Pengaruh Prediksi Kebangkrutan Ohlson Score (o-score) Terhadap Return Saham (studi Pada Perusahaan Subsektor Tekstil Dan Garmen Yang Listing Di Bei Tahun 2010-2014)

Authors

  • Ayu Putri Wulandari Telkom University
  • Norita Norita Telkom University
  • Aldilla Iradianty Telkom University

Abstract

Deselerasi ekonomi Indonesia yang tercermin dari menurunya pergerakan PDB indonesia telah membawa banyak dampak bagi berbagai sektor industri. Salah satunya adalah industri manufaktur, khususnya sub sektor tekstil dan garment. Dampak tersebut bisa dilihat dari penurunan pertumbuhan industri manufaktur yang mencapai angka -1,98% pada triwulan II 2015. Dampak perlambatan ekonomi yang lain bisa dilihat dari menurunya trend ekspor produk tekstil, serta banyaknya perusahaan tekstil yang gulung tikar akibat menurunya permintaan. Kondisi-kondisi yang menimpa perusahaan tekstil tersebut merupakan gejala akan terjadinya Financial Distress yang merupakan awal dari kebangkrutan. Kebangkrutan dapat diprediksi sejak dini dengan berbagai metode, salah satunya adalah model Ohlson Score (1980). Selain mengetahui prediksi kebangkrutan perusahaan, hal lain yang penting untuk diketahui adalah kesejahteraan investor, yang tercermin dari return saham yang diterima. Hal inilah yang menjadi pertanyaan utama penelitian, yaitu pengaruh O-Score terhadap return saham, dan perbedaan return saham perusahaan failed dan non failed. Penelitian ini terdiri dari 7 sampel perusahaan, yang dipilih secara purposive sampling. Adapun teknik analisis statistik yang digunakan adalah metode regresi data panel, dan uji Mann Whitney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan return saham antara perusahaan failed dan non failed, dan terdapat pengaruh negatif antara Ohlson Score dan Return Saham.

Kata Kunci : Financial Distress, Kebangkrutan, Ohlson Score, Return Saham

Downloads

Published

2016-04-01

Issue

Section

Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)