Diagnosa Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Dengan Mengunakan Fuzzy Inference System

Authors

  • Muhamad Paisal Hanip Telkom University
  • Danang Triantoro Murdiansyah Telkom University
  • Annisa Aditsania Telkom University

Abstract

Abstrak Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah ke otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak. Penelitian ini menggunakan sistem fuzzy untuk mendiagnosa tingkat keparahan penyakit jantung koroner. Variabel input yang digunakan dalam penelitian yaitu Usia, Jenis kelamin, Tipe nyeri dada, Tekanan darah, Kolesterol, Gula darah, Restecg, Thalach, Nyeri dada, Oldpeak, Slope, Ca, Thal, Diagnosa. Dalam pembuatan sistem digunakan 90 data yang kemudian dibagi menjadi 2 jenis data yaitu 70 data training dan 20 data testing. Hasil dari penelitian tentang aplikasi sistem fuzzy untuk diagnosa penyakit jantung koroner yaitu diperoleh tingkat keakuratan pada metode defuzzifikasi centroid sebesar 92,8% untuk data training dan 90% untuk data testing, sedangkan untuk metode defuzzifikasi MOM diperoleh tingkat keakuratan data training sebesar 85,7% dan data testing sebesar 90%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa metode defuzzifikasi centroid lebih baik dibanding sistem defuzzifikasi MOM untuk sistem diagnosa penyakit jantung koroner, sehingga, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan sistem fuzzy dengan defuzzifikasi centroid, kemungkinan benar dalam mendiagnosa Penyakit Jantung Koroner (PJK) sebesar 92,8%.

Kata kunci : penyakit,jantung koroner,fuzzy,centroid,MOM,defuzzifikasi

Abstract Coronary Heart Disease (CHD) is a condition where there is accumulation of coronary artery plaque. This causes the coronary arteries to narrow or become blocked. Coronary arteries are arteries that supply blood to the heart muscle by carrying large amounts of oxygen. This study uses a fuzzy system to diagnose the severity of coronary heart disease. Input variables used in the study are age, sex, cp, trestbps, chol, fbs, restecg, thalach, exang, oldpeak, slope, ca, thal. In making the system used 90 data which is then divided into 2 types of data, namely 70 training data and 20 testing data. The results of the research on the application of fuzzy systems for the diagnosis of coronary heart disease are obtained the level of accuracy in the centroid defuzzification method of 92.8% for training data and 90% for testing data, while for the MOM defuzzification method the training data accuracy rate is 85.7% and data testing of 90%. Based on the results of the study, it can be said that the centroid defuzzification method is better than the MOM defuzzification system for the coronary heart disease diagnosis system, so, it can be concluded that by using a fuzzy system with centroid defuzzification, it is likely correct in diagnosing Coronary Heart Disease (CHD) 92.8%.

Keywords : disease, coronary heart, fuzzy, centroid, MOM, defuzzification

Downloads

Published

2019-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 Ilmu Komputasi