NILAI-NILAI KONSEP DIRI MELALUI INTERAKSI SOSIAL KELUARGA (Analisis Semiotika John Fiske Dalam Film “Cek Toko Sebelahâ€)
Abstract
Film merupakan salah satu media penyampaian pesan. Seperti pada film karya Ernest Prakasa, yang berjudul
“Cek Toko Sebelahâ€. Film ini menyampaikan banyak pesan, salah satunya tentang interaksi keluarga yang terjalin
pada hubungan ayah dan anak Koh Afuk. Adanya perbedaan interaksi yang terjadi antara Koh Afuk dengan anak
pertama (Yohan) dan kedua (Erwin), salah satunya adalah konsep diri yang terbentuk pada Yohan dan Erwin. Koh
Afuk melihat Yohan adalah orang yang tidak dapat diandalkan, sedangkan Erwin adalah orang yang bisa bertanggung
jawab. Pada film ini terjadi konflik yang menyebabkan Koh Afuk jatuh sakit dan menjual tokonya. Konflik ini
disebabkan keegoisan salah satu anaknya yang menurut Koh Afuk memiliki konsep diri yang positif. Penulis
melakukan penelitian tentang representasi konsep diri ini untuk melihat konsep diri dari Yohan dan Erwin yang
sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika John Fiske, dan
memiliki paradigma konstruktivisme. Pengumpulan data melalui analisis film “Cek Toko Sebelah†dengan memilahmilah scene berdasarkan tiga level John Fiske yaitu, level realitas, level representasi dan level ideologi. Hasil dari
penelitian ini memperlihatkan konsep diri dari Yohan dan Erwin yang sebenarnya. Yohan memiliki konsep diri yang
positif dan Erwin memiliki konsep diri yang negatif, ini dilihat dari kode percakapan dan kode konflik yang terjadi
pada film. Erwin memiliki konsep diri negatif karena tidak menerima kritikan dan hanya memikirkan dirinya untuk
sukses bekerja di luar negri, sedangkan Yohan mau melepas pekerjaannya untuk melanjutkan toko. Ideologi yang
terdapat pada film ini adalah individualisme yang terdapat pada tokoh Erwin yang lebih mementingkan urusan diri
daripada keluarga.
Kata Kunci : Konsep Diri, Interaksi Keluarga, Film.
“Cek Toko Sebelahâ€. Film ini menyampaikan banyak pesan, salah satunya tentang interaksi keluarga yang terjalin
pada hubungan ayah dan anak Koh Afuk. Adanya perbedaan interaksi yang terjadi antara Koh Afuk dengan anak
pertama (Yohan) dan kedua (Erwin), salah satunya adalah konsep diri yang terbentuk pada Yohan dan Erwin. Koh
Afuk melihat Yohan adalah orang yang tidak dapat diandalkan, sedangkan Erwin adalah orang yang bisa bertanggung
jawab. Pada film ini terjadi konflik yang menyebabkan Koh Afuk jatuh sakit dan menjual tokonya. Konflik ini
disebabkan keegoisan salah satu anaknya yang menurut Koh Afuk memiliki konsep diri yang positif. Penulis
melakukan penelitian tentang representasi konsep diri ini untuk melihat konsep diri dari Yohan dan Erwin yang
sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika John Fiske, dan
memiliki paradigma konstruktivisme. Pengumpulan data melalui analisis film “Cek Toko Sebelah†dengan memilahmilah scene berdasarkan tiga level John Fiske yaitu, level realitas, level representasi dan level ideologi. Hasil dari
penelitian ini memperlihatkan konsep diri dari Yohan dan Erwin yang sebenarnya. Yohan memiliki konsep diri yang
positif dan Erwin memiliki konsep diri yang negatif, ini dilihat dari kode percakapan dan kode konflik yang terjadi
pada film. Erwin memiliki konsep diri negatif karena tidak menerima kritikan dan hanya memikirkan dirinya untuk
sukses bekerja di luar negri, sedangkan Yohan mau melepas pekerjaannya untuk melanjutkan toko. Ideologi yang
terdapat pada film ini adalah individualisme yang terdapat pada tokoh Erwin yang lebih mementingkan urusan diri
daripada keluarga.
Kata Kunci : Konsep Diri, Interaksi Keluarga, Film.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.