Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian Konsentrasi Pm2.5, Co2, Dan O3 Di Universitas Telkom
Abstract
Abstrak Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan aspek yang penting dalam pengendalian polusi udara karena kemampuannya untuk mereduksi polutan sampai 69%. Salah satu kota besar di Indonesia, sebagai contoh Kota Bandung, hanya memiliki kurang dari 1/5 luasan RTH. Hal ini masih di bawah batas minimal total luas RTH yang dipersyaratkan oleh regulasi. Untuk kawasan pendidikan seperti Universitas Telkom, Bandung, yang berada di antara pemukiman padat penduduk dan daerah industri, keberadaan RTH menjadi sangat penting sebagai pereduksi polutan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Jalur pengukuran dimulai dari bagian Selatan kampus dan berjalan ke arah Utara lalu ke arah Timur dan bergerak ke arah Selatan untuk kembali ke titik awal. Pengambilan data dilakukan secara bergerak selama 10 menit pada masing-masing titik, serta alat dibawa pada ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah. Sebagai perbandingan hasil pengukuran, digunakan data pengukuran dari stasiun tetap di GKU. Data konsentrasi massa PM2.5 divalidasi dengan pengalian faktor alfa sebesar 0,7 apabila nilai RH > 80%, dan konsentrasi CO2 menggunakan boxplot dimana ditentukan kuartil 1-3 (Q1, Q2, dan Q3) untuk menghilangkan data anomali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PM2.5 pada kawasan Universitas Telkom memiliki tren perubahan data yang kurang signifikan sebesar 16 µg/m3 . Hal ini disebabkan rendahnya aktivitas di dalam kampus. Untuk konsentrasi gas CO2 di Universitas Telkom lebih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, dengan level berada pada ambang batas normal sebesar 430 ppm. Konsentrasi gas O3 sebesar 130 ppb di Universitas Telkom dipengaruhi oleh emisi lokal, intensitas sinar matahari, dan kerapatan vegetasi di kawasan RTH. Hal ini sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah urban seperti kawasan Bandung Raya sebesar 120 ppb. Perhitungan menggunakan Uji ANOVA untuk melihat perubahan tren data konsentrasi terhadap perubahan luas RTH di titik pengambilan data dan menghasilkan nilai F masing-masing untuk PM2.5, CO2, dan O3 adalah 12%, 32%, dan 51%. Perubahan luas RTH memiliki hubungan yang kuat terhadap naik atau turunnya konsentrasi CO2 dan O3. Namun kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan tidak banyaknya konsentrasi partikulat yang terdeteksi sebagai pengaruh dari fungsi RTH. Kata kunci : CO2, O3, PM2.5, Ruang Terbuka Hijau. Abstract Green open space is an important aspect in controlling air pollution because of its ability to reduce pollutants by up to 69%. One of the big cities in Indonesia, i.e., Bandung City, only has less than 1/5 of the green open space area. This is still below the minimum limit for the total area of green open space required by the regulation. For educational areas such as Telkom University, Bandung, which are located between densely populated and industrial areas, the existence of green open space is very important as a pollutant reduction agent and maintaining ecosystem balance. The measuring procedure starts from the south of the campus and runs north then east and then moves south to return to the starting point. Data were collected by moving for 10 minutes at each point, and the tools were carried at an altitude of 1.5 meters above the ground. As a comparison of data results, the measurement data from the fixed stations at GKU were used. The PM2.5 mass concentration data was validated by multiplying the alpha factor of 0.7 if the RH value was >80%, and the CO2 concentration using a boxplot where quartiles 1-3 (Q1, Q2, and Q3) were determined to eliminate anomalous data. Results have indicated that PM2.5 in the Telkom University area has a less significant trend of data change (±16 µg/m3 ). This is due to the lack of activity on campus. The concentration of CO2 gas at Telkom University is more influenced by the near environment, with a level that is still at the normal threshold of ±430 ppm. O3 gas concentration of ±130 ppb at Telkom University is influenced by local emissions, sunlight intensity, and vegetation density in the green open space area. This relatively higher than the concentration of O3 gas in urban areas such as Bandung City (±120 ppb). Calculations using the ANOVA test to see changes in the trend of concentration data to changes in the area of green open space at the data collection point and produce the F values for PM2.5, CO2, and O3, respectively, are 12%, 32%, and 51%. Changes in the area of green open space had a strong relationship with the increase/decrease in the concentration of CO2 and O3. Meanwhile, the outbreak condition has made PM2.5 mass concentrations relatively weak connection to the function of open green space. Keywords: CO2, Open Green Space, O3, PM2.5Downloads
Published
2021-04-01
Issue
Section
Program Studi S1 Teknik Fisika