Usulan Kebijakan Pemeliharaan Mesin Dan Estimasi Risiko Kegagalan Mesin Splitting Dengan Menggunakan Metode Risk Based Maintenance Di Pt. Garut Makmur Perkasa

Authors

  • Rala Nisrina Shiami Telkom University
  • Fransiskus Tatas Dwi Atmaji Telkom University
  • Aji Pamoso Telkom University

Abstract

Abstrak PT. Garut Makmur Perkasa merupakan salah satu Industri kulit mentah dan kulit samak di Kabupaten Garut yaitu Sukaregang yang dikelola sejak tahun 1990. Berdasarkan data waktu kerusakan bulan Januari 2017 – Desember 2019, didapatkan bahwa mesin Splitting merupakan mesin yang memiliki frekuensi kerusakaan yang tinggi. Mesin Splitting pada PT.GMP merupakan salah satu mesin yang digunakan untuk melakukan pembelahan kulit sesuai dengan standar ketebalan yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan failure mode effect analysis (fmea) didapatkan subsistem kritis yaitu meja, dan bearing roll. Sehingga subsistem tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) untuk mengetahui nilai risiko yang ditanggung perusahaan apabila subsistem kritis tersebut mengalami kegagalan dalam beroperasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode RBM didapatkan nilai risiko untuk mesin splitting adalah Rp 4,890,817.09 atau dengan presentasi risiko sebesar 0.059%. Presentase risiko tersebut melebihi batas toleransi yang telah ditentukan PT. GMP, maka perlu dilakukan usulan interval waktu pemeliharaan mesin yang dilakukan untuk subsistem meja 702.1 jam, dan bearing roll 1381.95 jam. Kata kunci : Maintenance, Risk Based Maintenance (RBM), Interval Waktu Perawatan. Abstract PT. Garut Makmur Perkasa is one of the raw leather industry in Garut Regency, namely Sukaregang, which has been managed since 1990. Based on data on the time of damage from January 2017 to December 2019, it was found that a Splitting machine is a machine that has a high frequency of damage. The splitting machine at PT.GMP is one of the machines used to perform skin splitting according to the company's thickness standards. Based on calculations using failure mode effect analysis (FMEA), it is found that the critical subsystems are the knife, table, and bearing roll. So that subsystem needs further research. Researchers conducted research using the Risk-Based Maintenance (RBM) method to determine the value of the risk borne by the company if the critical subsystem fails to operate. Based on data processing results using the RBM method, the risk value for the splitting machine was IDR 4,890,817.09 or with a risk presentation of 0.059% The risk percentage exceeds the tolerance limit that has been determined by PT. GMP, it is necessary to suggest maintenance time intervals for the knife subsystem 192.2 hours, table 702.1 hours, and bearing roll 1381.95 hours.. Keywords: Maintenance, Risk Based Maintenance (RBM), Maintenance Time Interval

Downloads

Published

2021-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 Teknik Industri