PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN BETAWI DI JAKARTA
Abstrak
Pementasan seni pertunjukan Betawi di Jakarta pada saat ini hanya terbatas pada
event-event kesenian budaya dan panggilan diacara hajatan saja. Di Jakarta sendiri hanya
terdapat amphiteater terbuka di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan yang rutin
mementaskan seni pertunjukan Betawi dan belum terdapat gedung pertunjukan yang dibuat
secara khusus untuk mementaskan seni pertunjukan Betawi. Padahal faktanya minat
masyarakat terhadap kesenian Betawi kian bertambah tiap tahunnya. Seni pertunjukan Betawi
juga memiliki ciri khas tersendiri, yaitu interaksi para penampil ke penonton yang cukup tinggi
sehingga dibutuhkannya panggung yang didesain secara khusus untuk mementaskan seni
pertunjukan Betawi. Maka dari itu perwujudan gagasan perancangan baru Gedung Seni
Pertunjukan Betawi dapat menjadi solusi untuk memfasilitasi pementasan seni pertunjukan
Betawi serta dapat mengangkat derajat seni pertunjukan Betawi khususnya di Jakarta ke tingkat
yang lebih baik lagi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data
dikumpulkan dengan teknik kuesioner, wawancara, observasi, dan studi literatur. Responden
dalam penelitian ini sebanyak 182 orang warga Jakarta dan sekitarnya. Hasil menunjukan minat
masyarakat yang cukup besar terhadap seni pertunjukan Betawi dan dibutuhkannya tempat
untuk mewadahi pementasan seni pertunjukan Betawi yang nantinya juga akan menjadi tempat
pembelajaran serta pelestarian kesenian budaya Betawi khususnya di Jakarta
Kata Kunci : Seni, Pertunjukan, Betawi, Jakarta
Referensi
Akanfani, F., dkk. (2022). Tari Topeng Betawi : Kajian Filosofis dan Kajian Simbolis. Vol.
(2), 91.
Appleton, Ian. (2008). Building for the Performing Arts : A Design and Development
Guide. Amsterdam: Elseiver.
Ching, Francis DK. (2008). Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Doelle, Leslie L. (1985). Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga.
Ibrahim, J. (2006). Teater Rakyat Sebagai Media Kritik Sosial: Fungsi Humor Dalam Seni
Pertunjukan Lenong Betawi. Humaniora, Vol. 18 (1), 97.
Jatnika, E. (2018). Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan Betawi. (Laporan Penelitian,
Universitas Pakuan).
Mahardika, S., Ahmad, N., Ariesa, F. (2022). Perancangan Baru Interior Museum
Tanaman Langka Indonesia Di Jakarta Dengan Pendekatan Teknologi. E-Proceeding of
Art & Design, Vol. 8 (6), 4129
Mediastika, Christina E. (2005). Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya
di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Murgiyanto, Sal. (1995). Mengenai Kajian Pertunjukan. Jakarta: Yayasan Obor dan
Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan.
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.
Panero, Julius., & Martin, Zelnik. (1979). Human Dimension & Interior Space. Jakarta:
Erlangga.
Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 17 Tahun 2015. Tentang Standar Usaha Gedung
Pertunjukan Seni.
Purbasari, M. (2010). Indahnya Betawi. Humaniora, Vol. 1 (1), 2.
Rohmawati, R. (2016). Fenomena Tari Cokek di Jakarta. Pantun: Jurnal Seni Drama Tari
Dan Musik, Vol. 1 (2), 97.
Sarihati, T., Widodo, P., & Widihardjo, W. (2015). Penerapan Elemen-Elemen Interior
Sebagai Pembentuk Suasana Ruang Etnik Jawa Pada Restoran Boemi Joglo. ATRAT:
Jurnal Seni Rupa, Vol. 3 (3), 215.
Simanjuntak, J., & Natanael, D. (2021). Analisis Subjektif Teknik Perekaman Stereo Pada
Ensambel Tanjidor. Jurnal Seni Musik, Voli. 11 (2), 40.
Sukotjo. (2021). Dinamika Perkembangan Musik Gambang Kromong Betawi. Selonding:
Jurnal Etnomusikologi. Vol. 17 (1), 3.
Susetyo, Bagus. (2007). Pengkajian Seni Pertunjukan Indonesia. Semarang: Sendratasik
FBS Unnes.