Hologram.</p> Humaira Basrah Makkarumpa Ranti Rachmawanti Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI TEKANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM FILM EKSPERIMENTAL PRESSURE https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28195 <p>Pressure adalah film eksperimental menggambarkan tentang tekanan<br>psikologis yang dialami anak akibat ekspektasi, tuntutan, dan kontrol berlebihan dari<br>orang tua. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi kesuksesan konvensional,<br>anak kerap dijadikan proyeksi harapan tanpa memikirkan kondisi emosionalnya.<br>Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana pola asuh yang menekan<br>dapat menimbulkan dampak psikologis yang tersembunyi, seperti ketakutan,<br>keterasingan, dan ketidakpercayaan diri. Tujuan film ini adalah mengedukasi dan<br>membuka ruang refleksi tentang pentingnya empati dan komunikasi dalam keluarga.<br>Melalui pendekatan non-naratif dan simbolis, film ini menggunakan elemen visual<br>seperti pencahayaan kontras, warna gelap, serta pergerakan kamera yang tidak<br>terlalu stabil untuk menggambarkan ketidakstabilan emosin anak. Audio<br>instrumental, suara repetitive, dan momen keheningan dipakai untuk menimbulkan<br>ketidaknyamanan yang mencerminkan kecemasan batin. Temuan umum dari<br>eksplorasi ini menunjukan bahwa tekanan dari orang tua seringkali tidak tampak<br>secara fisik, namun berdampak besar terhadap Kesehatan mental anak.<br>Kesimpulannya, Pressure bukan hanya karya visual, tetapi juga media reflektif yang<br>bermanfaat bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam memahami pentingnya<br>mendukung perkembangan emosional anak.<br>Kata kunci : Tekanan psikologis, pola asuh, kesehatan mental anak, film<br>eksperimental.</p> Sibyl Nathaniel Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Axel Ramadhan Ridzky Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5 VISUALISASI TRADISI MINUM KOPI GAYO DALAM BUDAYA ACEH MELALUI KARYA INSTALASI https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/28197 <p>Karya ini dilatarbelakangi dengan semakin memudarnya tradisi minum kopi Gayo akibat<br>pengaruh dari modernisasi. Tradisi tersebut bukan hanya sekedar tradisi konsumsi, tetapi juga simbol<br>iden;tas budaya masyarakat Aceh dari masyarakat Aceh. Peneli;an dari karya ini bertujuan untuk<br>memperkenalkan nilai-nilai sosial dan budaya dari tradisi minum kopi Gayo melalu karya instalasi<br>seni. Karya instalasi ini dirancang menyerupai suasana warung kopi tradisional di Aceh dan<br>dilengkapi dengan perfomans pembuatan kopi khas Aceh. Karya ini dilakukan dengan pendekatan<br>este;ka rasional yang berupa instalasi yang mengundang par;sipasi dari penonton. Dengan begitu,<br>hasil karya diharapkan dapat menjadi media budaya sekaligus dapat membangun kebanggaan<br>terhadap warisan budaya Aceh.<br>Kata Kunci: Budaya Aceh, este;ka rasional, instalasi, Kopi Gayo</p> Pocut Aisha Zahira Soni Sadono Ran3 Rachmawanti Copyright (c) 2025 2025-11-20 2025-11-20 12 5