Pengembangan Motif Batik Mbako Untuk Produk Busana Anak-Anak

Authors

  • Qarina Mas'udya Falabiba Telkom University
  • Morinta Rosandi Telkom University

Abstract

bstrak Temanggung merupakan kota agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Produk yang dihasilkan antara lain kopi, vanili, tembakau, dan aren. Namun daerah Temanggung sudah terkenal dengan kualitas tembakau yang bagus sehingga tanaman tembakau dijadikan ikon Temanggung. Sejak tahun 2009 salah satu petani membuat batik yang bercorak tanaman tembakau sebagai motif utama batik Temanggung yang sekarang diberi nama Batik Mbako. Motif yang telah dibuat lebih dari 30 motif, dan 5 diantaranya telah mendapat hak paten. Warna yang digunakan masih kurang cerah untuk diaplikasikan kedalam produk busana anak-anak. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi motif batik Mbako yang telah ada agar meningkatkan nilai seni dan estetika untuk produk busana anak-anak serta mencapai karakteristik anak-anak yang cerah dan ceria. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka dan metode kuantitatif dengan melakukan eksplorasi penggunaan ukuran motif yang sesuai dengan target market yaitu anak-anak. Kemudian diterapkan melalui eksperimen batik cap dengan perintang malam diatas kain katun yang disesuaikan juga dengan target market. Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu menghasilkan penciptaan motif baru yang terinspirasi dari motif batik Mbako yang telah ada dengan ornamen dan pewarnaan yang lebih cocok untuk karakteristik anak-anak serta komposisi yang lebih dinamis serta berkesan modern. Kemudian diaplikasikan kedalam produk busana ready-to-wear formal untuk anak-anak.

Kata kunci : busana anak, batik mbako, batik cap, tekstil, motif.

Abstract Temanggung is an agrarian city where most of the population lives as farmers. Products that Temanggung produced are include coffee, vanilla, tobacco, and sugar palm. But the Temanggung area is already well-known for its good quality tobacco so that tobacco plants are used as icons of Temanggung. Since 2009, one of the farmers made tobaccopatterned batik as the main motif of Temanggung batik, which is now named Batik Mbako. The motives that have been made are more than 30 motifs, and 5 of them have received patent rights. The colors used are still not bright enough to be applied to kid’s clothing. Therefore, this research has a purpose to develop the potential of the existing Mbako batik motifs to enhance the artistic and aesthetic value for kid’s clothing and achieve the kid’s characteristics which is bright and cheerful. Qualitative method applied for this research by doing literature studies and quantitative methods by exploring the use of motive measurements that fit with the target market, specifically children. Then the motif applied through an experiment of stamp batik with a barrier called ‘malam’ on cotton fabric that suitable for the target market. The results of the research that has been done by the following methods aim to create new motifs inspired by the existing Mbako batik motifs with ornaments and coloring that are more suitable for children's characteristics, as well as a more dynamic and impressive modern composition. Then the stamped cloth applied to formal ready-to-wear fashion products for children.

Keywords: children's clothing, batik mbako, stamped batik, textiles, motifs.

Downloads

Published

2019-08-01

Issue

Section

Program Studi S1 Kriya