PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO 2x2 PATCH CIRCULAR MENGGUNAKAN METODE DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK MENINGKATKAN GAIN DAN MEMPERKECIL MUTUAL COUPLING

Penulis

  • Reza Julian Syahputra Telkom University
  • Bambang Setia Nugroho Telkom University
  • Trasma Yunita Telkom University

Abstrak

Teknologi telekomunikasi yang
berkembang saat ini adalah generasi ke-5. 5G
membutuhkan akses data yang sangat cepat. Untuk
mendukung teknologi 5G. Penelitian ini mengusulkan
antena susunan dengan teknik Multiple Input Multiple
Output (MIMO) dan ditambahkan metode Defected
Ground Structure (DGS) untuk perbaikan gain dan
mutual coupling. Antena yang telah dirancang dan
direalisasikan adalah antena mikrostrip MIMO2x2
array patch circular. Bentuk DGS yang digunakan
adalah double dumble untuk menurunkan nilai mutual
coupling pada frekuensi 3,5 GHz. Selain itu juga
digunakan teknik array untuk meningkatkan gain.
Perancangan antena mikrostrip menggunakan software
desain. Berdasarkan hasil simulasi antena MIMO 2x2
array tanpa metode DGS nilai mutual coupling yang
dihasilkan sebesar –33,96 dB, sedangkan dengan metode
DGS adalah sebesar –52,28 dB. Namun pada hasil
pengukuran dengan metode DGS nilai mutual coupling
yang dihasilkan lebih tinggi yaitu sebesar -44,75 dB,
tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan hasil
simulasi tanpa metode DGS. Hasil simulasi antena
tunggal tanpa metode array dan DGS menghasilkan nilai
gain sebesar 2,941 dBi, sedangkan dengan metode array
dan DGS nilai gain adalah sebesar 4,696 dBi. Pada
pengukuran nilai gain yang dihasilkan sebesar 4,142
dBi, terdapat perbedaan sebesar 0,554 dBi. Hal ini
disebabkan oleh fabrikasi dan pengukuran yang tidak
ideal.


Kata Kunci : Mutual Coupling, Gain, DGS, MIMO, 5G,
Circular, Array.

Referensi

Itu-r,

technical performance for IMT-2020 radio

interface(s) M Series Mobile, radiodetermination,

amateur and related satellite services,=2017.

[Online].Available:http://www.itu.int/ITUR/

go/patents/en

J. Haidi,

Lingkaran Menggunakan Metode Pencatuan

Langsung dan Slot Untuk Antena 5G,= JSAI

(Journal Scientific and Applied Informatics), vol. 1,

no. 2, pp. 35-40, 2018, doi: 10.36085/jsai.v1i2.16.

A. K. Muhidin, H. Madiawati, Y. Sulaeman, J.

T. Elektro, and N. Bandung,

Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung,= 2020.

N. Network, <5G masterplan - five keys to create

the new communications era,= Nokia Networks

white paper 5G masterplan, 2016.

M. K. Arjmandi, <5G Overview: Key

Technologies Meisam Khalil Arjmandi 2.1 Why

G?,= 2016.

Z. Dong,

SCMA, and Polar Code are the three key

technologies that underpin Huawei's 5G new air

interface concept. F-OFDM is a basic waveform

technology that supports a unified air interface and

uses flexible numerologies to enable radio slicing.

SCMA and Polar Code increase the number of

connections, reliability, and spectral efficiency,=

U. Surtia Zulpratita,

G,= 2018.

A GSA White Paper Input with Huawei, <5GOriented

Indoor Digitalization Solution White

Paper,= 2017.

C. A. Balanis,

ANALYSIS AND DESIGN FOURTH EDITION,=

New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2016.

I. Y. Kelly and Y. Zheng,

selection for LTE networks,= 2017

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-11-01

Terbitan

Bagian

Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi