Analisis Sistem Pemantau Dan Pengendali Asap Rokok Pada Ruangan Tertutup Berbasis Internet of Things
Abstract
Merokok di ruangan tertutup sangat berbahaya
karena partikel beracun dari asap rokok merupakan sumber
penyebaran penyakit. Risiko merokok dalam ruangan lebih tinggi
dibanding merokok di luar. maka, sistem ini dirancang untuk
memberikan peringatan dini dan mengendalikan asap rokok
dengan mengaktifkan exhaust fan secara otomatis atau manual
via Blynk. Sistem ini menggunakan sensor MQ-135 untuk
mendeteksi CO2 dari asap rokok, yang diproses oleh NodeMCU
ESP8266. Sistem memberikan tiga tingkat indikasi dengan LED:
hijau (aman), kuning (CO2 750><1200 ppm, dengan notifikasi
dan perintah menyalakan exhaust fan melalui aplikasi Blynk),
dan merah (CO2 di atas 1200 ppm, exhaust fan menyala otomatis).
Hasil dari pengujian sistem pemantauan CO2 berbasis sensor
MQ-135 dan Blynk mampu mendeteksi perubahan kadar CO2
dalam ruangan tertutup baik dalam kondisi udara bersih maupun
tercemar asap rokok. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
setelah kalibrasi, sensor MQ-135 memberikan pembacaan yang
sejalan dengan alat komersial pada kadar CO2 rendah (400–750
ppm) dengan selisih kecil (1–19 ppm) dan tingkat error rendah
(0,23%–4,63%). Namun, pada konsentrasi tinggi akibat
akumulasi asap rokok (>1200 ppm), sensor MQ-135 menunjukkan
penyimpangan signifikan (selisih hingga 451 ppm, error hingga
34,83%), yang kemungkinan dipengaruhi oleh sensitivitas sensor
atas gas lain. Sistem indikator dan aktuator seperti LED dan
exhaust fan berfungsi sesuai dengan ambang batas, serta
notifikasi Blynk berjalan dengan baik dalam memberi peringatan.
Dengan demikian, sistem dinilai efektif untuk pemantauan CO2
dalam rentang 10–1000 ppm, namun kurang tepat untuk akurasi
tinggi di atas batas tersebut.
Kata kunci— Asap rokok, Blynk, Exhaust Fan, LED, MQ-
135, NodeMCU ESP8266



