Perancangan Sistem Monitoring Untuk Mengurangi Cacat Gosong Pada Produk Wadah Telur (Egg Tray) Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Di CV Maju Bersama
Abstract
Abstrak— Kecacatan yang sering timbul pada produk wadah telur dari hasil produksi pabrik antara lain penyok, berlubang, dan cacat warna (gosong). CV Maju Bersama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur, khususnya membuat wadah telur (egg tray). Proses produksi wadah telur merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kualitas produk dari hasil produksi. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase produk cacat berada diatas 1% sementara batas tingkat maksimum kecacatan produksi yang diinginkan oleh perusahaan adalah <1%. Penyebab kecacatan produk wadah telur antara lain adalah disebabkan oleh faktor manusia dan metode. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab produk cacat dan memberikan usulan perbaikan terhadap kualitas produk wadah telur yang tepat bagi perusahaan. Metode yang digunakan yaitu Quality Function Deployment (QFD). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai persentase cacat terbesar dibandingkan jenis cacat lainnya yaitu cacat gosong sebesar 70% dari jumlah produk yang defect. Diperlukannya perbaikan menggunakan beberapa tools untuk meminimasi jumlah produk defect pada proses pengovenan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD), yang dibantu dengan menggunakan analisis fishbone, alternatif solusi, 5 why’s dan 5W-1H terkait dengan objek yang diteliti yang akhirnya peneliti dapat menentukan usulan rancangan perbaikan kualitas hasil produksi yaitu dengan membuat alat system monitoring menggunakan sensor pada mesin oven distasiun kerja proses pengovenan yang berpengaruh terhadap kualitas produk akhir dari produksi wadah telur.
Kata kunci— QFD, defect, kualitas produk, eggtray, sensor, fishbone, 5W-1H
References
Ahmad F. (2019, Februari). Jurnal Integrasi Sistem Industri. Six Sigma DMAIC Sebagai Metode Pengendalian Kualitas Produk Kursi Pada UKM, Vol. 6, 12-17
Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product desain and development: fifth edition. In Mc-Graw-Hill. Retrieved from://www.ulrich-eppinger.net/
Suci, Y. F., Nasution, Y. N., dan N. A. R. (2017). Penggunaan Metode Seven New Quality Tools dan Metode DMAIC Six Sigma Pada Penerapan Pengendalian Kualitas Produk (Studi Kasus: Roti Durian Panglima Produksi PT. Panglima Roqiiqu Group Samarinda). 8, 27–36.
Gaspersz, V. (2002). Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Herjanto, Eddy. (2016) Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Sharma, P., Malik, S. C., Gupta, A., & Jha, P. C. (2018a). A DMAIC Six Sigma approach to quality improvement in the anodising stage of the amplifier production process. International Journal of Quality and Reliability Management, 35(9). https://doi.org/10.1108/IJQRM-08-2017- 0155.
Djumhariyanto, D. (2016). Pengembangan Alat Bantu Jalan (Walker) Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Flywheel, 7(1), 35– 44.
Jakpar, S., Sze Na, A. G., Johari, A., & Myint, K. T. (2012). Examining the product quality attributes that influences customer satisfaction most when the price was discounted: a case study in Kuching Sarawak. Int J Bus Social Sci, 3(March), 221-236.
Pujihastuti, I. (2010). Isti Pujihastuti Abstract. Jurnal Agribisnis Dan Pengembangan Wilayah, 2(1), 43-56.
Alwi, I. (2015). Kriteria Empirik dalam menentukan ukuran sampel pada pengujian hipotesis statistika dan analisis butir. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 2(2), 140-148. https://doi.org/10.30998/formatif.v2i2.95
H. A. Dahrmawan. (2017). Mikrokontroler : Konsep Dasar dan Praktis. Malang: UB Press.
Maxim Integrated Products, I. Implementing Cold-Junction Compensation in Thermocouple Applications. 2007.