Perancangan Model Simulation And Optimization Untuk Meminimasi Biaya Operasional Bongkar Muat Kereta Over Night Services (ons) Pada Stasiun Gudang Pt Kereta Api Logistik (Kalog)
Abstract
Abstrak PT Kereta Api Logistik merupakan perusahaan logistik yang menggunakan kereta api sebagai moda transportasi. Salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh PT Kereta Api Logistik adalah Kereta ONS (Over Night Services) yang merupakan kereta khusus angkutan ritel yang memiliki rute Jakarta Gudang (JAKG) – Pasar Turi (SBI) dan sebaliknya. Kelemahan moda transportasi kereta api adalah terdapatnya simpul antar moda dalam hal ini adalah biaya bongkar muat, pada aktivitas operasional bongkar muat biaya tenaga kerja bongkar muat memiliki proporsi yang paling besar diantara komponen lainnya yaitu sebesar Rp. 424.835.197 dari total biaya operasional bongkar muat. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah meminimalkan total biaya operasional bongkar muat dengan alokasi jumlah pekerja bongkar muat yang tepat. Dengan menggunakan pendekatan discrete event simulation dan melakukan simulation optimization guna menghasilkan solusi yang layak. Total biaya operasional bongkar muat dapat di minimasi dengan biaya eksisting adalah sebesar Rp. 424.835.197 sementara pada kondisi usulan menghasilkan biaya Rp. 344.094.380 atau terjadi penurunan biaya operasional sebesar 11 %. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa tarif yang sesuai berdasarkan aktivitas dan biaya operasional dengan menggunakan activity based costing yang terdapat pada proses bongkar muat adalah Rp. 15.170 untuk stasiun JAKG, Rp. 10.046 untuk stasiun SMT dan Rp. 16.957 untuk stasiun SBI.
Kata kunci : Discrete Event Simulation, Simulation Optimization, Stasiun Gudang , Bongkar Muat, Minimasi Biaya Abstract PT Kereta Api Logistik is a logistics company that uses railway freight as a mode of transportation. One of the business units owned by PT Kereta Api Logistik is ONS (Over Night Services) is a dedicated railway in retail transportation who have route from Jakarta Gudang (JAKG) to Pasar Turi (SBI). The weakness of the rail transportation mode is that there are transshipments between modes in this case the loading and unloading costs, loading, and unloading labor costs have the greatest proportion among other components, which is Rp. 424.835.197 of the total loading and unloading operational costs. Therefore, the purpose of this study is to minimize the total operational costs of loading and unloading by allocating the appropriate number of loading and unloading workers. By using the discrete event simulation approach and conducting simulation optimization to generate a feasible solution, the total operational costs of loading and unloading can be minimized with the existing costs of Rp. 424,835,197 while the proposed conditions resulted in a cost of Rp. 344,094,380 or an operational cost decrease of 11%. In this study it is also known that the appropriate tariff based on activity and operational costs using activity based costing the tariff are Rp. 15.170 for JAKG station, Rp. 10.046 for the SMT station and Rp. 16.957 for SBI stations.
Keywords: Discrete Event Simulation, Simulation Optimization, Warehouse Station, Loading Unloading, Cost Minimizations