Optimalisasi Umur Mesin Dan Jumlah Maintenance Set Crew Dengan Menggunakan Metode Life Cycle Cost (lcc) Dan Reliability Availability Maintainability Analysis (ram) Pada Water System Hot Strip Mill Di Pt Krakatau Steel (persero) Tbk
Abstract
Kebutuhan baja kasar (crude steel) tercatat terus meningkat, yaitu dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 juta ton pada 2014. Kebutuhan baja kasar diproyeksikan akan mencapai 17,5 juta ton di tahun 2019. PT Krakatau Steel adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan mempunyai kapasitas sebanyak 3,15 juta ton per tahun. kapasitas yang paling besar yaitu baja Hot Rolled Coil/Plate sebesar 1,55 juta ton per tahun yang dihasilkan di pabrik Hot Strip Mill (HSM). Bisa dikatakan 49% kapasitas produksi pada PT Krakatau Steel dihasilkan oleh pabrik HSM. Untuk menjaga agar kualitas dari baja yang dihasilkan, terdapat Water System yang merupakan sistem pengairan pada pabrik yang digunakan untuk mengurangi defect pada produk akibat scale. Oleh karena itu, perlu adanya analisis Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) serta penentuan umur mesin optimal pada Water System dan jumlah maintenanace crew yang tepat. Metode yang digunakan adalah metode Life Cycle Cost dan RAM. Dari hasil pengolahan data menggunakan RAM Analysis dengan menggunakan pemodelan reliability block diagram (RBD), sistem memiliki nilai Reliability 34,447% pada jam ke 168. Nilai Inherent Availability sebesar 99,9993% dan Opertational Availability 99,9973223%. Berdasarkan World Class Maintenance Key Performance Indicator (KPI) , indikator dari Leading Availability sudah mencapai target indikator yang diberikan. Berdasarkan hasil perhitungandidapatkan Life Cycle Cost terkecil adalah Rp 27.348.870.107 dengan umur optimal tujuh tahun dan jumlah maintenance crew berjumlah dua. Kata Kunci: Reliability, Availabilty, Maintainability, Life Cycle CostDownloads
Published
2017-08-01
Issue
Section
Program Studi S1 Teknik Industri