Perancangan Pusat Budaya Sunda Bandung, di Desa Cihideung Kabupaten Bandung Barat, dengan Pendekatan Perilaku dan Budaya

Authors

  • Akmalia Ansarullah Telkom University
  • Ratri Wulandari Telkom University
  • Reza Hambali Wilman Abdulhadi Telkom University

Abstract

Abstrak ___________________________________________________________________________ Kebudayaan tidak terlepas dari kebiasaan dan adat istiadat turun temurun warga sekitar yang menjadi sebuah jati diri sebagai ketahanan budaya. Salah satu contoh kebiasaan masyarakat Sunda Bandung yang tidak pernah punah hingga saat ini adalah ‘ngariung’ yang dalam Bahasa Indonesia berarti berkumpul. Setelah menganalisa eksisting yang digunakan di Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, ditemukan bahwa bukaan dan lansekap yang luas menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara pengguna ruang antarbangunan. Kasus tersebut berakibat pada terkikisnya kebudayaan yang dimiliki oleh Budaya Sunda Bandung, terutama pada kegiatan ‘ngariung’. Selain itu, adanya perbedaan usia pengguna ruang menjadi salah satu faktor tidak terjadinya komunikasi yang diharapkan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyajikan perancangan yang dapat memicu terjadinya interaksi di dalam ruangan dengan menyediakan area titik temu pengguna ruang dan meminimalisir penggunaan sekat yang dibantu oleh elemen interior lain. Area titik temu dapat berupa tempat diskusi, belajar, makan dan kegiatan bersantai lainnya. Kata kunci : Interaksi, ngariung, Sunda Bandung Abstract ___________________________________________________________________________ Culture is inseparable from habits and customs of local people who become a identity as a cultural resilience. One example of the habits of the Sundanese people of Bandung that have never been extinct until now is ‘ngariung’ which in Indonesian means gathering. After analyzing the existing used in Cihideung, West Bandung Regency, it was found that openings and wide landscapes caused a lack of interaction that occurred between users of building space. The case resulted in the erosion of culture owned by the Sundanese culture of Bandung, especially in the 'ngariung' activity. In addition, the difference in age of space users is one factor that is not expected to occur in communication. The effort that can be done is by presenting a design that can trigger interactions in the room by providing a space for meeting the space users and minimizing to use of bulkheads aided by other interior elements. The meeting area can be in the form of discussion, study, meals and other leisure activities. Keywords: Interaction, ngariung, Bandung Sundanese

Downloads

Published

2019-12-01

Issue

Section

Program Studi S1 Desain Interior