Analisis Perbandingan Aktivitas Corporate Social Responsibility Dengan Standariso 26000 (studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Menerbitkan Laporan Keberlanjutan 2017-2019)
Abstrak
Abstract
The agricultural sector as one of the pillars of the Indonesian economy contributes to the welfare of the community. However, the agricultural sector is still experiencing problems related to oil palm governance in Indonesia, including many oil palm plantation companies that do not have cultivation rights, many plasma plantations have not been developed, there is still rampant corruption in the process of issuing permits for plantations. Various problems that arise due to the operational activities of a company that have a negative impact on its stakeholders must be minimized by carrying out Corporate Social Responsibility (CSR) activities where the company is no longer focused only on finance (profit), but also on the welfare of the community (people) and sustainability. environment (planet). CSR activities are disclosed in the sustainability report, uploaded by companies. Then, the report is analyzed with the theory of ISO 26000 which is commonly used as a guideline in implementing CSR. This type of research is a descriptive-qualitative research method, analyzed CSR in the company’s sustainability report so that it is called a secondary data collection technique. The companies studied were X and Y. Based on the results, both of the companies consistent on implementation of CSR activities and the increased impact resulting from CSR activities carried out every year. Activities CSR not in accordance with the ISO 26000 by each company is only 18,7% of the total CSR activities.
Keywords: CSR Activities, sustainability reports, ISO 26000 guideline, plantation sub-sector
Abstrak
Sektor pertanian sebagai salah satu penyangga perekonomian Indonesia berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat. Namun, sektor pertanian masih mengalami masalah terkait dengan tata kelola sawit di Indonesia antara lain perusahaan perkebunan sawit masih banyak belum memiliki hak guna usaha (HGU) ), banyak kebun plasma belum dibangun, serta terjadi korupsi yang merajalela dalam proses penerbitan izin untuk perkebunan. Berbagai permasalahan yang timbul akibat aktivitas operasional suatu perusahaan yang berdampak negatif bagi para pemangku kepentingannya harus diminimalisasi dengan melakukan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan tidak lagi hanya berfokus pada finansial (profit) saja, namun juga pada kesejahteraan masyarakat (people) dan kelestarian lingkungan (planet). Aktivitas CSR dijelaskan dalam laporan keberlanjutan yang diunggah oleh perusahaan. Kemudian dianalisis dengan teori ISO 26000 yang biasa digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan CSR. Jenis penelitian ini deskriptifkualitatif, menganalisis aktivitas CSR yang terdapat dalam laporan keberlanjutan perusahaan sehingga disebut sebagai teknik pengumpulan data sekunder Perusahaan yang diteliti adalah X dan Y. Berdasarkan hasil analisis peneliti, kedua perusahaan melakukan CSR secara konsisten tiap tahunnya bahkan ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 667 adanya peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan. Aktivitas CSR yang tidak sesuai dengan ISO 26000 juga setiap perusahaannya kurang dari 18,7% dari total kegiatan seluruhnya.
Kata Kunci : aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), laporan keberlanjutan, pedoman International Organization for Standarization (ISO) 26000, sub sektor perkebunan