Perancangan Tools Self-Assessment dalam Pembuatan Business Impact Analysis (BIA) untuk Dokumen Business Continuity Plan (BCP)*
Abstract
Bencana adalah kondisi tidak normal yang
terjadi di suatu tempat atau lokasi yang dapat berdampak pada
masyarakat, organisasi, atau perusahaan dan berpotensi
menyebabkan kerugian jiwa, harta benda, aset, dan sumber
daya lingkungan. Risiko bencana, di sisi lain, didefinisikan
sebagai tingkat kerusakan dan kerugian yang tidak dapat
diperhitungkan dari kejadiannya atau peristiwa alamnya,
tetapi dapat diminimalkan dengan mempersiapkan dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana. Bencana
dapat mengganggu kelangsungan operasi perusahaan dalam
upaya untuk melayani stakeholder-nya, tetapi ketika
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
pesaingnya dan mampu mempertahankan reputasinya di pasar,
perusahaan dapat pulih dengan cepat dan segera untuk
melayani stakeholder-nya. Kondisi tersebut pasti akan
mengganggu operasi perusahaan dan bahkan dapat
menghentikannya. Untuk mencapai hal ini, manajemen
kelangsungan usaha, juga dikenal sebagai manajemen
kelangsungan usaha (BCM), harus dimasukkan ke dalam
kerangka tata kelola dan manajemen risiko perusahaan.
Pemerintah (Otoritas Jasa Keuangan) memberi arahan kepada
bisnis yang bergerak di bidang perbankan melalui POJK
38/POJK.03/2016, yang telah diperbarui melalui POJK
11/POJK.03/2022. Arahan ini memungkinkan perusahaan yang
bergerak di bidang perbankan untuk memiliki dokumen
Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis/BIA).
Dokumen ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi proses
bisnis atau layanan bisnis penting perusahaan yang harus
dipulihkan sesegera mungkin untuk memastikan bahwa
layanan bisnis perusahaan Berdasarkan hasil penulisan dan
pengujian yang telah dilakukan, didapati kesimpulan bahwa
Berdasarkan user requirement dan system requirement
terdapat 18 fungsional dan 9 Non- fungsional sistem pada
penulisan ini serta sesuai hasil analisis kuantitatif menggunakan
Matrix Traceability, maka dapat disimpulkan bahwa
persentase penilaian SIBIA melalui proses uji coba (testing) dan
proses keterimaan user (UAT) memperoleh nilai 92,86%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tools SIBIA dapat berjalan
secara optimal dan dapat memenuhi kebutuhan user dan
kebutuhan system.
Kata kunci— Bencana, Business Continuity Plan, Business
Impact Analysis
References
R. Sugiharto ; Dede Kuswanda ; Siswanto BP ;
Adikoesoemo ; Nurjanah.Manajemen Bencana /
Nurjanah, R. Sugiharto, Dede Kuswanda, Siswanto
BP, Adikoesoemo .2013
BCI Horizon Scan Report 2022
ISO 22301;2019
POJK Nomor 18/POJK.03/2016)
POJK Nomor 65/POJK.03/2016
PBI No 9/15/PBI/2007 tanggal 30 Nov 2007 Pasal
ayat 1
Yauma, A., Fitri, I. and Ningsih, S., 2021.Learning
Management System (LMS) pada E- Learning
Menggunakan Metode Agile dan Waterfall
berbasis Website. Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi), 5(3), pp.323-328.
Adani, R. (2020, 10 20). Sekawan Media.
Retrieved Mei Senin, 2021, from Pengertian
Internet, Sejarah, Perkembangan, Manfaat, dan
dampaknya :
https://www.sekawanmedia.co.id/pengertianinternet/
ISO 22301:2019
Setiawan, Ito, Retno Waluyo, and Wahyu Aji
Pambudi. 2019. “Perancangan Business Continuity
Plan Dan Disaster Recovery Plan Teknologi Dan
Sistem Informasi Menggunakan ISO 22301.”
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi
Informasi)3(2): 148–55.
ISO 22301:2019
ISO 22301:2019
Rubil,Business_Impact_Analysis_Terkait_Penanga
na n_dan_Pemwoulihan_Terhadap_Be
ncana_di_PT_Bank_XYZComTech
Comp
uter Mathematics and Engineering Applications
(2):892, 2012.
Prof. Dr. Sri Mulyani, A. C. (2016). SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN. Bandung:
Abdi
Sistematika.
Wahid, Aceng Abdul. (2020). Analisis Metode
Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Informasi.
Jurnal Ilmu-Ilmu Informatika Dan Manajemen
STMIK, (November), 1– 5.