Analisis Kelayakan Pembukaan Bisnis Usaha Kuliner Mas Ayam di Bintaro
Abstrak
Abstrak-Konsumsi daging ayam selalu jauh lebih unggul dibandingkan dengan konsumsi daging sapi. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia lebih sering mengonsumsi daging ayam. Melihat kondisi tersebut terciptalah Mas Ayam. Mas Ayam merupakan bisnis yang menjual produk ayam goreng kremes yang disajikan dengan sambal, sayuran serta gorengan. Mas Ayam didirikan di Bintaro, kios tersebut memiliki ukuran Panjang 4,5 Meter dengan lebar 3 Meter, karena kondisi kios yang kecil, tidak memungkinkan untuk Dine In, sehingga dilakukan sistem take away service dan delivery. Pada penelitian ini meneliti aspek pasar, teknis, dan finansial. Hasil untuk pasar potensial 96%, pasar tersedia 97%, dan pasar sasaran 1,5%. Pada aspek teknis mengidentifikasi bahan baku, peralatan operasional, dan tenaga kerja langsung. Aspek finansial mengidentifikasi data estimasi biaya berupa biaya investasi, biaya operasional, estimasi pendapatan, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, serta neraca. Setelah perhitungan pada apek finansial, selanjutnya memperhitungkan analisis sensitivitas. Hasil perhitungan didapatkan yakni MARR 10%, Net Present Value (NPV) Rp. 24.243.371, Internal Rate of Return (IRR) 23%, dan Payback Period (PBP) 2,93 tahun. Dikarenakan NPV>0, nilai IRR>MARR, dan PBP tidak lebih besar dibanding dari masa proyeksi keuangan, maka artinya pembukaan kios Mas Ayam layak untuk dilakukan.
Kata Kunci-mas ayam, analisis kelayakan, NPV, IRR, PBP
Referensi
Abidatul, D., (2015). Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry Studi Kasus pada Home Industry. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 23.
Suliyanto, (2010). Studi Kelauakan Bisnis, Yogyakarta; ANDI
Kasmir & Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi (Cet. Ke 8, Januari 20012). Jakarta; Kencana)
Andini, D.P., (2013). Studi Kelayakan Usaha Waralaba “Pangestu” di Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah Inovasi, Volume 13.