PERANCANGAN INTERIOR REST AREA DE NGASO SOREANG DENGAN PENDEKATAN BHIOPILIC DESIGN
Abstrak
Pergerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain merupakanhal yang kerap dijumpai di kalangan masyarakat. Mobilitas penduduk tidak
selamanya bersifat menetap di suatu wilayah tertentu, biasanya mereka akan mecari
tempat yang paling nyaman menurutnya. Rest Area merupakan tempat yang
menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleg pengguna jalan sehingga baik
pengemudi, penumpang maupun kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara
karena alasan Lelah. De Ngaso merupakan salah satu Rest Area dan tempat wisata
keluarga yang terletak di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Metodologi yang
diterapkan pada perancangan ini adalah melalui hasil observasi, wawancara dan
literatur. Seiring berjalannya waktu, perkembangan dalam pembangunan kawasan
pariwisata akan berdampak pada banyaknya konflik yang bermunculan terkait isu
kerusakan lingkungan. Berdasarkan isu-isu yang telah disebutkan, maka pendekatan
biophilic dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada. Pendekatan ini akan
diterapkan pada perancangan bangunan rest area dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan dan desain yang ramah lingkungan. Maka dari itu dibutuhkan
sebuah kawasan yang menyediakan berbagai jenis fasilitas yang dapat memenuhi
kebutuhan para pengendara ataupun pengunjung sebagai tempat istirahat sehingga
dapat melakukan perjalanan dengan selamat hingga sampai di tujuan.
Kata Kunci: rest area, biophilic, mobilitas penduduk, kerusakan lingkungan
Referensi
J. Priatman. (2012).
arsitektur empatik,= dalam Seminar Nasional Menuju
Arsitektur berEmpati Surabaya: Universitas Kristen Petra. 38-
Febriana, Monica. 2016.
Konteks Desain Interior=. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
-131.
Browning, William., Ryan, Catherine., Clancy, Joseph. 14 Patterns of Biophilic
Design. New York: Terrapin Bright Green, 2014. E-book.
Subroto, Mitha Angreani., Priatman, Jimmy., Rahardjo, Jani.
kesadaran biophilia pada mahasiswa calon pengguna gedung
P1 dan P2 Universitas Kristen Petra Surabaya=.Dimensi Utama
Teknik Sipil, Vol. 2, (2015): 3.
Priatman, Jimmy.
Arsitektur Empatik. in Seminar Nasional - Menuju Arsitektur
Berempati, (Mei 2012): 35-45.
Kay, Kalonica., Yusti, Kusumarini., Anik, Rakhmawati.
Biophilic Design pada Interior Fasilitas Pendidikan Tinggi=.
Dimensi Interior, Vol.17, No.1, (Februari 2019): 7-8.
Anwar, Hendi., Abdulhadi, Reza Hambali Wilman., Raja, Togar Mulya.,
Jannaty, Alifannisaa Rizqi Nuur., Aura, Arista Widyani.
Bandung Sebagai Pembentuk Persepsi Pengguna=. Jurnal
Arsitektur Arcade. 2021. 1.
Kellert, S. R. (Kellert, 2005)10. Building for Life : Designing and Understanding
the Human-Nature Connection. Island Press, Washington DC.
Kellert, S. R., & Wilson, E. O. (Wilson, 1993)11. Biophilia, Biophobia, and
Natural Landscapes. In the
Biophilia Hypothesis (pp. 73–137).
Browning, William., Ryan, Catherine., & Clancy, Joseph (Terrapin, 2014)12.
Fourteen Patterns of Biophilic Design: Improving Health &
Well-Being in the Build Environment. New York: Terrapin
Bright Green, LLC. (pp : 13-14).
S.Kellert and E.Calabrese,The Practice of Biophilic Design. (Kellert, 2015)7 .
Neufert, Ernst. 2002. Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta
:Erlangga. ( Alih Bahasa
oleh Sjamsu Amril )
Ching, Francis D.K.1985. Architecture : Form, Space and Order, Jakarta,
Erlangga.
STANDAR Konstruksi dan Bangunan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk
Jalan Tol, 1 (2009).
UU No.22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (p. 203). (2009).
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya