PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN SALES GROWTH TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018)

Authors

  • Melisa Oktariza Telkom University
  • Deannes Isynuwardhana Telkom University

Abstract

Financial distress merupakan periode ketika peminjam tidak mampu melunasi kewajiban kepada kreditur apabila kondisi ini tidak diatasi maka dapat nerujung dengan kebangkrutan maupun likuidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh simultan dan parsial antara rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan sales growth terhadap financial distress pada perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 sampel dalam kurun waktu 5 tahun dengan 60 total sampel perusahaan. teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan aplikasi EViews 10 . Berdasarkan hasil penelitian variabel rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan sales growth memengaruhi financial distress sebanyak 16.47%, dan sisanya 83.53% dipengaruhi olef faktor lain diluar variabel penelitian. Secara simultan variabel likuiditas, leverage, profitabilitas dan sales growth memengaruhi financial distress secara simultan. Secara parsial, variabel leverage yang diproksikan dengan Debt to Aset Ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap financial distress, variabel sales growth berpengaruh negatif terhadap financial distress. Sedangkan variabel likuiditas yang diproksikan dengan rasio lancar dan profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Kata Kunci: financial distress, likuiditas, leverage, profitabilitas, sales growth.

Downloads

Published

2020-08-01

Issue

Section

Program Studi S1 Akuntansi