Usulan Perbaikan Proses Bak Panas Untuk Meminimasi Cacat Diameter Pada Produksi Tambang Polyethylene Di Pt. Xyz Berdasarkan Pendekatan Metode Dmai
Abstrak
Abstrak PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Tekstil Sandang dan Kulit (TSK), salah satu produk yang diproduksi adalah tambang polyethylene. Dalam melakukan produksi tambang polyethylene dari proses pengolahan bahan baku pada proses extrude hingga proses akhir yaitu proses packing tambang masih terdapat produk cacat yang dihasilkan. Salah satu proses yang terdapat cacat dan menjadi fokus penelitian adalah proses bak panas yang merupakan proses pengecilan diameter pada serat benang. Berdasarkan data historis produksi produk tambang polyethylene periode Oktober 2018 s.d September 2019 menghasilkan total jumlah produksi 1910108 Kg. Secara umum target produksi perbulan relative selalu tercapai namun tetap terdapat cacat yang terjadi. Diketahui jumlah rata-rata jumlah produk cacat 13258 Kg dan rata-rata presentase cacat sebesar 8,47 %. Nilai rata-rata cacat masih berada di atas batas toleransi yang ditetapkan perusahan sebesar 2%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan pendekatan Six Sigma dengan tahapan DMAI yang diharapkan dapat meminimasi cacat.Diketahui nilai sigma sebesar 3,411 sigma dan nilai DPMO sebesar 28012,951 dan dapat diidentifikasi bahwa kapabilitas proses masih dibawah 6 sigma. Dengan mencari akibat permasalah yang terjadi menggunakan tools analisis diagram sebab-akibat (fishbone) diketahui faktor penyebab terjadinya proses yang bermasalah yaitu proses ekstrude pada bak panas. Kemudian menentukan prioritas perbaikan menggunakan Failure Mode and Effect (FMEA). Usulan perbaikan yang dirancang pada proses ekstrude adalah dengan usulan pembuatan jadwal pemeliharaan mesin menggunakan strategi preventive maintenance, pembuatan usulan checksheet pemeliharaan perawatan mesin, dan pemubatan alarm penanda perubahan suhu.
Kata Kunci: Tambang Polyethylene (PE), Six Sigma, DMAI, CTQ, FMEA, Proses bak panas, Preventive maintenance, Poka-yoke
Abstract PT. XYZ is a company in the field of leather textile Clothing (TSK), one of the products in the production is Mine polyethylene. In the production of mine polyethylene from the processing of raw materials in the extruder process until the final process of packing the process is still there are defective products produced. One process that contained defects and became the focus of research is the process of ekstruder in the hot tub which is the process of reduciton of the diameter of yarn fiber. Based on historical data of mining products production polyetehelene period October 2018 s.d September 2019 produce total production amount of 1910108 Kg. In general, the relative monthly production target is always achieved but there remains a defect occuring. It is known that the average number of defective products is 13258 Kg and the average precentage of defects is 8.47%. The average disability value is still above the comapny’s defined tolerance limit of 2%. To slove the problem, researches use Six Sigma approaches with the expected dmai stage to minimize defects. Known sigma value of 3.411 Sigma and DPMO value of 28012.951 and can be identified that the process capability is still below 6 Sigma. By looking for a result of problems that occur using the analysis tool of casual diagram (fishbone) is known causation factor in the process of occurrence of problems that is the process in hot tubs. Then determine the priority of the fixes using Failure Mode and Effects (FMEA). Proposed improvements designed in the hot tub process are proposed the manufacture machine maintenance schedules using the Preventive maintenance strategy, making machine maintenance checksheet proposals, and temprature marker alarm recovery.
Keywords: Mine Polyethylene (PE), Six Sigma, DMAI, CTQ, FMEA, hot tub process, Preventive maintenance poka-yoke