Perancangan Peningkatan Engagement Rate Untuk Social Media Marketing Pada Platform Tiktok Burgerchill Berdasarkan Kebutuhan Audiens Menggunakan Dimensi Social Media Marketing Activities (SMMA) Dan Model Kano
Abstract
Abstrak — Burgerchill, salah satu UMKM di Kota Bandung,
yang memiliki tingkat penerimaan yang baik di kalangan
masyarakat, namun realisasi penjualan Burgerchill tidak
mencapai target. Meskipun telah menerapkan social media
marketing melalui platform TikTok untuk membantu strategi
pemasaran dan penjualan produk, namun, hal ini tidak
membantu Burgerchill dalam mencapai target penjualan.
Berdasarkan hasil pengukuran engagement rate pada TikTok
Burgerchill memiliki nilai yang lebih rendah dibanding para
pesaing. Hal ini menunjukkan bahwa Burgerchill belum
optimal dalam memanfaatkan platform TikTok sebagai sarana
social media marketing. Untuk mengatasi permasalah yang
tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan
metode Social Media Marketing Activities (SMMA) dan model
Kano. Dalam analisis yang dilakukan, terdapat 15 atribut
kebutuhan yang dikelompokkan menjadi 5 dimensi SMMA,
yaitu entertainment, informativeness, interactivity, trendiness,
dan storytelling. Hasil analisis SMMA menunjukkan adanya 5
atribut kuat dan 10 atribut lemah dan hasil analisis model Kano
menunjukkan adanya 11 atribut dengan kategori one
dimensional, 2 atribut kategori must be, 1 atribut kategori
attractive, serta 1 atribut kategori indifferent. Merujuk pada
hasil integrasi SMMA serta model Kano, diperoleh 9 True
Customer Needs yang menjadi fokus utama dalam upaya
perbaikan konten social media marketing TikTok Burgerchill.
Kata kunci — Model Kano, Social Media Marketing, Social
Media Marketing Activities (SMMA), TikTok, True Customer
Needs
References
[1] Berger, C., Blauth, R., & Boger, D. (1993). Kano’s metohds for understanding customer-defined quality. Center for Quality Management Journal, 2(4), 3- 36.
[2] Endarwati, E. T., & Ekawarti, Y. (2021). Efektifitas Penggunaan Sosial Media Tik Tok Sebagai Media Promosi Ditinjau Dari Perspektif Buying Behaviors. MANDAR: Management Development and Applied Research Journal, 4(1), 112-120.
[3] Kelly, L., Kerr, G., & Drennan, J. (2010). Avoidance of advertising in social networking sites: The teenage perspective. Journal of Interactive Advertising, 10(2), 16-27.
[4] Kim, A. J., & Ko, E. (2012). Do social media marketing activities enhance customer equity? An empirical study of luxury fashion brand. Journal of Business research, 65(10), 1480-1486.
[5] Nguyen, C., Tran, T., & Nguyen, T. (2024). Factors Affecting Users’brand Awareness Through Social Media Marketing on Tiktok. Marketing, 20(1), 122- 131.
[6] Novalia, N., Balqis, A., & Ramadhana, A. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Tiktok sebagai Media Promosi untuk Meningkatkan Brand Awareness (Studi Kasus pada PT. ES Teh Indonesia). Jurnal Akrab Juara, 6(4), 84-98.
[7] Permadani, A. R. I., & Nurudin, N. (2023). Strategi Pengelolaan Konten Tiktok Lembaga Sensor Film RI dalam Meraih Engagement Rate. Jurnal Komunikasi Nusantara, 5(2), 252-261
[8] Ruangkanjanases, A., Sivarak, O., Wibowo, A., & Chen, S. C. (2022). Creating behavioral engagement among higher education’s prospective students through social media marketing activities: The role of brand equity as mediator. Frontiers In Psychology, 13, 1004573.
[9] Tan, K. C., & Pawitra, T. A. (2001). Integrating SERVQUAL and Kano’s model into QFD for service excellence development. Managing Service Quality: An International Journal, 11(6).
[10]Yadav, M., & Rahman, Z. (2017). Measuring consumer perception of social media marketing activities in e-commerce industry: Scale development & 75 validation. Telematics and informatics, 34(7), 1294-1307.
[11]Zawacki, E. E., Bohon, W., Johnson, S., & Charlevoix, D. J. (2022). Exploring TikTok as a promising platform for geoscience communication. Geoscience Communication, 5(4), 363-380