PERANCANGAN INTERIOR AREA UMKM PADA SHOPPING CENTER DENGAN PENDEKATAN BIOFILIK DI KOTA BANDUNG
Abstract
Eksistensi shopping center pada beberapa tahun terakhir mengalami penurunanakibat beberapa faktor, diantaranya terjadi gejala <discovery deficit mall= yaitu sebuah
perasaan bosan mengunjungi shopping center akibat suasana yang hanya ada sedikit
bukaan (Verde & Wharton, 2015). Di Kota Bandung saja, terdapat kurang lebih lima
bangunan shopping center yang terancam dijual akibat sepi pengunjung. Sebagai solusi
untuk dapat kembali meningkatkan eksistensi shopping center yaitu dapat dilakukan
dengan mengubah suasana shopping center menggunakan pendekatan biofilik.
Berdasarkan penelitian suasana dengan menggabungkan desain biofilik dapat menarik
minat konsumen yang dapat menciptakan respons positif dan dapat mendorong
pengunjung untuk berlama-lama dan menghabiskan uang di dalam shopping center.
Peningkatan nilai ini akan sangat membantu dalam membangkitkan perekonomian
masyarakat yang sempat mundur akibat berbagai faktor yang saling mempengaruhi.
Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan penguatan ekonomi dengan menyediakan
wadah bagi pelaku UMKM pada shopping center untuk dapat mendorong berkembangnya
produk lokal dalam cakupan masyarakat yang lebih luas. Penggunaan enam pola biofilik
pada perancangan ini diantaranya yaitu pola visual connection with nature, presence of
water, dynamic diffuse light, biomorphic form & pattern, refuge, dan mystery, diharapkan
dapat menjadi sebuah solusi terkait permasalahan saat ini dan dapat meramaikan kembali
aktivitas masyarakat pada bangunan shopping center yang eksistensinya telah menurun.
Kata Kunci: shopping center, biofilik, UMKM, pemulihan ekonomi.
References
Aditianata. (2013). Penjelmaan Pusat Perbelanjaan sebagai Ruang Publik Semu.
Jurnal Planesa, 4(2), 79–85.
Avriansyah, R. (2010). Yogyakarta Citywalk Public Space Sebagai Activity Generator
Bagi Daya Tarik Pusat Komersil.
Bloch, P. H., Ridgway, N. M., & Nelson, J. E. (1991). Leisure and the Shopping Mall.
Advances in Consumer Research, 18(1), 445–456.
Coleman, P. (2006). Shopping Environments: Evolution, Planning, and Design.
Darstaru, A. (2020, May 20). Design Stereotypes: What Defines Feminine Design or
Masculine Design? Creatopy.Com.
https://www.creatopy.com/blog/masculine-design-femininedesign/
Faza, H. S. R., Hasritanto, I. R. B., & Widiastuti, R. (2017). Sifat Material pada Ruang
Terbuka di Kota Lama yang Terkait dengan Termal (Studi Kasus:
Taman Srigunting dan Polder Tawang). Universitas Dipenogoro,
(2), 85–88.
Jeffry, D., Fisher, R., Martin, & Paige, M. (1991). Shopping Centre, A Division of
Dearborn Publishing. Inc, New York : John Willey and Sons, 121.
Joko, J. M. S. P. (2014). Peran Fungsional Ruang Komunal Di Atriumshopping Mall.
Mehta, N. P., & Chugan, P. K. (2013). The Impact of Visual Merchandising on
Impulse Buying Behavior of Consumer: A Case from Central Mall of
Ahmedabad India. Universal Journal of Management, 1(2), 76–82.
https://doi.org/10.13189/ujm.2013.010206
Meikanugrah, A. (2000). Redesain Mathari Benteng Plaza di Surakarta (BAB 2 -
tinjauan Teoritis).
Panero, Julius., & Zelnik, M. (1979). Human Dimension & Interior Space : A Source
Book of Design Reference Standards. 320.
Purwanto, Hidyantari, E., & Hardiono. (2020). Model Restorasi Mall Berbasis
Biofilia sebagai Pusat Gaya Hidup Baru Konsumen Metropolitan.
ECOBUSS Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 8(1), 9–20.
Setyo, L. H. (2022, February 23). Fesyen dan Kuliner Jadi UMKM Penjualan
Tertinggi di Kota Bandung. TIMES INDONEISA.
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/398038/fesyendan-
kuliner-jadi-umkm-penjualan-tertinggi-di-kota-bandung
Terrapin. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design. In Terrapin.
Utami, C. W. (2008). Manajemen Barang Dagangan dalam Bisnis Ritel. Bayumedia.
Verde, & Wharton. (2015). The Shopping Mall: A Study on Customer Experience
Executive Summary.
Wolf, K. L. (2014). Business district streetscapes, trees, and consumer response. In
Article in Journal of Forestry-Washington.