Studi Kelayakan Budidaya Puyuh Di Desa Rajamandala Kulon Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat
Abstract
Abstrak Pekerjaan merupakan sebuah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. Keterbatasan lapangan pekerjaan menyebabkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Wirausaha (enterpreneurship) merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran. Selain dapat meningkatkan segi ekonomi dari pemilik wirausaha, kegiatan wirausaha dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Wirausaha dapat dikategorikan menjadi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Besar. Jumlah UKM di Kabupaten Bandung Barat meningkat pada tahun 2014-2015 sehingga dapat membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Berternak merupakan salah satu usaha yang mudah dikembangkan dan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu usaha berternak yang mudah dikembangkan dan memiliki gizi yang tinggi yaitu budidaya burung puyuh. Dalam studi kelayakan ini akan dibahas secara mendalam kelayakan budidaya burung puyuh di UKM Ikhlas Quail Farm (IQF) yang terdapat di Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Analisis dilakukan dengan meninjau kelayakan dari aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek legal dan aspek finansial. Berdasarkan aspek pasar didapatkan bahwa pasar potensial telur burung puyuh sebesar 94,5%, untuk pasar tersedia sebesar 77,5%, dan pasar sasaran sebesar 7,69%. Dari aspek teknis, produksi telur burung puyuh disesuaikan dengan kapasitas kandang. Aspek lingkungan, limbah dari budidaya burung puyuh dapat diolah kembali menjadi pakan ikan lele sehingga limbah dapat bermanfaat bagi masyarakat. Aspek legal, UKM IQF telah mendapatkan surat izin usaha dari pemerintah. Berdasarkan hasil aspek finansial dengan proyeksi selama periode 5 tahun menunjukkan bahwa nilai NPV yaitu Rp 68.460.286, nilai IRR yaitu 31,86% , dan nilai payback periode 3,866 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya burung puyuh dikatakan layak, karena NPV bernilai positif dan IRR lebih besar dari MARR. Kata kunci: budidaya, telur burung puyuh, studi kelayakanDownloads
Published
2017-08-01
Issue
Section
Program Studi S1 Teknik Industri