Perancangan Baru Interior Gereja-mal/ruko Jb3 Church Home For All Di Kota Bandung Dengan Pendekatan Religius Karismatik
Abstrak
Di Indonesia, umat kristiani sebagai agama minoritas memiliki keterbatasan dalam pengembangan bangunan gereja. Hal ini menginisiasi umat kristen di wilayah urban Indonesia untuk mengembangkan tipologi khusus yang menggabungkan gereja dengan mal atau ruko. Crane (2021) menyebutkan bahwa gereja dengan tipe ini memiliki potensi untuk menjadi ruang dengan banyak kegunaan seperti, menjadi bisnis pada hari senin sampai jumat, menjadi ruang kelompok sel pada malam hari, dan menjadi pertemuan ibadah di akhir pekan. Potensi pemanfaatan ruang berdasarkan fungsi yang beragam menjadi penting untuk dibahas demi keberlangsungan gereja sebagai pusat komunitas. Dalam menjalankan perannya sebagai pusat komunitas selain dalam pemanfaatan ruangnya, gereja juga harus dapat memberi makna dan identitas pada ruangnya. Sebagaimana dikatakan oleh Widyakusuma (n.d.) Pengguna mendefinisikan dan memberi makna pada ruang, ruang juga mendefinisikan dan memberi makna pada pengguna. Pada survey dan wawancara yang telah dilakukan, terjadi permasalahan pada sirkulasi, akustik, dan juga layout JB3 Church Home For All. Selain itu, mengingat adanya tipologi baru gereja-mal/ruko yang disebutkan Crane (2021), Gereja dengan tipe ini mengalami kerancuan dalam mendefinisikan kesakralannya sebagai identitas sebuah bangunan gereja. Dari permasalahan yang sudah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perancangan baru JB3 Church Home For All.
Kata Kunci: gereja, interior, religius, ruko, sakral
Referensi
Crane, M. D. (2021). What is the urban church? Apa itu gereja perkotaan?
Dody, A., Agustinus, P., Arief, N., Angel, H., Yap, B., Kahagi, C. A., & Purnomo, A. D. (2023). Himne sebagai inspirasi konsep redesain Gereja Baptis Efrata di Bandung. Archimane, 1(2), 187–196. https://doi.org/10.59810/archimane/v1i2.23
GII Hok Im Tong. (2024). Allah yang Imanen. https://hokimtong.org
Harmanta, A. L. H. (2019). Penerapan konsep metafora pada desain bangunan sport club.
Hotmarlina, E. (n.d.). Ibadah dan liturgi denominasi karismatik.
Jelly Siwu, M., & Waani, J. O. (n.d.). Pendekatan sakralisme pada bangunan Gereja Masehi Injili di Minahasa. Sacred study in Christian architecture. http://artikata.com/arti-348667-sakral.html
Lesmana, H., & P. R. (n.d.). Makna bait Allah dalam 1 Korintus 3:16-17 dan implikasinya bagi orang percaya.
Novita, D., & Lukman, A. L. (2023). The impact of building openings towards the congregation’s sense of space: Case study of St. Gabriel Church Bandung. Journal of Unpar, 7. www.journal.unpar.ac.id
Nursandy, M. R. A., Widyaevan, D. A., & Yuniati, A. P. (2023). Translasi pendekatan sinematika ke dalam perancangan ulang interior Bandung Creative Hub.
Pradnya Haryanti, I., & Wiliarto Wirasmoyo. (2021). Penerapan ruang fleksibel terhadap aktivitas pengguna pasar tradisional Kemakmuran di Kabupaten Kotabaru. Jurnal RUAS, 19(2).
Sasongko, M. H. (n.d.). Gereja karismatik dan inkulturasi musik di dalam sistem ibadahnya.
Tjandradipura, C., Santosa, I., Adhitama, G. P., Sugiharto, I. B., & Wibisono, A. (2022). Artificial light as a supporting element to achieve sacredness in the Holy Spirit Cathedral Church of Denpasar. Journal of Visual Art and Design, 14(2), 167–180. https://doi.org/10.5614/j.vad.2022.14.2.11
Widyaevan, D. A. (2023). Analyzing monstrous maternal in Jendela and A Mother’s Love interior mise-en-scene. ProTVF, 7(1), 34. https://doi.org/10.24198/ptvf.v7i1.36107
Widyakusuma, O. A. (n.d.). Dampak elemen interior terhadap psikologis dan perilaku pengguna ruang.
Wuri, O. F., Waani, J. O., & Wuisang, C. E. V. (n.d.). Christian Center di Manado (metafora Tadao Ando).
Zaluchu, S. (2021). Manifestasi kehadiran Tuhan di dalam teologi Kristen: Dari tabernakel Musa ke bait Allah yang hidup. Khazanah Theologia, 3(1), 25–34. https://doi.org/10.15575/kt.v3i1.11158