Perancangan Ulang Museum Tekstil Jakarta Dengan Pendekatan Teknologi
Abstrak
Perancangan ini mengkaji ulang interior Museum Tekstil Jakarta untuk mengatasi "museum fatigue" dan meningkatkan pengalaman pengunjung. Analisis kondisi eksisting mengidentifikasi masalah utama seperti suasana pasif, display monoton, dan alur membingungkan. Tujuan utama adalah menciptakan pengalaman museum yang dinamis, interaktif, dan edukatif. Metodologi meliputi analisis mendalam, studi literatur, dan pengembangan konsep desain. Penelitian ini mengusulkan beberapa solusi utama dengan penggunaan teknologi modern, penyusunan ulang alur pameran berdasarkan kronologi, dan perancangan sarana display yang inovatif. Hasil observasi berupa rancangan interior yang mentransformasi Museum Tekstil Jakarta menjadi destinasi budaya dan edukasi yang relevan. Perancangan ini bertujuan meningkatkan kunjungan, mengurangi museum fatigue, dan menjadikan museum sebagai model dalam mengadopsi metode edukasi optimal dengan teknologi modern. Kesimpulannya, perancangan ulang ini menawarkan solusi menyeluruh untuk merevitalisasi Museum Tekstil Jakarta, meningkatkan fungsinya sebagai institusi pendidikan dan pelestarian warisan budaya, serta menciptakan pengalaman yang lebih bermakna bagi pengunjung di era kontemporer.
Kata kunci: museum, tekstil, teknologi, interaktif, edukasi
Referensi
Ching, F. D. (1996). Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga.
Tjahjopurnomo, R., Arbi, Y., Yulianto, K., Ridwan, A., Oesman, O., & Sukasno. (n.d.). Konsep Penyajian Museum.
Soedewi, S., Murdowo, D., Wulandari, R., Aditsania, A., & Harry Gunawan, P. Prabu Geusan Ulun.
Prabasworo, B., Fatharani Adrin, A., & Primiana Yuniati, A. (2020). Perancangan signage lapangan Gasibu Kota Bandung. eProceedings of Art & Design, 9, 169–180.
Meisari, Y., Cardiah, T., & Mulya Raja, M. T. (2021). Redesain Interior Museum.
Hanum, P. R. M., Asharsinyo, D. F., & Hanum, I. (2024). Perancangan ulang interior Museum Nasional Indonesia. eProceedings of Art & Design, 11(1), 1943–1961.
Panero, J., & Zelink, M. (1979). Human Dimension and Interior Space. Whitney Library of Design.
Yahya, M. (n.d.). Manajemen Seni Rupa. Kencana.
Lord, B., & Lord, G. D. (2019). Manual of Museum Planning. AltaMira Press.
Annas, M. (2019). Museum edukasi jamu Sidomuncul di Semarang. 78–83. http://repository.unika.ac.id/21303/5/15.A1.0042_Annas_BAB4.pdf
Lilja, J. (2014). Interactive digital storytelling and tangibility in cultural heritage museums. Josefin Lilja.
Oktaviani, A., & Rifai, D. M. (2023). Peranan tata letak objek pameran, tata warna, dan pencahayaan dalam menarik minat pengunjung Museum Macan Jakarta. Jurnal Ilmiah Arjouna: Architecture and Environment Journal of Krisnadwipayana, 7(2). https://doi.org/10.61488/jia.v7i2.237
Thenesa, E., Indrawan, H., & Seni Rupa dan Desain, F. (2022). Penerapan konsep interaktif pada ruang pameran Museum Pemadam Kebakaran. Desember, 5(1), 109.
Dzakwan Putra, G., & Hermawan, D. I. (2022). Penerapan teknologi dan sistem interaktif pada perancangan interior Museum Kebudayaan Sribaduga Jawa Barat. Prodi Desain Interior. https://www.youtube.com/watch?v=njq2omqvY3k&ab_channel=Holo2Go
Suratmin. (n.d.). Fungsi dan Manfaat Museum, 1(1), 100–107.
Kalantzis-Cope, P., & Gherab-Martín, K. (2010). Emerging Digital Spaces in Contemporary Society: Properties of Technology. https://doi.org/10.1057/9780230299047
Harada, T., Hideyoshi, Y., & Jean, C. (2018). Multi-sensory transformation approach. Proceedings of Art & Design, 2221–2228.
Pallasmaa, J. (2014). Museums for a New Millennium: Concepts, Projects, Buildings. Monacelli Press.
DePorter, B., & Mike, H. (1992). Quantum Learning: Unleashing the Genius in You. Dell Publishing.
Karsa, J. R., Brunner, T., Gunawan, N., Susilawati, D., Dewi, V. K., Dwi, S., Arsitektur, A. J., Sipil, T., & Perencanaan, D. (2018). Pengolahan tata ruang pada bangunan cagar budaya di Jalan L.L. Re. Martadinata Bandung. Jurnal Arsitektur Reka Karsa, VI(2), 1–14.
Tandy, T., Tirtaatmadja, A., & Widyani, A. I. (2020). Attraction of interactive display at the main exhibition hall of Jakarta Textile Museum. Proceedings of Ticash, 478, 216–224. https://doi.org/10.2991/assehr.k.201209.030
Fadhilla Novrizka, D., & Widayat, R. (2023). Interior design of Samin Community Culture Museum with Neo Vernacular Concept in Blora. TAMA: Journal of Visual Arts, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.61405/tama.v1i1.681
Kaunang, S. A., & Ardianto, O. P. S. (2023). Kajian konsep multi-sensory experience pada interior Museum Batik Indonesia sebagai sarana edukasi & rekreasi mengenai batik bagi pengunjung usia muda. Jurnal Sains dan Seni ITS, 11(4), 124–129. https://doi.org/10.12962/j23373520.v11i4.72978
Bitgood, S. (2000). The role of attention in designing effective interpretive labels. Journal of Interpretation Research, 5(2), 31-45.
Bitgood, S. (2009). Museum fatigue: A critical review. Visitor Studies, 12(2), 93–111. https://doi.org/10.1080/10645570903203406
Bitgood, S. (2013). Attention and Value: Keys to Understanding Museum Visitors. Left Coast Press.
Falk, J. H., & Dierking, L. D. (2000). Learning from Museums: Visitor Experiences and the Making of Meaning. AltaMira Press.
Gilman, B. I. (1916). Museum fatigue. The Scientific Monthly, 2(1), 62-74.
Hein, G. E. (1998). Learning in the Museum. Routledge.
Serrell, B. (1996). Exhibit Labels: An Interpretive Approach. AltaMira Press.