Komunikasi Terapeutik Pada Telemedicine Mengurangi Kecemasan Pasien Penyakit Mental Melalui Aplikasi Halodoc

Authors

  • Muhammad Pramudya Ad Dakkil Telkom University
  • Rita Destiwati Telkom University

Abstract

Gangguan kecemasan dapat mengubah cara seseorang dalam menangani masalah, bersosialisasi dengan seseorang,
membuat pilihan, dan adanya ketidakwajaran dalam emosi dan bertingkah laku. Penanganan pada pasien yang
memiliki penyakit mental bisa dengan melakukan konseling dengan psikolog yang dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya konsultasi online. Melakukan konsultasi online merupakan bagian dari telemedicine. Salah satu
aplikasi telemedicine yang berada di Indonesia yaitu Halodoc. Dalam konseling terjadi komunikasi terpeutik antara
psikolog dan pasien, yang bertujuan untuk kesembuhan pasien. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
komunikasi terapeutik pada telemedicine dalam mengurangi kecemasan pada pasien penyakit mental melalui aplikasi
Halodoc.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan paradigma interpretif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik melalaui aplikasi kesehatan Halodoc yang dilakukan oleh psikolog dan
pasien sudah memenuhi teknik yang dibutuhkan meskipun dilakukan secara online. Kemudian, komunikasi terapeutik
yang terjadi pada aplikasi Halodoc dapat mengurangi kecemasan pada pasien penyakit mental.


Kata kunci-komunikasi terapeutik, Telemedicine, kecemasan, Halodoc.

References

Damayanti, M. (2008). Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi . Salemba Humanika.

Donsu, T. D. J. (2017). Psikologi Keperawatan, Aspek-Aspek Psikologi, Konsep Dasar Psikologi, Teori Perilaku

Manusia. Pustaka Baru Press.

Fajar, K. (2015). Gamabaran Karakteristik pada Pasien Gangguan Jiwa Skizofernia di Instalasi Jiwa RSUD

Banyumas Tahun 2015. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Hamidi. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press.

Kurniawan, Y., & Sulistyarini, I. (2016). Komunitas Sehati (Sehat Jiwa dan Hati) sebagi Intervensi Kesehatan Mental

berbasis Masyarakat. INSAN Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 112–124.

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualtatif. PT. Remaja Rosdkarya.

Purwanto. (2004). Komunikasi Untuk Perawat. EGC.

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama RisKesDas 2018.

Https://Www.Suarasurabaya.Net/Kelanakota/2020/Dokter-Jiwa-Sebut- Kecemasan-Terhadap-Covid-19-

Adalah-Adaptasi-Normal/.

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. (2021). PERATURAN PEMERINTAH Nomer 47 tanggal penetapan 02

februari 2021 Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan. Https://Jdih.Setkab.Go.Id/.

Starehle, E. M., & Shabde, N. (2006). One Hundred Years of Telemedicine: Does this new technology have place in

paediatrics? Archives of Disease in Childhood, 956–959.

Stuart. G.W. & Sundeen S.J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa Achir Yani,s Hamid. EGC.

Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan

Psikososial. Pustaka Baru Press.

Suwanto, M. (2015). Implementasi Metode Bayesian Dalam Menentukan Kecemasan Pada HARS (Hamilton Anxiety

Rating Scale). 1–17.

World Health Organization. (2010). Telemedicine: opportunities and developments in member states. Report on the

Second Global Survey on EHealth.

Published

2024-04-30

Issue

Section

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi