Pemantauan Kualitas Udara Dalam Ruang Menggunakan Impaktor Di Gedung Deli, Universitas Telkom, Bandung

Authors

  • Ryandhari Refony Shania Telkom University
  • Indra Chandra Telkom University
  • Amaliyah Rohsari Indah Utami Telkom University

Abstract

Abstrak Indoor Air Quality (IAQ) merupakan sebuah indikator baik atau tidaknya kualitas udara dalam ruangan yang berdampak pada kesehatan manusia dan meningkatkan kenyamanan penghuni. Berdasarkan WHO, angka kematian akibat gangguan kesehatan karena buruknya kualitas udara dalam ruang jauh lebih tinggi dibandingkan di luar ruangan. Salah satu parameter yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara dalam ruang adalah adanya mikroorganisme di udara. Bioaerosol umumnya bersumber dari vegetasi, tanah, dan sumber air, serta keberadaannya di dalam ruangan merupakan pengaruh dari kelembapan relatif (RH) dan temperatur udara (T). Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kualitas udara (RH, T, PM2.5, CO2) menggunakan low-cost sensor dan sampel biologi di udara, yaitu konsentrasi bakteri, menggunakan metode impaksi. Pengukuran dilakukan di Ruang Administrasi, Gedung Deli, Universitas Telkom dengan pengkondisian udara pada 11 dan 12 Agustus 2020. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, yaitu lingkungan, aktivitas penghuni, serta penempatan alat ukur. Didapatkan rerata pengukuran RH, T, PM2.5, CO2, dan konsentrasi bioaerosol pada hari pertama masingmasing yaitu 97%, 270 C, 93 µg/m3 , 804 ppm, dan 362 CFU/m3 . Dengan kondisi udara yang sama, kualitas udara yang didapatkan di hari kedua relatif lebih bersih, yaitu 51 µg/m3 , 648 ppm, dan 155 CFU/m3 . Hasil pengukuran menunjukan adanya pengaruh jumlah serta aktivitas penghuni terkait jumlah dan hasil identifikasi bakteri, dimana pada hari pertama saat sebelum waktu kerja dimulai (AC dalam keadaan off) menunjukan hasil konsentrasi bakteri 389 dan 159 CFU/m3 , sedangkan hasil sampel yang diambil saat waktu kerja (AC dalam keadaan on) menunjukan data konsentrasi mikroorganisme yaitu 71 dan 830 CFU/m3 . Pada hari kedua, hasil sampel konsentrasi bakteri sebelum waktu kerja yaitu 53 dan 318 CFU/m3 , sedangkan saat waktu kerja 106 dan 141 CFU/m3 . Hal tersebut menunjukan adanya penurunan konsentrasi bakteri pada sebelum dan saat waktu kerja berlangsung dibandingkan pada hari sebelumnya. Tidak ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara parameter non-biologi dan biologi yang telah diukur, diduga merupakan dampak penggunaan AC sebagai sistem ventilasi. Sehingga, faktor lain yang mendukung adanya polutan biologi di ruangan diduga berasal dari penghuni ruangan itu sendiri. Selain itu, hal lain yang mengakibatkan sistem tata udara di dalam ruangan menjadi kurang baik diketahui karena adanya infiltrasi polutan dari luar ke dalam ruangan. Kata kunci: Bakteri, bioaerosol, impaktor, kualitas udara dalam ruang, low-cost sensor. Abstract Indoor Air Quality (IAQ) is an indicator of whether or not indoor air quality has an impact on human health and increases occupant comfort. According to WHO, the death rate due to health problems due to poor indoor air quality is much higher than outdoors. One of the parameters that causes a decrease in indoor air quality is the presence of microorganisms in the air. Bioaerosol generally comes from vegetation, soil and water sources, and its presence in the room is the influence of relative humidity (RH) and air temperature (T). This research was conducted to measure air quality (RH, T, PM2.5, CO2) using low-cost sensors and biological samples in the air, namely the concentration of bacteria, using the impaction method. Measurements were carried out in the Administration Room, Deli Building, Telkom University with air conditioning on 11 and 12 August 2020. Factors that affect the measurement results, namely the environment, occupant activities, and placement of measuring instruments. The average measurements of RH, T, PM2.5, CO2 and bioaerosol concentration on the first day were 97%, 270C, 93 µg / m3, 804 ppm, and 362 CFU / m3, respectively. With the same air condition, the air quality obtained on the second day was relatively cleaner, namely 51 µg / m3, 648 ppm, and 155 CFU / m3. Measurement results show that number and activity of residents affect identification results of bacteria, where on the first day before the working hours start (the AC is off) results of bacterial concentrations were 389 and 159 CFU/m3 , while results of the samples taken during working hours (AC is on) shows 71 and 830 CFU/m3 . On second day, results of bacterial concentration samples before working hours were 53 and 318 CFU/m3 , while during working hours were 106 and 141 CFU/m3 . This shows bacteria concentration decrease of before and during working hours compared to previous day. There was no significant correlation between measured nonbiological and biological parameters, presumably as the impacts of using air conditioning ventilation system. Other factors that support existence of indoor biological pollutants are come from the occupants of the room itself. Other case that causes an imbalance of indoor air systems are pollutant infiltration from outdoor to indoor. Keywords: Bacteria, bioaerosol, impactor, indoor air quality, low-cost sensor.

Downloads

Published

2021-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 Teknik Fisika